28.8 C
Jakarta

Hadis-hadis tentang Politik Kebangsaan; Sebuah Telaah

Artikel Trending

KhazanahResensi BukuHadis-hadis tentang Politik Kebangsaan; Sebuah Telaah
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF
Judul: Politik Kebangsaan: Studi Interpretasi Hadis-hadis Politik, Penulis: FKI Wisudawan Ma’had Aly 2024, Penerbit: Lirboyo Press, Cetakan: 2023, Tebal: 271 halaman, ISBN: 978-602-5743-81-1, Peresensi: Bagis Syarof, S.H.

Harakatuna.com – Momen politik dalam negara demokrasi seperti Indonesia akan selalu menjadi perbincangan hangat. Hal tersebut menimbulkan dua perspektif tentang politik di Indonesia. Ada yang beranggapan bahwa politik adalah keburukan, tipu muslihat, dan lain-lain. Ada juga yang melihat bahwa politik adalah sebuah dinamika yang harus tetap dijalankan di dalam negara demokrasi.

Pandangan bahwa politik adalah tentang keburukan, cara kotor, kebohongan, dan lainnya, diakibatkan cara berpolitik sebagian politisi di Indonesia. Mereka kerap menggunakan berbagai macam cara demi kepentingan politiknya. Cara yang paling buruk pun akan dilakukan olehnya demi tercapainya tujuan.

Di sisi lain meskipun faktanya ada yang menggunakan cara-cara di atas untuk kepentingan politiknya, ada yang berpandangan bahwa kita tidak boleh apatis terhadap politik. Maka sebagai orang yang tidak berpolitik dengan cara kotor harus terjun ke dunia politik untuk memperbaiki politik kotor tersebut agar menjadi baik.

Mari kita coba melihat fakta yang terjadi beberapa waktu lalu, untuk melihat bagaimana politik di Indonesia ini dijalankan. Informasi hoaks tentang paslon Pemilu disebarkan untuk menjatuhkan reputasinya. Bahkan fitnah untuk memecah-belah persatuan bangsa pun disebarkan di media sosial. Apa lantas cara berpolitik yang memecah-belah persatuan bangsa seperti ini mau dibiarkan?

Buku karya santri-santri Pondok Pesantren Liboyo ini dalam pandangan saya, adalah untuk memperbaiki cara-cara kotor dalam dunia politik. Kalau dianalogikan, politik saat ini seperti sewadah air yang keruh. Jika air tersebut diaduk, maka akan semakin keruh. Beda halnya apabila air tersebut kita sirami terus-menerus dengan air jernih, maka air keruh tersebut akan tergantikan dengan air jernih, maka air di dalam wadah tersebut akan menjadi jernih.

Bab pertama dan kedua berisi tentang kajian hadis-hadis secara umum tentang politik global. Dua bab tersebut guna menjadi pengantar terhadap pembahasan di bab-bab selanjutnya yang akan lebih mendalam membahas kajian hadis-hadis tentang politik yang lebih spesifik.

BACA JUGA  Mengoreksi Kaum Jihadis dalam Memahami Hadis

Bab ketiga berisi pembahasan tentang kecintaan terhadap bangsa dan negara, Piagam Madinah, dan lain-lain. Yang pada intinya di dalam bab ketiga tersebut berbicara tentang kerukunan, persatuan, dan kecintaan kepada bangsa dan negara.

Tidak ada larangan untuk menjadi politisi, tidak ada larangan untuk memperjuangkan kepentingan satu kelompok. Akan tetapi jangan lakukan cara-cara yang tidak baik hanya demi kepentingan satu kelompok dengan mengorbankan kerukunan dan persatuan bangsa dan negara.

Itu artinya, meskipun kita punya kepentingan politik, kita harus tetap menjunjung kerukunan dan persatuan bangsa. Jangan sampai kepentingan politik merusak persatuan bangsa.

Dalam buku ini juga dibahas tentang etika kritik. Penguasa atau presiden, harus mendapatkan kritik dari masyarakatnya apabila dalam menjalankan kekuasaan, dirasa ada hal yang perlu diperbaiki. Akan tetapi di dalam mengkritik penguasa, pengkritik juga harus punya etika.

Hal tersebut adalah data yang akurat, dan bukan cacian. Artinya dalam mengkritik penguasa, yang mengkritik harus menyodorkan data yang akurat tentang kesalahan pemimpin di dalam mengambil kebijakan yang dapat merugikan masyarakat.

Kritikan yang dilakukan di Indonesia dalam beberapa kesempatan tidak menggunakan etika kritik. Banyak kritikus menggunakan narasi yang menyesatkan yang seolah-olah penguasa sangat salah dalam mengambil kebijakan. Padahal mereka mengkritik pun tidak menggunakan data yang benar-benar akurat.

Saya menyimpulkan, bahwa buku ini membahas secara komprehensif tentang hadis-hadis politik kebangsaan, yang pada intinya adalah di atas kepentingan politik, kita harus menjunjung tinggi persatuan.

Dalam mengkritik, harus beretika, di dalam bernegara harus saling menghargai satu sama lain, tanpa saling menjatuhkan dengan narasi kebohongan. Dalam pandangan saya, buku kajian tentang hadis-hadis politik kebangsaan ini penting untuk dibaca berbagai kalangan.

Terutama orang yang ingin atau sudah terjun ke dunia politik. Tujuannya, agar kita sama-sama memperbaiki diri agar dijauhkan dari cara-cara politik yang kotor yang dapat merongrong persatuan bangsa dan negara. Baca bukunya dan benahi situasi politik aktual NKRI.

Bagis Syarof, S.H
Bagis Syarof, S.H
Alumni Fakultas Syariah dan Hukum UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru