32.5 C
Jakarta

Konflik Pakistan-Afghanistan Memanas, Saling Serang Saat Bulan Puasa

Artikel Trending

AkhbarInternasionalKonflik Pakistan-Afghanistan Memanas, Saling Serang Saat Bulan Puasa
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com. Tel Aviv – Situasi Pakistan dan Afghanistan memanas. Ini terjadi kala Pakistan melancarkan dua serangan udara ke tetangganya tersebut, Senin. Dilaporkan delapan orang tewas, lima wanita dan tiga anak-anak. Ketegangan pun meningkat di sepanjang perbatasan di mana baku tembak terjadi.

Mengutip Reuters, awalnya kedua negara saling menyalahkan soal siapa yang bertanggung jawab atas serangkaian serangan kelompok militan baru-baru ini di Pakistan. Di mana Islamabad menuduh serangan berasal dari wilayah Afghanistan sementara penguasa Kabul, Taliban, menyangkal.

“Imarah Islam Afghanistan tidak mengizinkan siapa pun untuk mengkompromikan keamanan dengan menggunakan wilayah Afghanistan,” tegas Juru Bicara pemerintahan Taliban, Zabiullah Mujahid, mengatakan dalam sebuah pernyataan, dikutip Selasa (19/3/2024).

“Serangan tersebut menewaskan lima perempuan dan tiga anak di perbatasan timur Provinsi Khost dan Paktika,” tambahnya.

Kantor Kementerian Luar Negeri Taliban mengatakan pihaknya telah memanggil Kepala Misi Pakistan untuk menyampaikan keberatan. Disebut Taliban mengutuk serangan tersebut.

Namun di keterangan lain, Kementerian Pertahanan Taliban mengatakan pasukan keamanannya telah menargetkan pasukan Pakistan di perbatasan sebagai tanggapan atas serangan udara tersebut. Mengutip AFP dikatakan bahwa militer Afghanistan membalas Pakistan dengan “senjata berat”.

“Pasukan pertahanan dan keamanan negara siap merespons setiap tindakan agresif dan akan mempertahankan integritas wilayah mereka dengan segala cara,” kata Enayatullah Khwarizmi di platform media sosial X.

Sementara itu, Kantor Kementerian Luar Negeri Pakistan membenarkan pihaknya telah melakukan operasi. Disebut operasi itu terkait langkah anti-terorisme berbasis intelijen di wilayah perbatasan Afghanistan.

Pakistan tidak merinci jenis operasi apa yang mereka lakukan. Namun pemerintah mengatakan bahwa serangan tersebut menargetkan anggota kelompok militan Hafiz Gulf Bahadur sebagai balasan serangan terhadap sebuah pos militer di Pakistan pada Sabtu.

Sebenarnya pemerintah Pakistan dan pejabat keamanan berulang kali mengatakan bahwa serangan ke wilayahnya telah meningkat dalam beberapa bulan terakhir. Banyak di antaranya diklaim oleh Taliban Pakistan (TTP) dan diluncurkan dari wilayah Afghanistan.

“Selama dua tahun terakhir, Pakistan telah berulang kali menyampaikan keprihatinan seriusnya kepada pemerintah sementara Afghanistan (Taliban) atas kehadiran kelompok teror,” kata kantor Kementerian Luar Negeri Pakistan.

BACA JUGA  Kepolisian Turki Tangkap 36 Tersangka Anggota ISIS

Serangan Sabtu sendiri terjadi ketika sebuah kendaraan berisi bahan peledak dan beberapa pelaku bom bunuh diri meledakkan diri di sebuah pos militer dekat perbatasan Afghanistan. Ini kemudian menewaskan tujuh anggota pasukan keamanan Pakistan.

Taliban Afghanistan membantah bahwa mereka mengizinkan wilayahnya digunakan oleh kelompok militan. Kelompok itu kemudian menunjuk Pakistan dan menyalahkan kurangnya kendali pemerintah mengatasi masalah di wilayahnya.

“Ketidakmampuan dan permasalahan di wilayahnya sendiri,” kata Taliban kala itu. “Insiden seperti itu dapat menimbulkan konsekuensi yang sangat buruk dan tidak dapat dikendalikan oleh Pakistan,” tegasnya.

Sementara itu, melansir AFP, sanksi mata Ketua Suku Khost di Afghanistan mengatakan sekitar empat bahan peledak dijatuhkan dari drone dan jet tempur ke wilayah itu. Hal ini membuat beberapa rumah hancur, termasuk yang berisi wanita dan anak-anaknya.

“Ketika drone datang pertama kali, kami semua, termasuk perempuan dan anak-anak, meninggalkan rumah dan pergi ke pepohonan di lereng gunung, cuaca sangat dingin karena ada salju di tanah,” kata Malak Noor Khan.

“Semua yang menjadi sasaran adalah pengungsi dari Waziristan, mereka bukan militan, mereka bukan teroris,” ujarnya lagi.

Sebelumnya, sejumlah besar warga sipil meninggalkan Waziristan pada tahun 2014 ketika militer Pakistan melancarkan operasi untuk memusnahkan pangkalan-pangkalan militan di wilayah kesukuan. Banyak di antaranya melintasi perbatasan menuju Afghanistan.

Seorang pejabat pemerintah daerah di wilayah perbatasan Pakistan, yang meminta untuk tidak disebutkan namanya, mengatakan bahwa warga telah diperintahkan untuk mengungsi dari daerah tersebut di tengah bentrokan tersebut. Pengumuman telah dibuat di masjid-masjid untuk mengosongkan beberapa daerah di Kurram dan Waziristan Utara.

“Karena bentrokan antara Pakistan dan Afghanistan terus berlanjut di perbatasan,” tambahnya.

Sebenarnya sejumlah analis mengatakan area di sepanjang perbatasan telah lama menjadi benteng bagi kelompok-kelompok militan Pakistan seperti TTP. Gerakan mereka semakin berani sejak Taliban berkuasa di Afghanistan, termasuk melancarkan “kampanye” melawan pejabat keamanan.

Hal ini menyebabkan ketegangan terus berlanjut antara kedua negara Muslim. Pada tahun 2022, otoritas Taliban mengatakan helikopter militer Pakistan melakukan serangan di sepanjang perbatasan Afghanistan yang menewaskan sedikitnya 47 orang, termasuk 20 anak-anak.

Harakatuna
Harakatuna
Harakatuna.com merupakan media dakwah berbasis keislaman dan kebangsaan yang fokus pada penguatan pilar-pilar kebangsaan dan keislaman dengan ciri khas keindonesiaan. Transfer Donasi ke Rekening : BRI 033901002158309 a.n PT Harakatuna Bhakti Ummat

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru