29.2 C
Jakarta

Hizbut Tahrir Berpolitik Bukan dengan Agama

Artikel Trending

Islam dan Timur TengahIslam dan KebangsaanHizbut Tahrir Berpolitik Bukan dengan Agama
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com – Saya pengen bahas soal politik lagi. Tidak masalah, meski ada yang bilang, ”Emang nggak bosen bahas politik? Bukannya politik itu buruk?”

Memang banyak tuduhan yang tidak berdasar yang dialamatkan kepada politik. Padahal, Nabi Muhammad memperkenalkan ajaran Islam lewat politik. Buktinya, Nabi pandai bernegosiasi dengan masyarakat Mekkah saat disepakatinya Perjanjian Hudaibiyah.

Sikap Nabi yang bijak dalam memberikan keputusan, menghadirkan kesan di hati banyak masyarakat Makkah. Sehingga, mereka merasakan kepentingan yang dibawa Nabi lebih memihak kepada keadilan bersama, bukan kelompok semata.

Bahkan, sahabat-sahabat Nabi juga terlibat dalam politik kekuasaan. Sebut saja, Abu Bakar, Umar, Ustman, dan Ali. Mereka memperkenalkan nilai-nilai Islam kepada masyarakat yang dipimpinnya. Lalu, masyarakat mulai menyadari bahwa Islam itu berjalan beriringan dengan politik.

BACA JUGA  Membangun Jakarta ala Anies Baswedan

Meski begitu, ada suatu hal yang perlu diperhatikan jika melibatkan agama dalam politik. Jangan libatkan kepentingan pribadi atau kelompok di sana. Karena, jika melibatkan kepentingan sepihak akan merugikan pihak lain.

Biasanya yang terjebak dalam politik sepihak ini adalah kelompok Hizbut Tahrir (HT). Mereka bilang bahwa negara Islam yang paling benar dan yang lain keliru bahkan disesatkan. Mereka juga bersikukuh negara harus menggunakan sistem khilafah.

Pengikut HT bilang bahwa khilafah adalah ajaran Islam. Tapi, bagi saya, itu hanyalah kesalahan tafsir. Sehingga, banyak orang yang tersesat akannya.[] Shallallahu ala Muhammad.

Dr. (c) Khalilullah, S.Ag., M.Ag.
Dr. (c) Khalilullah, S.Ag., M.Ag.
Penulis kadang menjadi pengarang buku-buku keislaman, kadang menjadi pembicara di beberapa seminar nasional

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru