30 C
Jakarta

Nasib Buram Anak Indonesia Karena Khilafah?

Artikel Trending

Milenial IslamNasib Buram Anak Indonesia Karena Khilafah?
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com – Nasib anak-anak Indonesia hari ini berada dalam dunia yang serba suram. Berbagai tekanan mental, sosial, psikologi, bahkan ekonomi telah terjadi pada mereka.

Anak-anak yang disebut-sebut sebagai titipan Tuhan, untuk ayah dan bundanya, mencret dalam tanggung jawab mereka. Paham dan ajaran khilafah mencengkeram mereka sehingga lingkungan di sekitarnya sudah tercemar oleh pemikiran-pemikiran yang merusak.

Potret Buram Anak

Pada 2023, jumlah anak yang menjadi korban kekerasan lebih dari 800 tiap bulannya. Puncak tertinggi terjadi pada Mei 2023 yang mencapai 1.197 anak. Belum lagi anak-anak yang terperosok ke jurang radikalisme dan terorisme, begitu banyak dan memiriskan.

Sederet permasalahan anak-anak di Indonesia sangat ironis. Ada seorang ayah di Jagakarsa tega membunuh empat anaknya karena cemburu pada istrinya. Ada kasus ayah yang tega memerkosa anaknya berulang kali hingga hamil. Ada yang membuang anaknya dan anaknya menjadi terlantar (anak jalanan) karena persoalan ekonomi keluarga. Ada anak-anak yang memang sengaja dijadikan sebagai pemuas nafsu para buaya.

Dalam bidang kesehatan, persentase angka prevalensi stunting mencapai 21,6%. Ini menunjukkan bahwa satu dari lima anak Indonesia mengalami stunting. Ini terjadi karena banyak anak Indonesia yang kurang gizi. Salah satu pemicunya ialah banyaknya orang yang minim ekonomi, pendidikan, dan terlalu mempercayakan semuanya kepada Tuhan alias bersikap fatalis.

Situasi ini diperparah oleh gencarnya aktivis khilafah mempromosikan sikap fatalis tersebut kepada ribuan orang: di masjid, majelis, di sekolah, dan lainnya. Tak sedikit dari mereka mengajarkan sikap fatalis di atas, tetapi giliran mendengarkan soal parenting kesehatan, lima detik sudah menguap.

Serangkaian kasus ini semestinya membuka mata kita bahwa persoalan anak di negeri ini nyata dan berakibat fatal pada perkembangan sebuah bangsa dan negara. Lalu bagaimana kita memberikan pengarahan sehingga anak-anak masih bisa memiliki masa depan yang berarti?

BACA JUGA  Menunggu Tindakan Strategis Pemerintah terhadap Propaganda Khilafah

Akibat Paham Khilafah?

Berbagai macam keburukan yang menimpa anak-anak negeri ini muncul sebagai akibat ekonomi, pendidikan dan penerapan sistem hidup fatalis ala aktivis khilafah. Situasi ini bagi saya menggambarkan masyarakat yang sakit.

Paham khilafah yang disebut-sebut menjadi solusi hanyalah menjadi racun mematikan bagi akal dan naluri anak-anak Indonesia. Ketika pemahaman agama hanyalah dijadikan sebagai praktik politik kekhalifahan, maka agama kehilangan moral dan tidak lagi menjadi standar etik. Makanya, banyak anak rela membunuh karena alasan-alasan agama.

Ingat, hari ini agama bagi mereka sudah bukan lagi menjadi standar pilihan hidup. Tetapi hanya hawa nafsu menjadi penentu sekadar untuk mencari panggung politik. Khilafahisme telah menghilangkan norma etis agama dan moderasi agama untuk kehidupan manusia Indonesia.

Ini semua menunjukkan betapa lemahnya sistem khilafah. Sistem itu tidak dapat menjalankan fungsinya sebagai tempat yang aman bagi anak. Sistem khilafah hanya menjadi alat untuk perang, mengebom dan pemiskinan pada akal sehat anak. Lingkungan dan sistem khilafah telah abai memberikan jaminan keamanan kepada anak-anak menjadi bukti tambahan lemahnya jaminan negara atas keamanan anak.

Semua itu adalah buah dari sistem khilafah. Sistem ini membawa kerusakan pada masyarakat dan meruntuhkan sendi-sendi kehidupan manusia. Sistem ini membuat manusia tidak lagi menjadi mulia karena perilakunya seperti binatang. Oleh karenanya, sudah seharusnya sistem rusak ini dibuang jauh-jauh.

Agus Wedi
Agus Wedi
Peminat Kajian Sosial dan Keislaman

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru