31.9 C
Jakarta

Antara Kejumudan dan Radikalisme yang Mengintai Umat Islam

Artikel Trending

Milenial IslamAntara Kejumudan dan Radikalisme yang Mengintai Umat Islam
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com – Umat Islam masih terasa mengalami berbagai ancaman. Ancaman tersebut bukan datang dari Islam. Melainkan dari orang-orang yang melakukan tafsir-tafsir sepihak ajaran Islam.

Buruknya tafsir akan Islam mengalami degradasi arti dan makna akan Islam. Sebabnya, Islam menjadi terlihat bringas, jahat dan menakutkan.

Bukan Menurut Islam

Sejauh ini, banyak orang berhenti pada bahasa “menurut Islam, kita telah diajarkan jihad”. Bahasa tersebut telah menyabotase Islam ke dalam dirinya, atau memasukkan dirinya kepada Islam. Padahal, apa yang disebut “menurut Islam”, sejatinya hanyalah sekadar tafsiran belaka pada Islam.

Bahasa tersebut sejauh ini sudah menjadi bahasa “milik umat Islam sehari-hari”. Mereka memakainya di berbagai tempat: di pengajian, khutbah jumat, majelis, tongkrongan, dan dalam teks-teks akademis. Buat apa? Untuk mengamankan argumentasinya, atau sekadar agar umatnya percaya terhadap apa yang disampaikannya.

Jadi, itulah yang menjadi masalah krusial bahasa umat beragama dari masa ke masa. Kendati, kalau dicermati lebih dalam, ditemukanlah berbagai masalah efek dari bahasa yang mengatasnamakan Islam tersebut.

Maka tak khayal, bilamana banyak umat Islam jatuh dalam jurang tafsir agama yang salah, narasi keagamaan yang keras, kebencian yang berlangsung lama akibat mencangkok agama, dan tali silaturrahmi-kohesi sosial yang tertutup nan pecah.

BACA JUGA  Trik Memahami Kamuflase HTI Agar Selamat dari Propagandanya

Kebangkrutan Agama

Ini adalah kebangkrutan beragama. Seharusnya, menguatnya beragama menjadikan umatnya lebih kuat, keharmonisan umat Islam tambah solid, tetapi malah tercerai-berai.

Kondisi umat Islam hari ini sedikit-sedikit sakit hati, menuduh pelecehan agama, pencemaran nama baik Islam, dan lain-lainnya. Pesona ini terjadi jelas akibat tidak dewasanya umat beragama. Dan ketidakdewasaan ini akibat dari bangkrutnya literatur akan agama.

Umat beragama hanya berhenti dan mencukupkan diri pada mejelis dan teks. Mereka begitu sulit untuk membuka-buka sumber bacaan yang banyak nan luas daripada agama. Sehingga yang terjadi di masyarakat tuduhan dan percekcokan tidak penting dan un-faidah.

Betul bahwa umat Islam hari ini berada dalam kebingungan. Mereka merdeka secara fisik, tapi terpasung dalam pemikiran. Kerangkeng inilah yang memuluskan perampokan terhadap ajaran Islam sehingga menjerumuskan mereka pada krisis di berbagai bidang kehidupan, mulai dari kebodohan, kemiskinan, dekadensi moral, konflik horizontal, radikalisme, terorisme, kejumudan, keterpecahbelahan, dan sebagainya.

Agus Wedi
Agus Wedi
Peminat Kajian Sosial dan Keislaman

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru