28.4 C
Jakarta

Benarkah Menulis Merupakan Perwujudan dari Teori Piramida Maslow?

Artikel Trending

KhazanahLiterasiBenarkah Menulis Merupakan Perwujudan dari Teori Piramida Maslow?
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com – Maslow, seorang pakar psikologi mengatakan bahwa manusia memiliki lima kebutuhan pokok. Sedangkan seseorang yang memiliki passion dari menulis, maka ia telah memulai untuk mencukupi kebutuhannya dari tingkat tertinggi, bukan terendah.

Maslow telah membuat tingkatan kebutuhan manusia dalam sebuah bentuk piramida bertingkat. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, manusia harus memulainya dari kebutuhan yang paling rendah. Kelima kebutuhan manusia tersebut adalah:

Kebutuhan Fisiologis

Kebutuhan manusia yang paling rendah adalah kebutuhan fisiologis, yaitu kebutuhan manusia akan fungsi-fungsi biologis manusia, seperti: kebutuhan manusia akan pangan, papan, kesehatan dan lain sebagainya. Pada umumnya, manusia akan mulai mencukupi kebutuhan fisiologisnya.

Kebutuhan rasa aman dan perlindungan (safety and security)

Apabila kebutuhan fisiologis telah terpenuhi, maka manusia membutuhkan sebuah rasa aman yang akan menjaga kehidupan mereka, entah itu dari penyakit, kemiskinan, kelaparan atau lain sebagainya.

Kebutuhan Sosial (social needs)

Manusia yang telah mengecap rasa aman dan mendapatkan perlindungan, maka mereka membutuhkan sosial atau interaksi dengan orang banyak. Dalam mewujudkan interaksi ini, mereka membutuhkan sebuah cinta, kerja sama dan lain sebagainya.

Kebutuhan akan penghargaan (esteem needs)

Rasa cinta dalam berinteraksi yang telah didapatkan, tidak dirasa cukup oleh manusia. Maka, mereka membutuhkan sebuah penghargaan yang akan mengangkat harga dirinya dalam sosial. Sebuah penghargaan yang akan mengangkat derajat dan martabatnya di hadapan orang banyak, dapat pula berupa jabatan, pangkat, prestasi dan lain sebagainya.

Kebutuhan akan aktualisasi diri (self actualization)

Kebutuhan akan aktualisasi diri pada manusia adalah kebutuhan yang paling tinggi dalam kehidupan manusia, yaitu kebutuhan manusia akan pengembangan dirinya.

Dari kelima tingkatan tersebut di atas, menulis termasuk dalam kebutuhan manusia yang paling tinggi, yaitu kebutuhan untuk mengaktualisasi diri.

BACA JUGA  Aktif Menulis sebagai Strategi Penguatan Mental

Seorang penulis ternama atau yang telah menghasilkan karya yang kualitas tulisannya telah diakui oleh khalayak, maka ia telah mencurahkan segala kemampuan dirinya untuk menghasilkan tulisan yang berkualitas, sesuai dengan standar yang telah ditetapkannya sendiri dan menulis sudah menjadi kebutuhan dirinya.

Maka, menulis merupakan perwujudan sebuah piramida terbalik dari teori kebutuhan manusia yang telah ditentukan oleh Maslow. Kenapa? Ya, karena seseorang yang telah menjadikan kegiatan menulis sebagai kebutuhan yang tidak dapat dipisahkan dari dirinya, maka ia telah memulai dari tingkatan tertinggi yaitu aktualisasi diri, di mana ia akan mendapat tempat untuk mengekspresikan keresahan-keresahan, kegelisahan atau kecintaannya lewat tulisan.

Setelah memulai dengan aktualisasi diri, seorang penulis akan mendapatkan penghargaan dari karya yang telah dituliskan, maka ia telah berada dalam tingkatan keempat dalam tingkatan kebutuhannya.

Penghargaan yang telah didapatkan melalui tulisan-tulisan yang telah dihasilkan, akan membuatnya mendapatkan banyak cinta dari orang-orang yang tidak ia kenal, maka ia telah berada dalam tingkatan ketiga.

Dengan banyaknya cinta yang didapatkan, maka penulis tersebut akan memperoleh rasa aman di mana pun ia berada. Seperti, ketika hendak melakukan seminar di daerah yang belum pernah dikunjungi, kemudian ternyata ada teman sesama penulis yang menawarkan rumahnya sebagai tempat untuk singgah, maka ia telah telah berada dalam tingkatan ketiga.

Pada akhirnya, penulis tersebut akan berada dalam tingkat pertama, yaitu di mana dengan tulisan yang dihasilkannya secara konsisten, maka ia mampu memenuhi kebutuhan dirinya, entah itu hanya kebutuhan pangan atau bahkan sampai pada kebutuhan papan.

Reni Asih Widiyastuti
Reni Asih Widiyastuti
Alumni SMK Muhammadiyah 1 Semarang. Karya-karyanya telah dimuat di berbagai media, seperti: Kompas Klasika, Padang Ekspres, Solopos, Minggu Pagi, Kedaulatan Rakyat, Harian Merapi, Kabar Madura, Harian Singgalang, Bali Post, Bangka Pos, BMR FOX, Radar Cirebon, Radar Mojokerto. Salah satu buku tunggalnya telah terbit, yaitu Pagi untuk Sam (Stiletto Indie Book, Juni 2019). Telah mengikuti Kelas Menulis Cerpen Online (KMCO) dan Kelas Menulis Puisi Online WR Academy. Penulis bisa dihubungi melalui email: [email protected].

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru