29.5 C
Jakarta

Menulislah, Ide Itu Begitu Berharga

Artikel Trending

KhazanahLiterasiMenulislah, Ide Itu Begitu Berharga
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com – Percaya atau tidak, salah satu hal yang paling menjadi momok bagi seorang penulis adalah ketika mengalami kebuntuan ide. Secemerlang apa pun seorang penulis, pasti pernah mengalami kondisi ini. Kendati hanya satu kali.

Sayangnya, ketika ide melintas di kepala, tidak semua penulis cukup tanggap dalam memanfaatkan situasi dan menangkapnya untuk dikembangkan menjadi sebuah karya tulis memukau. Alih-alih mempersiapkan peralatan khusus untuk menangkap ide, kebanyakan penulis biasanya hanya mengandalkan ingatan yang tentu terbatas.

Hasilnya pun sudah dapat ditebak. Ide yang semula digadang-gadang akan keren, spektakuler, dan kelak menjadi masterpiece, menguap begitu saja. Kalaupun ada yang tersisa, tentu tidak sepenuh dan sehebat sebelumnya. Sebab, ya, ide yang berhasil diingat “hanya sisa”.

Sebagai penulis, seyogianya memiliki alat tempur khusus untuk menangkap ide yang terlintas. Mau bagaimana lagi, sering kali, ide menulis melintas begitu saja. Dia melaju dengan kecepatan tinggi, tanpa peduli tempat, waktu, dan situasi.

Padahal, ide itu sudah pasti penting dan berharga. Seorang penulis harus selalu siaga untuk menangkap setiap ide yang ada. Tangkaplah ide itu, tanpa nanti, tanpa tapi.

Berikut empat alat sederhana yang dapat membantu kamu sebagai seorang penulis dalam menangkap ide liar yang sering hinggap tanpa permisi. Keempat alat ini teramat sederhana dan saya yakin, dimiliki oleh kebanyakan penulis.

Selalu persiapkan minimal satu dari keempat alat ini ke mana pun melangkah, bisa dipastikan ide-ide yang biasanya hilir mudik begitu saja, akan dapat tertangkap jauh lebih banyak daripada biasanya.

Penasaran? Mari kita periksa!

Buku catatan dan alat tulis

Alat pertama ini tentulah yang paling standar dan mainstream sebagai alat bantu bagi seorang penulis. Hendaknya, sebagai penulis kamu senantiasa mempersiapkan sebuah buku catatan kecil lengkap dengan pensil atau pulpen tatkala bepergian ke mana pun.

    Di kala sedang menunggu bus dan kelebat ide hinggap, misalnya. Kamu perlu selalu sigap dan bersiaga mencatatnya di dalam buku. Ide tertangkap, calon tulisan keren pun siap dieksekusi setelah tiba di tempat tujuan.

    Notes atau catatan digital

    Alat kedua ini merupakan pengembangan dari alat yang terdapat pada poin pertama. Dewasa ini, khususnya di kota-kota besar, hampir mustahil ada seseorang yang tenang melenggang tanpa ponsel dalam genggaman.

    BACA JUGA  Sastra Terjemahan: Dari Diplomasi Kultural Hingga Soal Garapan

    Buku catatan dan pulpen sebagaimana yang tertulis pada poin pertama, bisa saja tertinggal ketika bepergian. Namun, ponsel, mana mungkin terlupa?

    Oleh karena itu, kenapa tidak menggunakan fitur catatan atau notes di ponsel untuk mencatat ide yang lewat? Jika fitur notes dianggap merepotkan, bisa juga menggunakan aplikasi pesan singkat yang dikirim kepada dirimu sendiri untuk mencatat ide-ide yang ada.

    Perekam suara ponsel

    Suka ataupun tidak, ide yang hadir, tidak jarang berdurasi sangat singkat. Belum lagi jika ide itu hadir pada kesempatan yang tidak memungkinkan untuk melakukan pencatatan atau mengetik sesuatu. Misalnya, ketika sedang berkendara atau berhenti sejenak di depan lampu merah.

    Jika tidak disiasati dengan cerdik, sangat mungkin ide penting nan berharga yang tiba-tiba datang, akan pergi begitu saja. Ujungnya? Ya, tentu saja kebuntuan ide terjadi lagi.

    Jadi, mengapa tidak gunakan saja alat perekam suara di ponsel untuk mencatat ide? Rekam suaramu untuk menyampaikan ide yang melintas. Kemudian, gunakan ketika sudah berada di lokasi dan situasi yang nyaman untuk menulis.

    Kamera ponsel

    Dalam sebuah perjalanan, tidak jarang kamu melewati tempat-tempat seru yang memancing datangnya ide. Bukan tidak mungkin juga, kamu menemukan objek-objek memukau yang dapat membangkitkan semangat serta gairah dalam menulis.

    Objek atau tempat seru itu bisa jadi akan sukar dideskripsikan melalui catatan ataupun rekaman suara. Jadi, bagaimana jika fitur kamera dalam ponsel pintar dipergunakan sebagai alat penangkap ide?

    Ambil gambar dari objek yang menggugah ide itu. Potret objek dari berbagai sudut pandang, lalu simpan ke dalam memori ponsel. Dengan demikian, kamu berhasil memperoleh ide penting lengkap dengan gambaran visual yang ciamik.

    Itulah keempat alat sederhana yang wajib selalu kamu persiapkan sebagai seorang penulis. Bawa minimal salah satu dari keempatnya demi menangkap ide-ide liar yang tidak pernah diketahui kapan datang dan perginya. Catat dan tangkap idenya. Tanpa nanti, tanpa tapi.

    Jamal Irfani
    Jamal Irfani
    Penulis buku, blogger, dan mentor menulis. Saat ini bermukim di Kabupaten Tangerang. Bisa dihubungi melalui akun Instagram @jirfani.

    Mengenal Harakatuna

    Artikel Terkait

    Artikel Terbaru