34.8 C
Jakarta

Solidaritas Palestina Pasca-Serangan Rumah Sakit RI

Artikel Trending

EditorialSolidaritas Palestina Pasca-Serangan Rumah Sakit RI
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com – Indonesia telah menyatakan kecaman keras terhadap serangan yang dilakukan oleh Israel terhadap Rumah Sakit Indonesia (RSI) di Jalur Gaza pada Senin (20/11) kemarin. Serangan tersebut tidak hanya merugikan fasilitas kesehatan sipil, tetapi juga menunjukkan kebiadaban yang melanggar hukum humaniter internasional.

Pemerintah Indonesia, melalui Menlu RI Retno Marsudi, telah memprotes tindakan Israel dan menyuarakan kecaman terhadap pelanggaran HAM di Palestina. Namun, sejumlah pengamat menggarisbawahi bahwa tantangan tersebut memerlukan langkah-langkah strategis dan solidaritas internasional.

Pengamat hukum internasional, Hikmahanto Juwana, menyampaikan pandangannya bahwa dalam ranah hukum internasional, upaya Indonesia untuk menegakkan keadilan mungkin tidak akan memberikan hasil efektif. Hukum internasional, katanya, kerap kali hanya menjadi alat legitimasi dan tidak selalu efektif dalam menindak pelanggaran HAM. Apalagi dalam konteks Gaza, Barat menunjukkan sikap antipasti.

Lalu, apa yang bisa diambil oleh Indonesia selanjutnya? Paling sedikitnya ada tiga aspek penting yang perlu dieskalasi. Pertama, diplomasi dan solidaritas internasional. Pemerintah Indonesia telah aktif menggunakan diplomasi untuk menyuarakan kecaman terhadap tindakan Israel. Upaya demikian perlu diperkuat dengan membangun solidaritas internasional, khususnya melalui Organisasi Kerjasama Islam (OKI).

Bersama negara-negara OKI lainnya, Indonesia dapat lebih keras menggandeng negara-negara kuat seperti Rusia dan China untuk meningkatkan tekanan terhadap Israel. Terlepas dari apa hasilnya nanti, yang jelas ketegasan diplomasi merupakan keniscayaan.

Kedua, boikot ekonomi. Atip Latipulhayat, pengamat ekonomi, menyoroti potensi aksi kolektif yang menyentuh ranah ekonomi sebagai tekanan efektif terhadap Israel. Sebagai contoh, boikot minyak yang pernah dilakukan pada tahun 1970-an bisa menjadi langkah nyata yang memengaruhi kebijakan Israel. Indonesia dapat memimpin atau mendukung upaya boikot ekonomi bersama negara-negara lain.

Ketiga, suara rakyat. Pentingnya suara rakyat dalam menentukan kebijakan pemerintah tidak dapat diabaikan. Solidaritas untuk Palestina juga dapat melibatkan masyarakat sipil, termasuk pemuda. Kampanye di tingkat nasional dan internasional, seperti aksi protes dan kampanye di media sosial, dapat meningkatkan kesadaran global dan menekan pemerintah Israel. Apakah “julid netizen” di TikTok hari-hari termasuk di antaranya? Jelas.

BACA JUGA  Mencegah Perpecahan Pasca-Pemilu

Kendati kompleks rumit, ketiga langkah tersebut mencerminkan upaya nyata untuk mendukung Palestina dan mengutuk genosida sipil yang terus berlangsung. Solidaritas Indonesia untuk Palestina pasca-penyerangan RSI harus terus diperkuat. Tidak hanya sebagai bentuk protes, tetapi juga sebagai langkah konkret mencapai perdamaian dan keadilan di Timur Tengah. Dan tentu saja, ini amanat konstitusi.

Selanjutnya, jika di atas tadi menguraikan ihwal aspek krusial solidaritas untuk Palestina dalam tataran teoretis, bantuan konkret melampaui diplomasi juga perlu dilakukan. Sebagai contoh, bantuan kemanusiaan dan medis. Bantuan ini mencakup akomodasi tenaga medis, obat-obatan, dan fasilitas kesehatan. Untuk itu, Indonesia perlu bekerja kooperatif dengan organisasi kemanusiaan internasional, sehingga bantuannya tepat sasaran dan efisien.

Selain itu, Indonesia dapat memberikan dukungan bidang pendidikan dan pembangunan untuk membantu memulihkan kondisi di Palestina. Program beasiswa untuk mahasiswa Palestina dan pembangunan infrastruktur adalah langkah strategis untuk membangun kembali kehidupan masyarakat Palestina yang terdampak perang. Menhan RI sudah merealisasikan bantuan ini, melalui Universitas Pertahanan.

Lantas, bagaimana dengan bantuan teknologi dan infrastruktur? Banyak masyarakat daring, yakni netizen, yang mengeluhkan karena pemerintah tak kunjung kirim bantuan teknologi dalam upaya solidaritasnya terhadap Palestina. Padahal, birokrasinya memang tidak mudah. Yang paling memungkinkan ialah berbagi pengetahuan dan sumber daya dengan Palestina. Mencakup penyediaan akses teknologi informasi, pengembangan infrastruktur ekonomi, dan pelatihan keahlian untuk mendukung pembangunan jangka panjang di Palestina.

Melalui kombinasi diplomasi yang kuat, bantuan kemanusiaan, dan langkah-langkah konkret untuk membangun kembali Palestina, Indonesia telah memberikan kontribusi nyata . Solidaritas bukan hanya sebatas kata-kata, tetapi juga aksi konkret yang mampu membawa harapan dan kesejahteraan bagi rakyat Palestina yang sedang berjuang melawan penjajahan.

Jadi, sekalipun Rumah Sakit Indonesia dibombardir zionis, solidaritas Indonesia harus tetap utuh: Palestina harus merdeka bagaimanapun cara dan keadaannya. Diserang atas tidak, RSI harus tetap beroperasi. Jika tidak bisa dalam gedung rumah sakit, solidaritas tetap wajib dilakukan di mana saja terhadap para korban kejahatan perang zionis Israel. Justru, pasca-penyerangan RS Indonesia di Gaza, solidaritas wajib semakin menguat.

Harakatuna
Harakatuna
Harakatuna.com merupakan media dakwah berbasis keislaman dan kebangsaan yang fokus pada penguatan pilar-pilar kebangsaan dan keislaman dengan ciri khas keindonesiaan. Transfer Donasi ke Rekening : BRI 033901002158309 a.n PT Harakatuna Bhakti Ummat

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru