30.8 C
Jakarta

Hindari Golput dan Gunakan Suaramu dengan Bijak

Artikel Trending

Islam dan Timur TengahIslam dan KebangsaanHindari Golput dan Gunakan Suaramu dengan Bijak
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com. Tinggal menghitung hari warga negara Indonesia akan melakukan Pemilihan Umum 2024. Hampir keseluruhan dari mereka tahu siapa saja calon presiden dan wakil presidennya. Tentu, mereka punya pilihan yang berbeda, meski lahir dan dibesarkan di negara yang sama, Indonesia.

Berbeda-beda pilihan merupakan suatu keniscayaan. Jangankan dalam persoalan pemilihan pemimpin, dalam pemilihan agama saja Islam memberikan kebebasan. Ini membuktikan bahwa masing-masing manusia punya hak kebebasan yang tidak dapat dibatasi oleh siapa pun.

Mirisnya, ada beberapa orang yang memilih golput. Mereka tidak ingin memilih calon pemimpin yang sudah ditentukan. Mereka lebih baik diam. Alasan mereka golput tidak lain dan tidak bukan adalah idealisme. Mereka belum menemukan pemimpin yang sempurna layaknya Nabi Muhammad Saw. dan pemimpin yang suci layaknya malaikat.

Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengeluarkan fatwa bahwa golput itu haram. Mendengar fatwa ini tentu pejuang golput kaget. Seakan ketenangan batin mereka terganggu. Mereka pasti menolak, ”MUI keterlaluan, semua hal direspon” dan masih banyak komentar lainnya.

Terlepas dari hiruk-pikuk sikap dalam memilih, ada hal penting yang harus diperhatikan dalam memilih pemimpin. Pertama, memilih pemimpin harus didasarkan pada hati nurani. Memilih dengan hati secara tidak langsung sudah menentukan langkah dengan bijaksana. Karena, hanya suara hati yang dapat mengantarkan ke jalan yang benar.

BACA JUGA  Benarkah Politik Sebatas Menang-Kalah, Bukan Benar-Salah?

Kedua, ketelitian dalam memilih pemimpin. Pilihan kita akan menentukan masa depan kita selama lima tahun ke depan. Jika kita benar dalam memilih, maka kehadiran pemimpin akan menjadi berkah bagi kita semua. Sebaliknya, jika kita salah memilih, maka musibah akan datang silih-berganti.

Ketelitian dalam memilih dapat dilakukan dengan melihat gagasan dan rekam jejak calon pemimpin. Gagasan dan rekam jejak akan menjadi bukti yang tidak dapat dibantah. Memilih pemimpin bukan hanya ikut-ikutan saja. Jadi, benar-benar harus dilihat apa yang telah dilakukannya selama pernah memimpin di negeri ini. Karena, rekam jejak bukanlah bualan, tetapi fakta yang tak terbantahkan.

Sebagai penutup, hindari golput dalam pemilihan pemimpin. Karena sekecil apa pun suara kita, itu akan menjadi penolong bagi orang yang membutuhkan. Bahkan, lebih baik memiliki pemimpin yang durhaka daripada tidak sama sekali. Lebih dari itu, jadilah pemilih yang kritis dan bijak karena dengan cara itulah kita sudah menenun masa depan bangsa ini dengan baik.[] Shallallahu ala Muhammad.

Dr. (c) Khalilullah, S.Ag., M.Ag.
Dr. (c) Khalilullah, S.Ag., M.Ag.
Penulis kadang menjadi pengarang buku-buku keislaman, kadang menjadi pembicara di beberapa seminar nasional

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru