35.1 C
Jakarta

Peran Tokoh Agama di Tahun Politik

Artikel Trending

KhazanahTelaahPeran Tokoh Agama di Tahun Politik
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com- Sebagai negara yang dikenal dengan penduduk mayoritas Muslim di dunia, Indonesia memiliki jumlah populasi masyarakat Muslim yang sangat besar. Kenyataan ini memberikan dampak besar terhadap pengaruh agama dan kehidupan masyarakat. Beberapa waktu lalu, fenomena tentang label syariah yang sempat ramai di masyarakat, membuat kita menyadari bahwa pengaruh keagamaan sangat besar pada kehidupan. Tidak ayal, bahkan nama barang seperti kulkas, sandal, juga mendapatkan label halal hanya untuk menarik pasar masyarakat Muslim.

Fenomena simbol keagamaan yang melekat dalam kehidupan masyarakat Muslim di Indonesia ini bukanlah hal baru. Hal ini karena, agama menjadi pedoman utama dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Agama Islam yang menjadi agama mayoritas bagi bangsa Indonesia, memiliki pengaruh besar terhadap tatanan kehidupan. Fenomena ini juga berdampak terhadap pengaruh dinamika politik yang cukup erat hubungannya dengan keagamaan.

Pada dasarnya, ajang kontestasi 5 tahunan ini menjadi momen yang sangat berharga bagi semua kelompok, termasuk pemuka agama. Mereka memiliki power untuk memengaruhi publik (umatnya) dalam menentukan pilihan. Bahkan, mereka mampu menggerakkan massanya dengan memberikan ketentuan kepada masyarakat, siapa yang berhak dipilih ketika pemilu yang akan datang. Singkatnya. Tokoh agama punya “ayat jitu” tentang pemilu yang bisa menjadi referensi bagi masyarakat dalam memilih tokoh. Fenomena ini semakin menguatkan bahwa, tokoh agama memiliki peran besar di kalangan masyarakat karena, ia adalah salah satu orang yang terjun dan bersama masyarakat secara langsung.

Salah satu fenomena yang masih kita temui jelang pemilihan umum adalah bertebarnya ayat-ayat tentang kepemimpinan perempuan dan fenomena kehancuran suatu negara apabila dipimpin oleh perempuan. Dalil tentang hal itu, memberikan dampak yang sangat besar terhadap masyarakat sehingga kehadiran perempuan dalam reanah politik masih dianggap tabu oleh sebagian orang. Masalah ini menunjukkan bahwa, ayat atau dalil agama memiliki pengaruh besar untuk melakukan brainwash kepada masyarakat dan mampu mengkoordinir suara masyarakat.

Peran Tokoh Agama dalam Kontestasi Politik

Elite politik menyadari bahwa kegiatan-kegiatan religius, memiliki tujuan politik yang terlihat cukup mulia. Artinya untuk menarik simpati masyarakat, seperti zikir besama, pengajian akbar, sholawatan bersama, dll, merupakan kegiatan yang memiliki pengaruh besar untuk meningkatkan popularitas. Meskipun di satu sisi kegiatan keagamaan secara personal akan memberikan keteduhan tersendiri, namun di sisi lain, kegiatan semacam ini tanpa disadari menjadi simbol-simbol maupun atribut keagamaan yang dipercaya dapat meningkatkan popularitas figur di tahun politik yang sedang mencalonkan diri sebagai tokoh pemerintah.

BACA JUGA  Politisasi Agama pada Waktu Pemilu: Bentuk Pembodohan Masyarakat dengan Jubah Agama

Tokoh agama, seperti kiai, ulama, ustaz, atau para pendakwah merupakan influencers bagi masyarakat yang memiliki pengaruh kuat. Para pendakwah memiliki basis massa, yang selama ini menjadi pasar dalam dakwahnya. Ada beberapa peran para pendakwah dalam kontestasi politik secara langsung, di antaranya:

Pertama, menjadi tim doa. Peran ini sudah biasa dilakukan oleh para pendakwah. Kegiatan-kegiatan kampanye biasanya menyelipkan tokoh agama sebagai basis penguat dari kegiatan yang dilakukan, dan tidak bisa dipungkiri bahwa doa adalah sumber kekuatan yang tidak terlihat.

Kedua, menjadi juru kampanye. Di rumah, tempat pengajian, majelisan, bisa menjadi salah satu ruang bagi pendakwah untuk memberikan rekomendasi figur yang bisa dipilih oleh masyarakat. Tidak sedikit dari fenomena ini banyak yang menggunakan ayat-ayat Tuhan untuk menjadi penguat sehingga masyarakat yakin dari yang disampaikan oleh sang tokoh pendakwah. Pada posisi ini, disadari atau tidak masyarakat memiliki referensi cukup kuat tentang sosok yang bisa menjadi pemimpin bagi masyarakat.

Ketiga, mediator. Tokoh agama, biasanya berafiliasi dengan tokoh-tokoh lainnya sehingga dimanfaatkan untuk mempertemukan calon dengan figur lain untuk mendapat dukungan.

Di antara tiga peran ini, sebenarnya masih banyak peran lain dari tokoh agama dalam kontestasi politik. Mereka memiliki basis masa, faith-full followers, serta perang pendukung lainnya. Tidak heran, kehadiran mereka selalu dicari oleh tokoh politik menjelang tahun-tahun politik.

Dakwah yang Meneduhkan dan Merangkul

Salah satu hal yang menjadi inti dari peran tersebut adalah bagaimana tokoh agama mampu untuk menciptakan lingkungan yang tidak terpecah belah. Persatuan dan kesatuan adalah inti dari ajaran yang diberikan kepada masyarakat. Di tahun politik, rawan adanya hoax, berita saling menyudutkan hingga adanya ruang memecah belah, menjadi tugas dari tokoh agama.

Pesan-pesan perdamaian yang diberikan kepada masyarakat, harus terlontar dari tokoh agama. Mereka harus mampu menjunjung tingi sportivitas, meskipun berafiliasi pada calon tertentu. Tokoh agama harus menjadi tauladan yang menjunjung nilai persaudaraan pada tahun politik. Masyarakat butuh sosok ceramah yang meneduhkan, tanpa menghakimi ataupun menebar kebencian. Wallahu A’lam.

Muallifah
Muallifah
Aktivis perempuan. Bisa disapa melalui Instagram @muallifah_ifa

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru