31 C
Jakarta

Bahaya Besar Jika Gen Z Defisit Religiositas

Artikel Trending

KhazanahOpiniBahaya Besar Jika Gen Z Defisit Religiositas
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com – Pernahkah kalian memperhatikan Gen Z? Ya, sekarang  ini remaja tidak lagi seperti remaja zaman dahulu. Perilaku dan tingkah laku mereka, dahulu, dapat ditata dan diatur orang tua, guru, maupun masyarakat. Saya sendiri sebagai bagian dari Gen Z merasakan hal yang sama. Gen Z yang berada di lingkungan sekitar rata-rata defisit religiositas.

Perilaku yang Gen Z cerminkan dinilai kurang baik dan sopan. Kenakalan remaja, menurut pandangan masyarakat sekitar, seperti kenyataan yang banyak ditemukan seperti kurangnya sopan santun kepada yang lebih tua, pelecehan seksual, catcalling yang banyak dilakukan oleh remaja masa kini. Bullying dan masih banyak lagi perilaku buruk dan kenakalan yang banyak dilakukan remaja masa kini. Perilaku yang kurang baik tersebut dipengaruhi oleh pendidikan yang kurang.

Terutama pendidikan agama yang di dalamnya diajarkan bagaimana berperilaku yang baik dan memperlakukan orang lain dengan baik dan benar serta banyak kebaikan lainnya. Adapun yang bisa memengaruhi perilaku buruk tersebut bisa jadi karena faktor keluarga, masyarakat, pergaulan, dan lingkungan sekitarnya, serta pengajaran dan didikan yang kurang dari orang tuanya sehingga ia tumbuh menjadi pribadi yang kurang baik.

Orang Tua Itu Madrasah Pertama

Didikan paling utama dan penting yang diterima anak itu diperoleh dari orang tuanya sendiri karena didikan pertama kali itu datangnya dari orang tua. Orang tualah yang pertama kali akan dicontoh. Karenanya, kita harus mendidik, mengajarkan nilai-nilai agama kepada para Gen Z. Seperti apa dan bagaimana cara mendidiknya? Yakni dengan memberikan pendidikan nilai akidah, nilai ibadah, nilai akhlak.

Karena di dalam nilai-nilai tersebut memuat keimanan, cara berperilaku, sikap adil, menghargai, dan dapat membedakan mana yang baik dan buruk. Semestinya hal tersebut harus ada di dalam jiwa anak atau remaja. Apabila seorang anak bandel dan sangat sulit dididik dan diatur orang tuanya, maka tindakan yang harus dilakukan ialah menempatkan dan memasukkannya ke pesantren. Melihat masa kini remaja yang bandel dan nakal maka tempat terbaik untuk mendidiknya yakni pesantren.

Apabila orang tua tidak tega untuk melepaskan anaknya di lingkup pesantren, maka orang tualah yang harusnya tegas dan mendidik anaknya dengan baik. Memperkenalkan agama kepada anak sedini mungkin, berikan contoh sikap perilaku yang baik-baik kepada anak, dan mengajarkan tanggung jawab itu termasuk salah satu faktor penting. Berikan ia kasih sayang, agar hatinya semakin luluh dan mau mendengarkan nasihat, adalah sesuatu yang urgen.

Kita pasti ingin Gen Z bisa seperti masa remajanya Rasulullah yang dapat dipercaya, cerdas, jujur, bijaksana, pekerja keras, tanggung jawab, penyabar, dan penyayang. Tapi di zaman sekarang menemukan Gen Z yang seperti itu sangat jarang. Ibaratnya satu banding seribu. Maka dari itu kita sebisa mungkin meniru perilaku Nabi Saw., walaupun sulit. Di era sekarang, banyak pengaruh buruk dari medsos, dan radikalisasi juga bersumber dari situ.

BACA JUGA  Antara Muhammadiyah dan NU: Belajar Memahami “Wajah” yang Lain

Defisit Religiositas, Rentan Radikalisme

Gen Z kerap menganggap pendidikan sebagai hal sepele. Terutama pendidikan agama, karena mereka lebih menggeluti dunia start up dan sejenisnya. Kurangnya niat, kemauan, tekad, dan literasi keagamaan menjadikan mereka malas dan menyepelekan pendidikan. Itulah alasan mengapa mereka defisit religiositas, yang kemudian menjadi lahan basah yang menumbuhsuburkan radikalisasi hingga indoktrinasi terorisme.

Gen Z dengan defisit religiositas cenderung mencari identitas dan makna hidup dari sumber-sumber yang mungkin tidak selalu sehat. Dalam pencarian ini, mereka dapat terpapar oleh ideologi radikal yang kerap menggunakan retorika agama sebagai alat untuk menyebarkan pandangan mereka. Faktor-faktor seperti kurangnya pemahaman agama, kebingungan identitas, dan ketidakpuasan emosional dapat membuat remaja lebih rentan terhadap propaganda radikal. Jelas, ini sangat bahaya.

Pendidikan keagamaan memainkan peran krusial dalam membangun fondasi yang kokoh bagi remaja. Ada beberapa aspek penting dari pendidikan religius yang perlu diketahui bersama. Pertama, pemahaman mendalam dan inklusif. Pendidikan religius yang baik mesti memberikan pemahaman mendalam tentang ajaran agama dan nilai-nilai moral. Gen Z perlu mengerti bahwa ajaran agama tidak hanya sekadar ritual, tetapi juga petunjuk untuk menjalani hidup yang bermakna.

Kedua, keterbukaan menuju spirit toleransi. Pendidikan religius tidak melulu mengajarkan kebenaran mutlak agama tertentu, tetapi juga nilai-nilai toleransi dan keterbukaan terhadap pluralitas. Hal tersebut membantu Gen Z membangun sikap toleran terhadap masyarakat multikultural. Ketiga, pembinaan karakter. Ajaran tentang nilai-nilai seperti kejujuran, integritas, dan kasih sayang akan membantu Gen Z memiliki landasan moral yang kuat.

Namun apa tantangannya? Banyak. Yang jelas, orang tua dan pendidik perlu memantau aktivitas online Gen Z untuk mencegah mereka terpapar konten radikal yang masif di dunia maya. Selain itu, perlu juga membangun komunikasi terbuka dengan mereka tentang agama dapat membantu memahami keragaman pandangan dan memperkuat identitas religiositas itu sendiri. Ini di samping mengajaknya terlibat dalam kegiatan keagamaan agar nilai-nilai positif tertanam dalam diri Gen Z.

Intinya, kalau religiositas itu tak ada, Gen Z benar-benar dalam bahaya. Defisit religiositas dapat meningkatkan risiko mereka terpapar radikalisme. Karenanya, pendidikan religius yang holistis dan mendalam menjadi kunci untuk membentuk Gen Z yang kuat secara spiritual dan moral. Orang tua, pendidik, dan masyarakat perlu bekerja sama untuk menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan positif mereka, terutama dalam konteks melawan potensi radikalisasi remaja.

Ira Novita Eka Saputri
Ira Novita Eka Saputri
Mahasiswi UIN Sayid Ali Rahmatullah Tulungagung

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru