31.5 C
Jakarta

Khawatir Terorisme Merebak, Kanada Tak Berminat Izinkan Mantan Pemberontak ISIS Pulang

Artikel Trending

AkhbarInternasionalKhawatir Terorisme Merebak, Kanada Tak Berminat Izinkan Mantan Pemberontak ISIS Pulang
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com. Ottawa – Sejumlah pejabat Kanada sejauh ini tidak menunjukkan minat untuk memulangkan warga negara Kanada yang masih dipenjara di antara para mantan pejuang ISIS, di penjara-penjara yang dikelola pasukan Kurdi di Suriah. Situasi tersebut menggambarkan masalah yang lebih pelik yang dihadapi pasukan Kurdi yang didukung oleh Amerika Serikat itu.

Pasukan Demokratik Suriah (SDF) yang dipimpin Kurdi, yang mempelopori upaya mengusir ISIS dari kekhalifahan yang dideklarasikan sendiri pada tahun 2014, masih menahan lebih dari 10.000 anggota kelompok ekstremis di berbagai penjara gurun, termasuk sekitar 2.000 warga negara asing.

Diperkirakan sekitar 50.000 istri, anak-anak, dan simpatisan ISIS lainnya juga masih ditahan di kamp-kamp yang luas dan kotor. Namun, permintaan SDF yang berulang kali agar para pejuang asing itu dipulangkan dan diadili di negara asalnya tidak digubris.

Khawatir Aksi Teror Meningkat

Kanada, yang menyumbangkan pasukan dalam upaya melawan ISIS, sejauh ini tidak membawa pulang pejuang ISIS, dan hanya mengizinkan segelintir perempuan dan anak-anak kembali ke negara tersebut. Hal itu dikarenakan kekhawatiran akan masuknya terorisme ke wilayah Kanada.

Phil Gurski, seorang mantan perwira intelijen Kanada yang mengikuti isu tersebut, termasuk di antara mereka yang khawatir akan apa yang akan terjadi jika para ekstremis kembali.

“Saya yakin beberapa orang pada akhirnya akan meninggalkan ide [ekstremisme],” kata Gurski dalam sebuah wawancara. “[Tapi] bukan berarti mereka benar-benar meninggalkannya.”

Sebagai bukti, ia menunjuk pada sebuah peristiwa tahun 2017 di mana seorang perempuan pendukung ISIS, yang baru saja pulang ke Kanada setelah gagal mencapai apa yang disebut kekhalifahan, masuk ke sebuah area bisnis di Toronto dan menyerang orang-orang secara acak dengan pisau dan stik golf. Tidak ada yang luka dalam insiden itu.

BACA JUGA  Pesawat Militer AS Mulai Beri Bantuan Lewat Udara ke Gaza

Gurski mengatakan dalam kasus-kasus seperti yang dialami oleh perempuan tersebut, motifnya jelas, yaitu “jika saya tidak bisa melakukannya di sana, saya akan melakukannya di sini.”

200 Warga Kanada Bergabung dengan ISIS

Pihak berwenang Kanada menolak memberitahu kepada VOA berapa jumlah pasti warga Kanada yang bergabung dengan ISIS, atau di mana mereka berada saat ini, tetapi Gurski memperkirakan sekitar 200 warga negara Kanada telah pergi ke luar negeri untuk bergabung dengan kelompok-kelompok teroris dalam beberapa tahun terakhir. Sekitar 60 orang di antaranya bergabung dengan ISIS di Suriah dan Irak.

Dia mengatakan sekitar 30 orang masih berada di luar negeri, beberapa di antaranya berada di penjara Suriah.

Kanada memulangkan empat perempuan dan 10 anak-anak dari kamp al-Roj yang dikelola Kurdi di Suriah pada awal April, dan mendapatkan apresiasi dari Departemen Luar Negeri AS.

Amerika Serikat pada Desember 2020 lalu mengumumkan telah membawa pulang semua 27 warga negara AS yang diketahui melakukan perjalanan ke Suriah dan Irak, dan sejak saat itu telah memulangkan 12 orang lainnya. Jumlah tersebut mencakup 15 orang dewasa, di mana setidaknya 11 di antaranya telah didakwa melakukan kejahatan, dan 24 anak-anak. [em/jm]

Harakatuna
Harakatuna
Harakatuna.com merupakan media dakwah berbasis keislaman dan kebangsaan yang fokus pada penguatan pilar-pilar kebangsaan dan keislaman dengan ciri khas keindonesiaan. Transfer Donasi ke Rekening : BRI 033901002158309 a.n PT Harakatuna Bhakti Ummat

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru