Dengarkan artikel ini
Harakatuna.com. Balikpapan – Kepolisian Daerah Kalimantan Timur (Polda Kaltim) menyampaikan bahwa para santri memiliki peran penting dalam menangkal paham radikalisme, intoleransi, dan terorisme. Strategi yang dapat digunakan adalah dengan mengutamakan nilai-nilai toleransi dan paham moderat di masyarakat.
“Santri memiliki peran penting untuk paham radikalisme. Mereka termasuk agen perubahan dalam menjaga perdamaian dan keamanan bangsa,” tutur Dirbinmas Polda Kaltim, Kombes Pol Anggie Yulianto Putra di Pondok Pesantren Mardhatillah Balikpapan, Jumat (23/2).
Upaya Polda Kaltim menggandeng pondok pesantren bertujuan untuk mempromosikan toleransi dan kemajemukan bangsa Indonesia. Menurutnya, pelibatan santri dalam upaya tangkal radikalisme merupakan bagian dari sinergi kepolisian dengan semua elemen masyarakat.
“Pondok pesantren termasuk dalam elemen masyarakat yang berperan menangkal paham radikalisme, intoleransi, dan terorisme,” ujarnya.
Anggie mengatakan tantangan yang dihadapi para santri dan generasi muda pada umumnya sebagai agen perdamaian dan pembawa nilai-nilai positif dalam masyarakat adalah digitalisasi. Ia pun menegaskan bahwa dewasa ini semua aktivitas masyarakat dapat terjadi melalui perangkat komunikasi berbasis internet.
Selain Polda Kaltim, sosialisasi nilai toleransi dan kemajemukan bangsa Indonesia di Pondok Pesantren Mardhatillah itu juga melibatkan Kantor Kementerian Agama Balikpapan. Selama ini Kemenag di daerah telah menjadi mitra kerja kepolisian, terutama dalam hal penanggulangan radikalisme pada era digital.
Sementara itu, pimpinan Pondok Pesantren Mardhatillah Ustaz Husain berharap sosialisasi itu dapat memberikan edukasi dan wawasan kepada para santri agar terhindar dari pengaruh negatif ideologi radikal. “Santri harus dibentengi dengan ilmu pengetahuan dan pemahaman agama yang benar, agar tidak mudah terjerumus ke dalam paham yang menyesatkan,” demikian Husain.
