32.5 C
Jakarta

Beberapa Kondisi Yang Membolehkan Mengakhirkan Sholat

Artikel Trending

Asas-asas IslamFikih IslamBeberapa Kondisi Yang Membolehkan Mengakhirkan Sholat
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com – Salah satu kewajiban yang harus dilakukan oleh seorang muslim dan tidak boleh ditinggalkan adalah menjalankan sholat. Bahkan sholat ini menjadi kewajiban yang paling utama karena sholat adalah ibadah yang paling pertama dihisab oleh Allah Swt. Dan berikut beberapa kondisi yang membolehkan mengakhirkan sholat.

Dalam hadisnya, Rasulullah menjelaskan bahwa waktu yang paling utama menjalankan sholat adalah diawal waktu

عَنْ أُمِّ فَرْوَةَ قَالَتْ سُئِلَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- أَىُّ الأَعْمَالِ أَفْضَلُ قَالَ « الصَّلاَةُ فِى أَوَّلِ وَقْتِهَا »

Dari Ummu Farwah, ia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah ditanya, amalan apakah yang paling afdhol. Beliau pun menjawab, “Shalat di awal waktunya.” (HR. Abu Daud)

Walaupun sholat diawal waktu menjadi waktu yang paling utama namun ada beberapa kondisi yang membolehkan mengakhirkan sholat. Dan berikut kondisinya

وَمَحَلُّ اسْتِحْبَابِ التَّعْجِيلِ مَا لَمْ يُعَارِضْهُ مُعَارِضٌ، فَإِنْ عَارَضَهُ وَذَلِكَ فِي نَحْوِ أَرْبَعِينَ صُورَةً فَلَا يَكُونُ مَطْلُوبًا: مِنْهَا نَدْبُ التَّأْخِيرِ لِمَنْ يَرْمِي الْجِمَارَ وَلِمُسَافِرٍ سَائِرٍ وَقْتَ الْأُولَى وَلِلْوَاقِفِ بِعَرَفَةَ فَيُؤَخِّرُ الْمَغْرِبَ وَإِنْ كَانَ نَازِلًا وَقْتَهَا لِيَجْمَعَهَا مَعَ الْعِشَاءِ بِمُزْدَلِفَةَ وَلِمَنْ تَيَقَّنَ وُجُودَ الْمَاءِ أَوْ السُّتْرَةِ أَوْ الْجَمَاعَةِ آخِرَ الْوَقْتِ.

BACA JUGA  Bagaimana Hukum Fidyah Puasa Bagi Orang Hamil

Artinya: “Konteks kesunahan menyegerakan sholat di awal waktu selama tidak ada rintangan yang menghadangnya. Bila ada rintangan maka tidak dituntut (sunah) melaksanakan sholat di awal waktu, yang mana ada 40 kondisi. Di antaranya adalah (1) kesunahan mengakhirkan bagi orang yang sedang melempar jumrah (saat haji), (2) orang yang bepergian sepanjang awal waktu, (3) wukuf di ‘Arafah, (5) orang yang meyakini ada air atau penutup aurat atau Jemaah di akhir waktu”. (nihayatul Muhtaj hal 136)

Bahkan dalam kondisi darurat, diwajibkan mengakhirkan sholat, seperti keterangan dalam kitab Fathul Muin

ويؤخر أيضا وجوبا من رأى نحو غريق أو أسير لو أنقذه خرج الوقت

Artinya: “Wajib juga mengakhirkan sholat orang yang melihat orang tenggelam atau tawanan yang seaindainya menolongnya akan mengeluarkan waktu sholat”. (Fathul Muin Hal 85)

Demikianlah beberapa kondisi yang membolehkan mengakhirkan sholat, Wallahu A’lam Bishowab

Ahmad Khalwani, M.Hum
Ahmad Khalwani, M.Hum
Penikmat Kajian Keislaman

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru