Harakatuna.com. Baghdad – Pemerintah Irak pada Selasa (26/12) mengutuk serangan udara AS terhadap markaz faksi bersenjata Popular Mobilization Forces (PMF). Pihaknya menyatakan bahwa serangan tersebut merusak hubungan bilateral antara Baghdad dan Washington.
Setidaknya satu orang tewas dan 20 lainnya luka-luka dalam serangan AS yang menargetkan lokasi milik pasukan PMF yaitu (Hashed al-Shaabi) yang didukung oleh Iran di pusat kota Hilla, salah satu dari dua lokasi yang menjadi sasaran di Provinsi Babilonia. Empat orang lainnya terluka dalam serangan AS lainnya di Provinsi Wassit. Hal ini dengan jelas disampaikan oleh pejabat Irak.
Kantor Media Perdana Menteri Irak Mohammed Shia Al-Sudani mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa serangan AS adalah tindakan “permusuhan” yang merusak hubungan bilateral.
Pernyataan tersebut juga menekankan bahwa pemerintah Irak telah mengambil tindakan serius terhadap faksi-faksi Irak yang menyerang misi diplomatik asing atau pangkalan militer. Pasalnya penasihat militer dari “negara sahabat hadir” menekankan bahwa faksi-faksi tersebut tidak dapat melakukan serangan brutal dalam keadaan apa pun.
AS menyatakan, pihaknya melancarkan serangan tersebut sebagai respon atas serangan yang melukai tiga tentara AS.
Faksi pro-Iran di Irak telah menargetkan kehadiran militer AS di negara tersebut sejak Israel melancarkan perang brutal di Gaza pada 7 Oktober lalu.