30.8 C
Jakarta

Relasi Agama dan Pancasila sebagai Jalan Perdamaian

Artikel Trending

KhazanahOpiniRelasi Agama dan Pancasila sebagai Jalan Perdamaian
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com – Beberapa hari terakhir Indonesia diramaikan dengan salah satu tokoh Islam Abu Bakar Ba’asyir yang mengakui keberadaan Pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia. Pengakuan ini menjadi rame di berbagai media sosial dan kalangan masyarakat, sebab dulunya ia menganggap Pancasila sebagai ideologi yang syirik, bahkan juga menjadi salah satu tokoh yang dianggap memiliki keterkaitan dengan beberapa peristiwa dan aksi terorisme di Indonesia.

Kesadaran yang dilakukan oleh Abu Bakar Ba’asyir seharusnya menjadi teladan bagi masyarakat yang berada di bangsa Indonesia, tentang pentingnya kebersamaan tanpa ada kekerasan dalam berbangsa dan beragama.

Karena pada kenyataannya munculnya agama di bumi seharusnya menjadi teladan manusia agar bersikap dan bersifat arif terhadap sesama manusia. Dengan kata lain, apabila dipahami dengan benar, agama mengajarkan bagaimana menjadi manusia yang penuh kasih sayang, saling menjaga dan menghormati.

Hal ini merujuk pada banyaknya ayat-ayat toleransi yang ada di al-Quran, seperti dalam surah Al-Kafirun yang di dalamnya membahas tentang untukmu agamamu, dan untukku agamaku.

Ayat-ayat toleransi yang demikian juga terkandung dalam surah-surah al-Quran lainya seperti dalam surah Yunus ayat 40-41 yang membahas tentang toleransi dan tanggung jawab, dan masih banyak ayat lagi apabila dipahami dengan pikiran dan hati nurani yang jernih.

Bahkan apabila menengok dakwah yang dilakukan Nabi Muhammad Saw, beliau tidak pernah memberikan pesan kekerasan dalam menyebarkan agama Islam. Praktik toleransi sendiri pernah dilakukan di Madinah, dan menjadikan beliau sebagai manusia yang disegani di tengah-tengah perbedaan di dalamnya.

Secara garis besar hal ini menunjukkan bahwa agama memiliki peran sebagai pembentukan sikap manusia agar tunduk kepada apa yang diakuinya sebagai Tuhan, tapi tidak menyalahkan keberagamaan orang lain. Karena dalam sejarah dan praktik munculnya agama tidak pernah memberikan pesan moral yang merugikan dan merusak, melainkan mendamaikan.

Dari adanya beberapa keagamaan itulah kemudian bangsa Indonesia menemukan rumusan tentang Pancasila. Yang di dalamnya memberikan sebuah pemahaman, perbedaan setiap lini perbedaan yang ada di Indonesia termasuk keagamaan harus memiliki tempat untuk aman dan nyaman.

Dengan kata lain, mereka yang ada di Indonesia tidak hanya masyarakat Islam, melainkan ada juga Hindu, Kristen dan lain sebagainya. Dan dari setiap golongan mereka memiliki hak menjadi manusia dilindungi oleh negara melalui Ideologi Pancasila tersebut.

BACA JUGA  Ini Kriteria Profetik Calon Pemimpin yang Wajib Diketahui

Melihat realitas yang demikian Indah dalam tujuan pembentukan Pancasila, seharusnya hal ini sudah menjadi kiblat bagi manusia dalam membangun kerukunan. Tidak ada sentuhan kebencian dan menganggap dirinya lebih benar dalam isinya. Semua bersifat demokratis dan menjunjung kebersamaan, bahwa dalam diri Pancasila tersimpan nilai-nilai dan norma-norma kemanusiaan yang harus dilakukan oleh setiap manusia.

Hal ini menunjukkan bahwa melalui ideologi Pancasila, bangsa Indonesia sedang membangun romantisme keberagamaan yang tidak akan luntur oleh ideologi mana pun. Dengan kata lain, meskipun banyak gejolak yang berusaha membombardir, melnturkan, bahkan ingin menggantinya, ideologi Pancasila tidak akan tergoyahkan.

Sebab, dalam ideologi Pancasila tertanam jiwa-jiwa manusia untuk menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan semangat persatuan. Perbedaan bukanlah sebuah kesalahan atau keburukan, melainkan sebuah takdir yang harus dijaga dan rawat.

Dengan demikian dapat dikatakan, bahwa agama dan Pancasila sebenarnya memiliki tujuan yang sama, yaitu sama-sama membangun kebersamaan. Prinsip utama agama ialah menjadikan manusia bersikap santun dan taat, begitu juga Pancasila memiliki menjadikan warga Indonesia menjadi Taat dan menjaga keharmonisan di dalamnya.

Maka, apabila dua hal ini dipahami dan dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari, tentu manusia akan menyadari, bahwa yang paling utama adalah membangun kerukunan dan perdamaian di muka bumi ini. Dan, perdamaian tersebut akan tercapai apabila dijadikan pedoman dalam meniti kehidupan yang arif dan santun, dan Pancasila merupakan bentuk aturan yang akan menjadi jembatan agar manusia bisa saling menghormati dalam hidup bersosial.

Sebagaimana pesan Bung Karno, bahwa kalau jadi Hindu jangan jadi orang India, kalau jadi orang Islam jangan jadi orang Arab, kalau Kristen jangan jadi orang Yahudi, tetaplah jadi orang nusantara dengan adat-budaya nusantara yang kaya raya ini.

Inilah  yang harusnya terpaten dalam pemikiran kita, bahwa agama dan Pancasila akan membangun keseimbangan dalam meniti kehidupan. Dan, manusia akan menemukan ketenangan, kerukunan dan perdamaian di dalamnya.

Suroso, S.Ag
Suroso, S.Ag
Alumni UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru