30.8 C
Jakarta

Kaji Pemulangan Eks ISIS, Masyarakat Bojonegoro Cegah Faham Radikalisme

Artikel Trending

AkhbarDaerahKaji Pemulangan Eks ISIS, Masyarakat Bojonegoro Cegah Faham Radikalisme
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com. Bojonegoro – Wacana tentang pemulangan eks ISIS menjadi isu sentral per Februari 2020. Isu ini mengundang reaksi pro-kontra dari masyarakat. Menyikapi hal ini, Bakesbangpol Bojonegoro menyatakan sikap tegas untuk tcegah faham radikalisme. Oleh karenanya, pihaknya segera melakukan penyuluhan hukum ke tengah-tengah masyarakat.

Penyuluhan yang diselenggarakan pada hari Senin (10/02) melibatkan beberapa elemen masyarakat, diantaranya tokoh masyarakat, Ormas dan LSM serta para Kasi Trantib kecamatan se-kabupaten Bojonegoro. Pasalnya diselenggarakannya kegiatan tersebut tiada lain untuk membentengi masyarakat dari pengaruh radikalisme akhir-akhir ini dikaitkan dengan pemulangan eks isis.

Kegiatan yang bertempat di Pesanggrahan Toyo Aji Desa Wedi Kecamatan Kapas Kabupaten Bojonegoro, menugusng tema “Penertiban dan Penyuluhan Hukum Bagi Organisasi Kemasyarakatan/Tokoh Masyarakat Dalam Pencegahan Faham Radikalisme”.

Acara dibuka sekira pukul 10.00 oleh Sekretaris Dinas Bakesbangpol, Muhammad Ahmadi. Setelah itu acara dilangsungkan dengan pemaparan materi tentang peran penting ormas dan LSM untuk menjaga ideologi bangsa. Kemudia dilanjutkan dengan sesi dialog secara terbuka. Dalam kegiat tersebut semua ormas maupun LSM yang terdaftar di Kabupaten Bojonegoro hadir mengikuti pemaparan materi.

Sebagai narasumber pertama, Gus Yoga Prana Izza yang juga ketua Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) Kabupaten Bojonegoro tampil cukup energik, dengan bahasanya yang khas ala pesantren.

BACA JUGA  PPKHI Kalteng Tolak Intoleransi dan Radikalisme

Pemulangan Eks ISIS dan Penyebab Maraknya Radikalisme di Indonesia

Pihaknya menuturkan ada banyak sebab yang melatarbelakangi munculnya radikalisme di Indonesia. ”Ada 3 faktor yang mendukung munculnya faham radikalisme ini. Diantaranya adalah faktor ideologi, kesenjangan ekonomi dan politik. Nah untuk mencegah munculnya faham radikalisme ini tentunya saat ini sangat diperlukan pendidikan yang intregatif dan melalui hati (sufistik).” Paparnya.

Menurutnya WNI yang terjebak pada ideologi Isis merupakan imbas dari minimnya pendidikan yang khas berkarakter Indonesia. Dalam kata lain idologi Isis hanya bisa masuk pada masyarakat yang tak berwawasan luas dan tak memiliki hati nurani. Sehingga penting untuk menanamkan pendidikan berintegritas berdasarkan hati nurani untuk ditanamkan sejak dini. Oleh karena terkait pemulangan eks Isis perlu dikaji lebih mendalam dari sudut pandang pendidikan dan nuansa nurani mereka.

Sementara itu Joko Sutrisno, narasumber dari Polres Bojonegoro dalam paparannya lebih ditekankan pada aspek-aspek hukum. Menurutnyaupaya yang telah dilakukan oleh pemerintah termasuk aparat kepolisian adalah dalam rangka meminimalisir menyebarnya faham radikalisme. Termasuk memantau beberapa wilayah yang terindikasi faham radikalisme.

Pihaknya juga menyampaikan bahwa wni eks Isis butuh pendekatan pendekatan secara persuasif dan psikologis. Sehingga mantan napiter yang ada di Kabupaten Bojonegoro perlu disikapi secara serius. Selain itu pemulangan eks Isis perlu didasarkan pada pendekatan ini.

Ahmad Fairozi
Ahmad Fairozihttps://www.penasantri.id/
Mahasiswa UNUSIA Jakarta, Alumni PP. Annuqayah daerah Lubangsa

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru