26.7 C
Jakarta

Seorang Pemukim Yahudi Bersenjata Tembak Warga Shalat Zhuhur

Artikel Trending

AkhbarInternasionalSeorang Pemukim Yahudi Bersenjata Tembak Warga Shalat Zhuhur
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com. Tepi Barat – Serangan-serangan pemukim ilegal Yahudi di Tepi Barat kian menjadi-jadi. Dalam salah satu insiden terkini, mereka menembaki masjid yang sedang digunakan warga Palestina untuk melaksanakan shalat Zhuhur.

Kantor berita WAFA melaporkan, pada Senin (22/1/2024), sejumlah pemukim ilegal menembakkan peluru tajam ke rumah-rumah warga di Desa Jalud, selatan Nablus. Kepala dewan desa, Raed Haj Mohammad, mengatakan bahwa para pemukim itu datang dari koloni Ahya yang didirikan dengan paksa di tanah warga Palestina.

Mereka menembakkan peluru tajam ke warga dan rumah-rumah di daerah Sheikh Bishr. Raed Haj Mohammad menuturkan, peluru memecahkan jendela masjid desa saat warga sedang melaksanakan shalat Zhuhur, tapi tidak ada laporan mengenai korban luka.

Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) mengatakan penjajah Israel telah melakukan 444 serangan terhadap warga Palestina di Tepi Barat yang diduduki sejak 7 Oktober 2023. Serangan-serangan itu merentang dari pembunuhan warga Palestina hingga penghancuran properti.

OCHA mengatakan dalam laporannya bahwa hingga 22 Januari 2024, pihaknya telah “mencatat 444 serangan pemukim Israel terhadap warga Palestina, yang mengakibatkan korban jiwa warga Palestina (45 insiden), kerusakan pada properti milik Palestina (344 insiden), atau keduanya menjadi korban jiwa dan kerusakan properti (55 insiden). Ini mencerminkan rata-rata harian empat insiden”.

Sepertiga serangan pemukim terhadap warga Palestina setelah 7 Oktober 2023 melibatkan senjata api, termasuk penembakan dan ancaman penembakan. Hampir setengah dari seluruh insiden yang tercatat setelah 7 Oktober, pasukan Israel menemani atau dilaporkan mendukung para penyerang.

Pada tahun 2023, 1.229 insiden yang melibatkan pemukim Israel di Tepi Barat, termasuk Yerusalem Timur (dengan atau tanpa pasukan Israel), mengakibatkan korban jiwa warga Palestina, kerusakan properti, atau keduanya. Sebanyak 913 kejadian mengakibatkan kerusakan, 163 mengakibatkan korban jiwa, dan 153 mengakibatkan keduanya. Ini adalah jumlah tertinggi serangan pemukim terhadap warga Palestina pada tahun tertentu sejak OCHA mulai mencatat insiden yang melibatkan pemukim pada tahun 2006.

BACA JUGA  Polisi Italia Tangkap Tiga Warga Palestina, Ada Dugaan Terorisme

Kantor berita WAFA melaporkan, pada Selasa pagi, puluhan pemukim kolonial Israel juga menyerbu kompleks Masjid al-Aqsha di Yerusalem yang diduduki, di bawah perlindungan polisi pendudukan Israel. Para saksi mata mengatakan, sejumlah penjajah memasuki Masjid al-Aqsha dalam kelompok terpisah. Mereka melakukan tur provokatif melalui halaman masjid, menerima penjelasan tentang dugaan “Kuil Yahudi,” dan melakukan ritual Talmud di dekat Kubah Batu.

Pada hari yang sama, pemukim Yahudi juga membakar ruang pamer kendaraan milik Palestina di Desa Beitin, sebelah timur Ramallah. Sumber lokal mengatakan, sekelompok pemukim membakar ruang pamer penjualan kendaraan di desa tersebut, membakar semua kendaraan di dalamnya, sebelum mereka mundur dari daerah tersebut.

Sehari sebelumnya, para pemukim juga memaksa sebuah keluarga Palestina di Desa al-Ciftlik, sebelah utara Jericho, di sebelah timur Tepi Barat yang diduduki, untuk membayar denda yang besar sebagai imbalan atas pelepasan domba mereka.

Aktivis lokal Ayman Ghareeb mengatakan kepada WAFA bahwa penjajah bersenjata dari Dewan kolonial di Lembah Jordan menyerbu padang rumput yang berisi sekitar 800 domba milik keluarga Idais di Al-Ciftlik dan menangkap mereka di bawah todongan senjata sebagai persiapan untuk mengangkut mereka melalui truk.

Dia menambahkan bahwa penjajah memaksa pemiliknya untuk membayar denda yang diperkirakan mencapai 150 ribu shekel (sekitar Rp 620 juta) sebagai imbalan untuk melepaskan domba-domba tersebut dan berjanji untuk tidak menggembalakan mereka lagi di daerah Lembah Yordan. Persentase lahan yang diklasifikasikan sebagai “wilayah Israel” di Lembah Yordan diperkirakan mencapai 80 persen.

Sementara itu, ketua dewan desa di al-Ciftlik, Ahmed Ghanem, mengatakan kepada WAFA bahwa ini bukan serangan pertama yang dilakukan terhadap domba warga Palestina di Lembah Yordan. Puluhan warga sebelumnya telah menjadi sasaran serangan penjajah, termasuk penjarahan harta benda dan perampasan tanah.

Harakatuna
Harakatuna
Harakatuna.com merupakan media dakwah berbasis keislaman dan kebangsaan yang fokus pada penguatan pilar-pilar kebangsaan dan keislaman dengan ciri khas keindonesiaan. Transfer Donasi ke Rekening : BRI 033901002158309 a.n PT Harakatuna Bhakti Ummat

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru