30.8 C
Jakarta

Ramadhan Suka Cita di Tengah Pandemi

Artikel Trending

KhazanahOpiniRamadhan Suka Cita di Tengah Pandemi
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Tidak terasa. Bulan suci, bulan maghfirah, bulan penuh rahmat, bulan diturunkannya Al-Qur’an, bulan yang di dalamnya terdapat lailatul qadr, sudah di hadapan mata. Hampir semua orang menunggu datangnya momen istimewa yang hanya datang satu kali dalam setahun ini. Sayang, sorak sorai gembira menyambut bulan Ramadhan pada tahun ini kita tersendat oleh kekhawatiran dan ketidakpastian karena pandemi COVID-19.

Ramadhan kali ini akan sangat berbeda dibanding tahun sebelumnya. Hal ini bisa jadi karena kita sedang diuji dengan wabah penyakit yang hampir merata di seluruh dunia: COVID-19. Sungguh, COVID-19 ini telah menyita perhatian semua pihak. Berbagai aktivitas rutin diganti work from home (WFH). Bahkan Arab Saudi juga menutup akses jemaah yang ingin melaksanakan ibadah umrah dan hal lainnya.

Kondisi ini pula yang telah memengaruhi psikologi masyarakat. Khawatir, cemas dan rasa was-was terhadap penyebaran penyakit tersebut. Sehingga saat ini mereka lebih fokus ke COVID-19 daripada kegiatan lainnya, termasuk dalam menyambut bulan Ramadhan yang akan tiba sebentar lagi.

Meski demikian, kondisi tersebut tidak menjadi alasan kita untuk tidak bersuka cita dalam menyambut Bulan Ramadhan. Karena ia butuh pada persiapan individu, peningkatan spiritual, dan tak perlu mengumpulkan orang banyak. Bagaimanapun keadaan kita saat ini, bukan berarti kita lalai akan pertemuan dengan bulan Ramadhan.

Pertemuan kita dengan Ramadhan menjadi misteri, tidak ada yang tahu. Karena tidak ada jaminan bagi seseorang/hamba untuk bertemu dengan tamu agung tersebut. Oleh karena itu, kita senantiasa berdoa memohon kepada Allah Swt agar diberikan kesempatan untuk dapat bertemu dengan Ramadhan tahun ini.

Sudah seyogianya kita sebagai umat Islam, mempersiapkan diri menyambut Ramadhan di tengah pandemi ini. Bergembira dengan datangnya Ramadhan yang penuh berkah, adalah cerminan ketakwaaan yang ada dalam hati kita. Sejatinya bulan Ramadhan adalah salah satu dari syiar dalam agama kita, yang harus senantiasa kita hormati dan agungkan. Allah Swt berfirman:

ذَلِكَ وَمَنْ يُعَظِّمْ شَعَائِرَ اللَّهِ فَإِنَّهَا مِنْ تَقْوَى الْقُلُوبِ

Demikian (perintah Allah) dan barang siapa mengagungkan syiar-syiar Allah, maka sesungguhnya itu timbul dari ketakwaan hati.” (QS Al-Hajj [22]: 32)

Menyambut Ramadhan adalah keniscayaan. Hanya orang-orang fasik dan zalim yang mengabaikan kehadiran bulan Ramadhan. Bahkan mereka mencela, membenci, dan menganggapnya sebagai penjara jiwa yang mengekang hawa nafsu yang senantiasa diperturutkannya. Hal-hal yang perlu dilakukan dalam menyambut bulan suci Ramadhan di tengah pandemi, antara lain:

1. Bertaubat Kepada Allah Swt

Sejatinya bertaubat diperlukan setiap saat. Sebab, siapapun kita pasti tidak lepas dari kesalahan. Bertaubat sebelum memasuki bulan Ramadhan menunjukan keseriusan kita dalam memuliakan bulan suci tersebut. Sehingga ketika memasuki bulan Ramadhan tidak ada lagi sekat-sekat yang bisa menghalangi dirinya dari amal saleh. Allah Swt berfirman:

وتوبوا الى الله جميعا أيها المؤ منون لعلكم تفلحون

“Bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.” (QS. An-Nur[24]: 31)

2. Memperbanyak Doa Kepada Allah Swt

Bulan Ramadhan adalah bulan diijabahnya doa. Jadi perbanyaklah doa, memohon semua hajat kita, baik hajat dunia maupun akhirat. Allah Swt berfirman:

واذا سالك عبا دي عني فاني قريب اجيب دعوة الداع اذا دعان فليستجيبوا لي وليؤمنوا بي لعلهم ير شدون

 

“Dan apabila hamba-hambaku bertanya kepadamu (Muhammad) tentang aku, maka sesungguhnya aku dekat. Aku kabulkan permohonan orang yang berdo’a kepadaku. Hendaklah mereka itu memenuhi (perintah)-ku dan beriman kepada-ku agar mereka memperoleh kebenaran.” (QS. Al-Baqarah [2]: 186).

BACA JUGA  Kaffah Tanpa Khilafah, Kenapa Tidak?

Ibnu Katsir menerangkan, masalah ini disebutkan di sela-sela penyebutan hukum puasa. Ini menunjukan akan anjuran untuk memperbanyak doa ketika bulan itu sempurna. Bahkan diperintahkan memperbanyak doa setiap kali berbuka puasa. Penafsiran Ibnu Katsir menunjukan, Ramadhan adalah waktu terkabulnya doa. Ada tiga waktu yang bisa digunakan untuk memperbanyak doa: waktu sahur, saat berpuasa, dan ketika berbuka puasa.

3. Persiapan Jiwa dan Spiritual

Mempersiapkan diri lahir dan batin guna melaksanakan ibadah puasa dan ibadah-ibadah agung lainnya di bulan Ramadhan dengan sebaik-baiknya. Yaitu dengan memperbanyak membaca al-Qur’an, zikir, berdoa dibarengi hati yang ikhlas sesuai dengan petunjuk sunnah Nabi Saw.

Persiapan jiwa dan spiritual merupakan hal yang penting untuk memetik manfaat sepenuhnya dari ibadah puasa. Penyucian jiwa dengan berbagai amal ibadah dapat melahirkan keikhlasan, kesabaran, ketawakalan, dan amalan-amalan hati lainnya yang akan menuntun seseorang kepada jenjang ibadah yang berkualitas.

4. Membuka Lembaran Baru yang Lebih Baik

Tidak peduli bagaimana kelamnya masa lalu, hidup dipenuhi dosa dan kegagalan demi kegagalan, kita harus menutup lembaran lama agar tidak menjadi beban dan memberatkan langkah kita untuk menyambut tamunya Allah Swt. Orang yang beruntung adalah, “Seorang yang mendapati keimanannya hari ini lebih baik dari kemarin”.

5. Menjaga Kebersihan dan Kesehatan

COVID-19 mudah sekali untuk menular dan menyerang kesehatan tubuh kita, maka hal yang perlu kita siapkan adalah menjaga kebersihan dan juga kesehatan. Kita bisa memulai untuk menjaga kebersihan dari diri kita sendiri, lalu lingkungan sekita kita. Misalnya kamar tidur hingga halaman rumah. Selain itu persiapkan selalu alat kesehatan seperti masker, sarung tangan, dan hand sanitizer.

6. Mengonsumsi Vitamin dan Makanan Bergizi

Selanjutnya yang perlu kita siapkan untuk menyambut Ramadhan ialah rajin mengonsumsi vitamin dan makanan bergizi seperti sayur-sayuran dan buah-buahan. Vitamin akan melindungi tubuh dan memenuhi kebutuhan nutrisi, sehingga tubuh tidak mudah lelah ataupun sakit. Sistem imun yang baik akan menjadi penghalang virus, bakteri, serta kuman untuk menginfeksi tubuh.

Hikmah di Balik COVID-19

Wabah COVID-19 merupakan ujian yang diberikan Allah untuk menguji siapa yang lebih baik amalnya. Setiap musibah selalu terdapat banyak hikmah di dalamnya, termasuk COVID-19. Pertama, sebagai pemanasan kita menjelang datangnya bulan Ramadhan. Dengan diterapkannya isolasi diri, jaga jarak dan di rumah aja. Ini semacam puasa yang tetap makan dan minum.

Secara tidak langsung kita diajarkan, ternyata puasa bukan seremonial menahan haus dan lapar saja. Hakikatnya juga menahan diri dari lidah dan fisik yang menyakiti orang lain. Menjaga jarak dari semua kemaksiatan-kemaksiatan dunia dan menghindari memakan makanan yang haram. Juga menjauhi sifat rakus, sombong, dan kufur terhadap nikmat yang Allah berikan.

Kedua, kita menyadari bahwasanya kita makhluk yang lemah. Hanya dengan batuk dan bersin saja kita bisa melayang nyawa. Ketiga, memahami hakikat manusia tidak bisa hidup sendiri. Kita tidak menjaga kesehatan maka kita pun bisa tertular penyakit. Keempat, bahwa kita lemah. Sudah saatnya makhluk Allah yang lemah ini mendekatkan diri kepada Allah Swt.

Mari kita bersuka cita menyambut bulan Ramadhan bersama COVID-19. Di tengah lantunan doa yang tiada henti dari sang hamba, semoga segera hilang musibah ini dan kaum Muslim selalu dalam lindungan-Nya. Harapan besar semoga COVID-19 hilang detik ini. Tetapi jika sampai di bulan Ramadhan dan Idul Fitri, semoga isolasi diri bisa membantu memaknai arti puasa yang sesungguhnya.

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru