29.5 C
Jakarta

Konflik Bitung: Buntungnya Perdamaian Masyarakat

Artikel Trending

KhazanahTelaahKonflik Bitung: Buntungnya Perdamaian Masyarakat
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com- Dua kubu massa pro Israel dan Palestina bentrok di Kota Bitung, Sulawesi Utara pada Sabtu, 25 November 2023 kemarin. Peristiwa yang direkam oleh masyarakat ini tersebar di media sosial dan memicu berbagai komentar netizen. Parahnya, berdasarkan aksi bentrok ini polisi mengungkap ada satu korban jiwa. Sedangkan dua lainnya dilaporkan mengalami luka-luka.

Kejadian ini bermula ketika salah satu ormas merayaan HUT ke-12 di wilayah GOR Dua Saudara. Acara tersebut sudah memperoleh izin dari pihak kepolisian. Di waktu yang sama, ada massa aksi bela Palestina melintasi lokasi dan akhirnya timbul kesalahpahaman yang mengakibatkan bentrok tidak terbendung. Aparat kepolisian dan pemerintah setempat sigap dalam meredam amarah masyarakat.

Sementara itu, di media sosial juga ricuh berbagai komentar terkait video yang beredar. Netizen justru menyayangkan bentrokan tersebut karena massa yang terlibat adalah kelompok pro Israel dan Palestina. Kedua kubu ini seperti menggambarkan kondisi perang di Palestina yang seharusnya menjadi pembelajaran untuk kita semua, agar tidak menciptakan kondisi serupa. Di antara komentar yang berdatangan, netizen menyesalkan adanya bentrokan tersebut karena membuat menciptakan perpecahan antar kelompok. Konflik ini setidaknya pukulan keras, bahwa Indonesia belum damai sepenuhnya.

Aksi Damai Kok Tidak Damai?

Adanya peristiwa ini sebenarnya sangat amat disayangkan karena, aksi massa Palestina tersebut sedang melakukan dukungan terhadap konflik yang dialami oleh Palestina justru tidak menciptakan keamanan dalam internal sendiri. Konflik yang terjadi di Bitung ini bukan hanya sekedar melihat konflik kelompok yang pro terhadap dua negara berbeda.

Peristiwa Bitung ini juga menjadi sinyal buntungnya perdamaian masyarakat. Jika masyarakat benar-benar menyadari bahwa aksi damai untuk membela Palestina adalah bentuk simpati dan panggilan jiwa, maka seharusnya perdamaian sudah mendarah daging dalam diri masyarakat. Artinya, bentrok yang terjadi dan mengakibatkan korban tersebut sangat bisa dihindari karena yang sedang dilakukan oleh para massa adalah aksi damai.

BACA JUGA  Kawal Pasca Pemilu: Hidupkan Persatuan, Hentikan Perpecahan!

Sementara itu, Indonesia bisa kita katakan sebagai salah satu pahlawan karena mendukung Palestina dengan berbagai aksi damai dan upaya pemerintah dalam melakukan diplomasi global. Namun, dari berbagai aksi damai yang dilakukan masyarakat di berbagai daerah, nyatanya perdamaian belum menjadi jiwa bagi bangsa Indonesia. Terbukti, konflik Blitung yang sudah terjadi.

Membangun Indonesia Melalui Perdamaian

Kita perlu menyadari bahwa, berdasarkan konflik yang terjadi di Bitung, pemerintah menghimbau agar masyarakat tidak terprovokasi oleh kondisi ini. Baik berupa ujaran kebencian yang tersebar, ataupun narasi yang memicu kita untuk melakukan pemberontakan dan membuat perpecahan, perlu kita hindari. Ini bukan sekedar himbauan yang tidak memiliki makna. Namun, di tengah kondisi sosial politik Indonesia yang semakin mendekati pemilu tahun 2024 mendatang, konflik kecil yang akan menciptakan permusuhan, perlu diredam dan tidak boleh dibesar-besarkan.

Membangun Indonesia tidak sekedar tentang menciptakan suatu bangunan. Akan tetapi bisa melalui perdamaian yang menjadi tonggak dasar tegaknya bangsa Indonesia sampai hari ini. Konflik ini menjadi sebuah bahan ajar penting bagi kita sebagai masyarakat Indonesia, bahwa perdamaian adalah hal dasar yang harus dimiliki oleh bangsa Indonesia.

Konflik Bitung sudah berakhir damai. Meski Begitu, kenangan buruk tentang bentrok yang dilakukan oleh aksi, masih terus membekas. Artinya, banyak PR yang perlu ditangani bersama terkait masalah perdamaian yang harus diciptakan di Indonesia. Mari menjadi bangsa yang menyadari bahwa perdamaian perlu terus dipupuk dan dibentuk sehingga bisa menjadi bangsa yang berperadaban. Wallahu A’lam.

Muallifah
Muallifah
Aktivis perempuan. Bisa disapa melalui Instagram @muallifah_ifa

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru