27.5 C
Jakarta

Palestina Saudaraku: Berdiri di Garis Terdepan dalam Aksi Kemanusiaan

Artikel Trending

KhazanahTelaahPalestina Saudaraku: Berdiri di Garis Terdepan dalam Aksi Kemanusiaan
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Hatiku miris, karena bocah itu menangis
Dia terluka, dia tidak bisa berkata
Dia tidak tahu di mana bapak ibunya
Setiap 10 menit 1 anak wafat di Gaza
Ribuan orang tua kehilangan anak
Tak terbilang berapa ribu anak kehilangan orang tuanya
Setiap tangan tertulis nama
Mereka tidak ingin mati tanpa penanda
Rumah mereka hanya langit
Kasur mereka hanya bumi
Kapan kekejaman ini akan berhenti
Kapan keadilan ini akan menghampiri
Aku dan Indonesiaku pantang mundur akan terus membantumu
Aku dan Indonesiaku akan terus bersamamu
Sampai penjajah itu enyah dari rumahm
u
Palestina kau adalah saudaraku
Dan aku, Indonesiaku akan selalu bersamamu

Harakatuna.com – Bait kalimat di atas adalah sebuah puisi yang disampaikan oleh Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi, dalam aksi damai bela Palestina yang dilakukan di Monas, Jakarta Pusat, pada 05 November kemarin.

Aksi yang diinisiasi oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) dimulai sejak pukul 06.00 WIB hingga berakhir sekitar pukul 10.00 WIB. Melalui tampilan media sosial, Monas cukup padat dipadati oleh banyak demonstran yang berkumpul untuk mendukung Palestina. Sejumlah tokoh penting hadir, mulai dari sebagian jajaran para menteri, tokoh agama, influencers, hingga artis.

Di TikTok, ramai juga video pendek yang memotret Retno Marsudi sedang berpuisi, atau di video lain ketika ia melakukan negosiasi, diplomasi untuk mendukung Palestina. Netizen memuji sikap tegas Indonesia, yang direpresentasikan oleh Retno Marsudi, sebagai Menteri Luar Negeri RI.

Potret tersebut tergambarkan dengan jelas bahwa, Indonesia berdiri tegak untuk mendukung Palestina dan mengecam kekejaman zionis Israel. Tidak hanya Indonesia, beberapa negara lain seperti Malaysia, Inggris, Prancis, Belanda, Jerman, Italia, melakukan aksi damai untuk mendukung Palestina.

Seruan stand with Palestina bukanlah hanya sebuah slogan semata. Akan tetapi, ini bukti bahwa, sebagai manusia, kita marah melihat kekejaman dan kebiadaban yang dilakukan oleh Israel. Sedangkan sebagai umat Muslim, kita merasa kesakitan melihat saudara dan keluarga kita yang Muslim, dijajah oleh bangsa Israel.

Sepenggal Sejarah Kekejaman Israel kepada Palestina

BACA JUGA  Penganiayaan di Pesantren Kerap Terjadi, Mengapa Menyalahkan Sekularisme?

Jauh sebelum melihat konflik Palestina-Israel seperti sekarang, kita perlu menarik banyak faktor mengapa penjajahan terus dilakukan oleh bangsa Israel sampai hari ini.

Perjanjian Balfour, adalah sebuah bukti yang tidak boleh dilupakan dari awal mula kebiadaban Israel kepada Palestina. Perjanjian yang dilakukan di Inggris ini, berisi bahwa pemerintah Inggris mendukung pendirian “rumah bagi orang-orang Yahudi”.

Perjanjian ini ada ketika Palestina masih dijajah oleh bangsa Inggris. Perjanjian ini bisa dipastikan menjadi salah satu cikal bakal dari perjuangan bangsa Israel yang sampai hari ini, masih menjadikan Palestina sebagai wilayah kekuasaan yang harus dirampas dan direbutkan untuk menunjukkan eksistensinya sebagai bangsa yang berkuasa.

Sebagai umat Muslim yang sangat besar, kita adalah bangsa yang yang wajib berada di garda terdepan mendukung kemerdekaan Palestina dengan berbagai upaya. Meskipun tidak dengan perang langsung di Palestina, dukungan moril ataupun materil yang bisa diberikan, adalah salah satu upaya yang bisa kita lakukan untuk mengambil bagian dari konflik kemanusiaan yang berkepanjangan.

Penjajahan terhadap Bangsa Harus Dihapuskan

Satu hal yang perlu dipahami dari kondisi bangsa Palestina bahwa, Israel adalah bangsa penjajah yang secara keji membunuh, menindas masyarakat Palestina dengan ribuan korban.

Masyarakat Palestina dijajah di tanah mereka sendiri, sama seperti Indonesia yang pernah mengalami masa penjajahan bertahun-tahun. Meskipun demikian, perbedaan antara Indonesia dengan Palestina adalah motif agama sebagai faktor masalah tersebut.

Palestina adalah kita, yang merasakan sakit ketika terkena serangan rudal/bom yang dikerahkan oleh zionis Israel. Palestina adalah kita, yang akan menangis ketika anggota keluarga mati terkena bom dari kekejaman zionis Israel. Duka Palestina adalah duka seluruh umat manusia tanpa memandang agama, ataupun latar belakang kesukuan lain.

Selain itu, korban yang ada di Palestina tidak hanya dari kalangan Muslim saja. Ada beberapa kelompok agama lain yang juga menjadi korban dari zionis Israel. Dengan demikian, bersatu mendukung Palestina dengan berbagai upaya sesuai kemampuan yang kita miliki sebagai manusia, semestinya terus kita kobarkan. Wallahu A’lam.

Muallifah
Muallifah
Aktivis perempuan. Bisa disapa melalui Instagram @muallifah_ifa

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru