27.4 C
Jakarta

Serial Pengakuan Eks Napiter (C-LI-XIII): Eks Napiter Nanang Irawan Yang Pandai Bikin Bom Teror Kini Bertobat dan Kembali ke NKRI

Artikel Trending

KhazanahInspiratifSerial Pengakuan Eks Napiter (C-LI-XIII): Eks Napiter Nanang Irawan Yang Pandai Bikin...
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com – Seseorang menjadi radikal disebabkan beberapa faktor. Satu diantara faktor tersebut adalah kesalahan dalam belajar agama sehingga mengantarkannya menjadi orang yang salah dalam memahami maksud ajaran agama itu sendiri. Kesalahan ini jelas berakibat fatal terhadap dirinya sendiri sehingga ia menjadi seorang yang merasa paling benar dan memandang orang lain yang berbeda dengannya sebagai orang yang tersesat atau kafir.

Tidak sedikit warga negara Indonesia yang terpapar radikalisme karena kesalahan dalam menerima informasi atau belajar agama. Meski begitu, pemerintah terus melakukan deradikalisasi agar orang-orang yang terpapar radikalisme kembali ke jalan yang benar. Jalan yang benar di sini adalah jalan yang diridai oleh agama dan sesuai dengan nilai-nilai yang diperjuangkan dalam suatu negara.

Negara Indonesia memperjuangkan nilai moderatisme yaitu paham yang terbuka terhadap perbedaan, menghindari perpecahan, dan mewujudkan perdamaian. Beberapa nilai ini merupakan ajaran yang dibenarkan oleh semua agama yang ada di Indonesia. Dan tentunya nilai ini berbeda dengan paham radikal yang menjadi awal timbulnya aksi-aksi terorisme.

Deradikalisasi yang dilakukan oleh pemerintah telah membuahkan hasil yang cukup membahagiakan. Banyak warga negara yang terpapar radikalisme bertobat dan hijrah ke jalan yang benar. Dia kembali ke NKRI dan berjuang untuk melawan radikalisme. Salah seorang diantaranya adalah Nanang Irawan. Nanang menjadi bagian dari teroris lantaran belajar agama yang tidak tepat yakni mudah percaya pada satu ustaz saja.

BACA JUGA  Serial Pengakuan Eks Napiter (C-LI-XXVIII): Eks Napiter Sugeng Sukses Kembangkan Usaha Water Boom, Pemancingan Hingga Kuliner

Nanang memang semasa sekolah tergolong anak yang pintar. Waktu SMA dia meraih rangking satu. Dia pernah belajar di bangku kuliah di sebuah kampus di Solo. Niatnya yang ingin serius mempelajari agama akhirnya menyeretnya pada dunia terorisme.

Saat menjadi teroris, Nanang menjadi orang lapangan yang tugasnya mengebom tempat-tempat tertentu. Dia belajar banyak sampai keluar negeri, bahkan sekarang dilepas ke pasar saja dia bisa beli bahan untuk bikin bom.

Tapi sekarang Nanang menyesali keterlibatannya dalam kejahatan teroris yang mudah mengkafirkan orang lain. Dia sampai tahu ayat-ayat apa yang dipakai untuk mendoktrin tindakan teror dan itu lebih pada penafsiran ayat saja yang salah.

Maka, perjalanan hidup Nanang ini hendaknya dijadikan pelajaran bagi siapapun, baik yang pernah terpapar radikalisme maupun tidak. Agar yang terpapar kembali ke jalan yang benar dan yang belum hendaknya berhati-hati dengan radikalisme.[] Shallallahu ala Muhammad.

*Tulisan ini disadur dari cerita eks napiter Nanang Irawan yang dimuat di media online Pojoksemarang.com

Dr. (c) Khalilullah, S.Ag., M.Ag.
Dr. (c) Khalilullah, S.Ag., M.Ag.
Penulis kadang menjadi pengarang buku-buku keislaman, kadang menjadi pembicara di beberapa seminar nasional

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru