Selain itu, MUI bersama pemerintah kata dia harus bekerja sama mencari solusi persoalan yang dihadapi ummat, seperti pandemi Covid-19 hingga mencegah paham radikalisme, yang berpotensi memunculkan aksi terorisme.
Menanggapi hal itu, Ketua MUI Maros, KH Syamsul Khalik meminta kepada masyarakat agar segera melaporkan ke MUI Maros, jika menemukan paham-paham radikal atau sesat.
Sementara itu, Bupati Maros, AS Chaidir Syam menyambut antusias webinar dan silaturahmi tersebut. Chaidir berharap MUI akan terus menjadi mitra pemerintah dalam mendukung visi menjadikan Maros Kota Religius yang anti radikalisme.
Lebih lanjut, Chaidir menyebut bahwa pembangunan fisik memang penting. Namun, pembangunan akhlak dan peran MUI juga tak kalah pentingnya.
“Peran strategis MUI sangat dibutuhkan di era saat ini, terutama tantangan pandemi sehingga peran Alim Ulama dalam memutus mata rantai Covid sangat dibutuhkan,” ucap Chaidir.
Bupati juga mendoakan agar MUI terus eksis di Indonesia, melihat cobaan yang dihadapi saat ini seperti intoleransi, ekstremisme dan radikalisme. MUI pun ia harapkan tetap menjadi wadah pergerakan umat Islam.