27.4 C
Jakarta

Polisi Israel Pukul Warga Palestina Saat Tarawih di Al-Aqsa, Ini Respon Muhammadiyah

Artikel Trending

AkhbarNasionalPolisi Israel Pukul Warga Palestina Saat Tarawih di Al-Aqsa, Ini Respon Muhammadiyah
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com. Jakarta – Pengurus PP Muhammadiyah, Prof. Dadang Kahmad, mengecam aksi polisi Israel menghalangi dan memukuli warga Palestina yang memasuki Masjid Al-Aqsa di Kota Tua Yerusalem Timur untuk melakukan Salat Tarawih pertama di bulan suci Ramadan. Dia menyebut Israel bangsa yang biadab dan intoleran.

“Pemerintah Israel itu adalah contoh manusia yang sudah hilang sifat manusianya, kejam, biadab, dan intoleran kepada orang lain. Mereka menganggap bangsa super dan orang lain harus dilenyapkan,” kata Prof. Dadang kepada wartawan, Selasa (12/3/2024).

Dadang mengatakan pemerintah Israel telah melakukan pelanggaran HAM karena melarang warga Palestina untuk beribadah. “Pelarangan orang beribadah merupakan pelanggaran HAM dan bentuk intoleransi tingkat tinggi. Contoh radikalisme itu ya Israel,” ucapnya.

Senada dengan Dadang, Sekretaris Umum PP Muhammadiyah, Prof. Abdul Mu’ti, menyebut apa yang dilakukan oleh polisi Israel terhadap warga Palestina di Masjid Al-Aqsa sangat keterlaluan. Dia mendorong adanya upaya yang lebih serius untuk segera menghentikan kekejaman Israel di Palestina.

“Tindakan polisi Israel itu sudah sangat keterlaluan dan tidak bisa dibenarkan dari sudut pandang apa pun,” ujar Abdul Mu’ti.

“Harus ada upaya internasional yang lebih serius untuk menghentikan semua bentuk kekerasan yang dilakukan oleh militer Israel terhadap bangsa Palestina,” tambahnya.

Seperti diketahui, polisi Israel membuat blokade di Masjid Al-Aqsa saat ratusan warga Palestina hendak melakukan shalat Tarawih pertama di bulan suci Ramadan. Polisi Israel juga menghalangi warga memasuki Masjid Al-Aqsa di Kota Tua Yerusalem Timur dan memukuli warga.

Dilansir Anadolu Agency dan The Times of Israel, Selasa (12/3/2024), berdasarkan keterangan saksi mata, polisi hanya memperbolehkan perempuan dan laki-laki berusia di atas 40 tahun untuk masuk ke Masjid Al-Aqsa. Saksi mengatakan banyak warga Palestina yang datang untuk menunaikan Tarawih berkumpul di gerbang Tempat Suci, atau Haram al-Sharif.

BACA JUGA  BNPT Serius Evaluasi Kinerja untuk Waspadai Pola Baru Radikalisme

Rekaman menunjukkan polisi Israel menyerang beberapa warga Palestina dengan tongkat di pintu masuk kompleks Al-Aqsa. Polisi Israel mengklaim pihaknya berupaya untuk ‘memungkinkan kebebasan beribadah di Bukit Bait Suci sekaligus memastikan keselamatan dan keamanan, sesuai dengan instruksi yang diberikan oleh kepemimpinan politik’.

Foto dan video yang beredar juga menunjukkan sekelompok pemuda Muslim yang dihalangi masuk ke kompleks Al-Aqsa menggelar salat di gang-gang menuju kawasan itu dan di luar tembok Kota Tua. Harian Haaretz juga melaporkan beberapa pemuda Palestina berhasil memasuki kompleks tersebut bersama orang tua mereka atau ketika polisi melonggarkan prosedur masuk karena adanya tekanan pada penghalang di pintu masuk.

Menurut laporan tersebut, ribuan jemaah yang berhasil masuk menggelar Salat Tarawih di Masjid Al-Aqsa pada hari Minggu malam dan jumlah mereka diperkirakan akan terus melonjak dalam beberapa hari mendatang hingga mencapai puluhan ribu pada hari Jumat.

Stasiun televisi pemerintah Israel, KAN, menyebut Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengambil tanggung jawab atas keputusan yang mengizinkan ekstremis Yahudi menyerbu kompleks Al-Aqsa selama bulan Ramadan. Netanyahu bersama dengan dinas keamanan dalam negeri Israel Shin Bet dan tentara telah menyerukan tindakan tersebut.

Namun, pemerintah Israel dalam pernyataannya pada 5 Maret mengklaim mereka tidak akan membatasi ibadah warga Palestina di Masjid Al-Aqsa selama Ramadan. Palestina telah menegaskan bahwa Yerusalem Timur adalah ibu kota masa depan negara Palestina merdeka, namun Israel berupaya mengubah identitasnya dengan melakukan Yahudisasi Yerusalem Timur, termasuk Masjid Al-Aqsa.

Harakatuna
Harakatuna
Harakatuna.com merupakan media dakwah berbasis keislaman dan kebangsaan yang fokus pada penguatan pilar-pilar kebangsaan dan keislaman dengan ciri khas keindonesiaan. Transfer Donasi ke Rekening : BRI 033901002158309 a.n PT Harakatuna Bhakti Ummat

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru