31 C
Jakarta

Wasatiah ala Rasulullah untuk Mengonter Terorisme 

Artikel Trending

KhazanahPerspektifWasatiah ala Rasulullah untuk Mengonter Terorisme 
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com – Berangkat dari perjalanan sejarah, sejatinya setiap agama mengajak semua pemeluknya untuk menyuarakan perdamaian, kebersamaan, dan menghargai orang-orang yang ada di sekitarnya.

Manusia yang memiliki agama ialah orang yang berilmu. Dan, orang yang berilmu tidak akan merendahkan orang lain, agama yang dipeluk, dan keburukan lainnya. Karena semakin tinggi ilmu seseorang maka akan semakin rendah hati pula jiwa dan sikapnya. 

Inilah yang sejatinya diajarkan Nabi Muhammad Saw., bahwa beliau sudah sejak dari kecil memiliki tingkah laku dan budi pekerti yang seirama dengan namanya, yaitu terpuji. Bahkan, orang kota Makkah menjulukinya sebagai Al-Amin, orang yang terpercaya.

Jauh sebelum Nabi Muhammad mendapatkan gelar sebagai Al-Amin, beliau lahir di kota Makkah, beliau termasuk keluarga yang pada waktu itu tidak begitu berperan dalam kekuasaan oligarki suku Quraisy di kota Makkah.

Tahun kelahiran beliau disebut tahun gajah yang dikaitkan dengan suatu peristiwa penting, yaitu serbuan pasukan Abraham dari Yaman dengan mengendarai gajah, yang terjadi sekitar tahun 571 M. 

Dengan berjalannya waktu dan kehidupannya yang serba biasa tetapi memiliki kejujuran yang tinggi, ia jadi disegani banyak orang. Ketika ia berdagang juga banyak pembelinya, dan berangkat dari kejujuran inilah, kemudian ia mendapatkan kepercayaan dari Siti Khadijah untuk bekerja sama menjalankan usaha dagangnya ke Syria.

Berangkat dari kerja sama inilah, kemudian Khadijah tertarik dengan kejujuran dan keuletan yang di miliki Muhammad Saw. Kemudian keduanya menjadi pasangan suami istri. Dari perkawinan inilah kemudian Muhammad memiliki kebebasan untuk memikirkan kebobrokan dan kegelapan penduduk Arab yang sudah menjamur berabad-Abad. 

Berdasarkan dari pengalaman yang dialaminya berulangkali ke Syria, Nabi Muhammad Saw melihat bahwa bangsa Arab ketinggalan jauh dengan bangsa-bangsa lainnya. Kesadaran ini kemudian mengantarkan beliau banyak melakukan puasa dan menyepi untuk memohon petunjuk Tuhan.

Singkatnya kemudian Rasulullah Saw mendapatkan petunjuk untuk mengenalkan agama Islam lebih berani dan mendetail kepada masyarakat Arab, atau sering disebut sebagai berdakwah menuju dalam kehidupan yang lebih baik. Yang memang pada masa itu bangsa Arab, masih suka berjudi, mabuk-mabukan, sampai dengan bermain wanita. 

Awalnya dakwah yang dilakukan Nabi Muhammad Saw memang mendapatkan perlawanan dari kaum kafir Quraish. Namun semangat beliau untuk perubahan bangsa Arab menjadi lebih baik serta petunjuk dari Allah Swt, beliau perlahan mendapatkan banyak pengikut. Yang pada akhirnya beliau juga harus berhijarah ke Madinah untuk menyelamatkan diri amukan bangsa kafir Quraish  dan berdakwah di kota Madinah. 

Di kota Madinah inilah bisa dikatakan beliau mampu menjadi ikon perdamaian dalam membangun pondasi Islam yang mendamaikan melalui dakwah-dakwahnya. Bahkan disebutkan, Nabi Muhammad Saw dalam berdakwah tidak pernah memberikan sebuah ancaman atau kekerasan dalam menyebarkan agama Islam.

BACA JUGA  Pancasila: Fondasi Bangsa untuk Melawan Ideologi Radikal Pemecah Persatuan

Beliau adalah manusia yang berhati mulai yang berhasil mendamaikan bangsa-bangsa. Menjadikan bangsa yang awalnya terpuruk, dan ketinggalan dari peradaban zaman, menjadi negara yang disegani oleh setiap bangsa. 

Sebagaimana yang disebutkan dalam buku Agama-Agama Dunia, menuturkan, bahwa Nabi Muhammad merupakan tokoh sejarah yang hidup pada kurun waktu tertentu yang sejarahnya tercatat secara teliti. Tidak hanya itu, Muhammad juga diakui sebagai tokoh besar yang aktivitasnya dapat mempengaruhi dan membalikkan jalan sejarah. 

Beliau adalah seorang tokoh luar biasa yang sanggup membangun suatu umat yang tegar dan penuh dengan semangat dari suatu masyarakat padang pasir yang hidupnya berserakan dan terpecah-pecah dalam ikatan kesukuan yang saling bermusuhan, menjadi bangsa yang terpatri oleh ikatan keislaman dan yang dalam tempo relatif singkat mampu menguasai belahan dunia. 

Dalam hal ini beliau berusaha memberikan sebuah pemahaman, dan mengingatkan kita agar menjaga perdamaian yang sudah dicapainya. Dan, sudah semestinya sejarah ini di ceritakan kepada generasi-generasi yang sekarang.

Mengapa? Agar kejayaan dan keutuhan bangsa ini senantiasa terjaga. Sebab apa yang diajarkan oleh Rasulullah Saw tentang agama Islam tidak mengandung unsure kebencian dan kekerasan. Melainkan mengajak seluruh manusia hidup rukun dan saling mencintai dan mengasihi.

Belajar dari perjalanan Rasulullah Saw, sudah menjadi tugas setiap manusia untuk menjaga keutuhan bangsa dan negaranya dari tangan-tangan jahil yang berusaha memecah belah.

Sebagaimana Indonesia yang terpetakan oleh banyaknya suku, kebudayaan, ada agama di dalamnya. Maka, sudah semestinya perbedaan ini dijadikan landasan untuk kita saling menghormati dan mencintai dengan orang lain meskipun berbeda. 

Sebagaimana yang terpancar dalam ajaran yang diberikan nabi Muhammad, bahwa beliau selalu memberikan jalan untuk umat-umatnya agar menjadi manusia yang santun, menghargai orang lain, menegakkan kebenaran untuk kebahagiaan bersama.

Yang harus kita pahami matang-matang ialah, bahwa agama tidak hanya terlahir dari satu asas, melainkan banyak paham. Dan itulah yang kemudian Indonesia memiliki asas lima dasar Pancasila yang harus dipahami oleh masyakat Indonesia. 

Rasulullah Saw merupakan cerminan dalam beragama dengan santun dan mendamaikan. Ajaran beliau memberikan warna kepada kita tentang bagaimana menyuarakan wasatiah Islam yang rahmatan lil ‘alamin.

Tentu sudah seharusnya kita juga meneladaninya. Agar seseorang bisa memahami makna perdamaian yang sebenarnya, bersama-sama menangkis kegiatan kontra-terorisme.

Suroso, S.Ag
Suroso, S.Ag
Alumni UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru