31.9 C
Jakarta

Urgensi Pendidikan Bagi Perempuan dalam Islam

Artikel Trending

KhazanahPerempuanUrgensi Pendidikan Bagi Perempuan dalam Islam
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com – Agama Islam datang untuk membuat perempuan dihargai seperti seharusnya. Sekarang, perempuan mendapatkan hak dan posisi yang pantas diakui, yang sebelumnya sering diabaikan dalam hukum. Dulunya, perempuan sering dianggap tidak penting dan diperlakukan dengan tidak adil, bahkan seperti barang yang bisa diperdagangkan.

Tapi sekarang, situasinya berbeda. Meskipun begitu, masih ada orang yang tidak setuju dengan gagasan ini, terutama tentang pentingnya pendidikan untuk perempuan.

Masih ada orang yang berpikir bahwa perempuan sebaiknya tidak mendapatkan hak menuntut ilmu. Mereka pikir perempuan sudah cukup dengan mengurus rumah tangga dan suami mereka. Jadi, kalau ada perempuan yang ingin belajar, itu dianggap aneh dan tidak pantas. Pikiran ini dipengaruhi oleh budaya yang mengutamakan laki-laki, di mana laki-laki dianggap lebih unggul daripada perempuan (Revilliano dkk., 2023: 151).

Ketika kita melihat bagian Al-Qur’an yang berbicara tentang perempuan, kita bisa melihat bahwa mereka mendapatkan perhatian khusus, terutama saat Al-Qur’an diturunkan. Ini menunjukkan bahwa Islam ingin meningkatkan status perempuan sehingga setara dengan laki-laki (Moh. Afif, 2020: 5).

Dalam Surah al-Nahl: 97, Allah menjelaskan tentang kesetaraan gender:

“Barangsiapa, baik laki-laki maupun perempuan, yang berbuat baik dan beriman, maka mereka akan diberikan kehidupan yang baik, serta balasan yang lebih baik lagi di akhirat.”

Ayat ini mengatakan bahwa Islam memperbolehkan perempuan untuk berbuat baik, sama seperti laki-laki. Agama ini menilai baik laki-laki maupun perempuan, yang beriman dan berbuat baik, akan mendapat kehidupan yang baik di dunia dan pahala yang lebih baik lagi di akhirat. Dalam hal pendidikan, perempuan juga berhak untuk mengejar ilmu pengetahuan dengan sepenuh haknya.

Dengan perspektif Syekh Ahmad Umar Hasyim, seorang ulama hadis yang sangat dihormati dalam dunia Islam, artikel ini menggambarkan pendekatan yang tegas dan yakin terhadap ajaran Islam, termasuk hak-hak perempuan. Syekh Umar meyakini bahwa kebenaran harus diungkapkan tanpa ragu, bahkan ketika membahas isu hak-hak perempuan. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk mendalami isu ini dengan lebih mendalam.

Dalam bukunya, Al-Da’wah al-Islamiyah, Syekh Umar menjelaskan bahwa dalam Islam, laki-laki dan perempuan diberi kesempatan yang sama untuk belajar. Islam bahkan mendorong perempuan untuk mengejar pengetahuan, termasuk hal-hal yang berkaitan dengan agama, seperti yang diajarkan dalam hadis tentang pentingnya mencari ilmu bagi umat Muslim.

Para ulama juga sepakat bahwa kewajiban ini berlaku untuk perempuan juga. Jadi, dalam Islam, perempuan memiliki hak yang sama untuk belajar seperti laki-laki.

Menurut Abu Qalabah, memberikan nafkah bagi anak-anak membawa ampunan, berkah, dan rezeki yang berlimpah dari Allah. Oleh karena itu, penting bagi seorang ayah untuk menyadari manfaat menuntut ilmu bagi anak-anaknya, baik laki-laki maupun perempuan, apakah mereka merdeka atau budak. Setiap anak memiliki potensi besar dalam mempertahankan pengetahuan.

Dalam sebuah hadis yang disampaikan oleh Imam Bukhari melalui Abi Burdah, Nabi Muhammad Saw menyampaikan bahwa seorang ayah yang memiliki anak perempuan akan mendapatkan pahala ganda dari Allah jika dia mengajar dan mendidik anak perempuannya dengan baik, kemudian menikahkannya dengan baik juga. Menurut Syaikh Umar, Ini menunjukkan pentingnya pendidikan bagi perempuan dengan baik dalam Islam.

Seorang perempuan memiliki peran utama dalam kehidupan dan agama. Jika perilakunya baik, itu akan menjaga teguh agama. Hal ini sangat berpengaruh dalam mendidik anak-anak dalam lingkungan keluarga, yang dikenal sebagai madrasatul ula atau pendidikan awal. Sebagai ibu, perempuan memiliki peran penting dalam mendidik anak-anaknya. Semoga ini lebih mudah dipahami.

Peran penting perempuan dalam pendidikan anak meliputi beberapa hal. Pertama, mereka mampu memberikan fondasi kepemimpinan kepada anak-anak mereka. Kedua, mereka turut serta dalam membentuk generasi penerus yang berkualitas. Terakhir, dengan memaksimalkan peran mereka, perempuan dapat meningkatkan status mereka yang sering kali dianggap rendah.

Melalui mengajar dan memberi contoh yang baik kepada anak-anak, perempuan bisa membantu menciptakan anak-anak yang baik dan pintar di masa depan. Pendidikan dan peran perempuan di rumah sangat penting untuk memastikan anak-anak tumbuh menjadi generasi yang baik. Oleh karena itu, penting untuk terus berjuang agar semua perempuan bisa mendapatkan pendidikan yang layak.

Syekh Umar memberikan pesan bahwa perempuan memiliki potensi besar dalam pendidikan, bahkan bisa menjadi pemimpin dan membentuk masa depan. Ini menunjukkan bahwa peran perempuan dalam keluarga sangat berharga dalam membentuk generasi mendatang.

BACA JUGA  Perempuan dan Anak di Medan Teror: Urgensi Kontra-Terorisme

Kita bisa melihat contoh nyata dari sejarah perempuan yang berpengaruh dalam Islam, seperti Aisha, yang mendapat pendidikan langsung dari Nabi Muhammad sendiri. Sebagai masyarakat, kita perlu menghargai jejak historis perempuan-perempuan ini untuk mengerti betapa pentingnya peran mereka dalam membentuk masa depan.

Aisha berperan besar dalam pendidikan dan menyatukan pandangan tentang perempuan. Selain mengajar generasi muda Islam, dia juga menyebarkan ajaran Islam dengan membuat kelompok khusus untuk perempuan Muslim. Aisha juga menjadi sumber informasi tentang kehidupan Nabi Muhammad bagi para sahabat.

Para saksi sejarah mengatakan bahwa Aisha adalah orang yang paling paham tentang Al-Qur’an, hukum Islam, dan budaya Arab. Bahkan, pengetahuannya melebihi semua umat Muslim dan perempuan lain jika digabungkan.

Kontribusi Aisha sangat berharga, karena kecerdasannya dalam banyak bidang ilmu membantu perkembangan ilmu agama. Para ulama dan sahabat Nabi menggunakan pengetahuannya sebagai rujukan. Dibandingkan dengan perempuan dan laki-laki lain pada masanya, Aisha lebih unggul dalam banyak hal, termasuk penafsiran, hadis, fikih, kedokteran, dan sastra.

Siti Aisha mendukung ajaran Islam untuk diterapkan. Pengajarannya kepada generasi muda dan perannya sebagai istri Nabi Saw menghasilkan nuansa pengembangan ajaran agama. Beliau tidak hanya menjadi sosok inspiratif, namun juga berperan aktif dalam mewariskan ilmu dan nilai-nilai agama kepada generasi penerus.

Menurut pendapat para ulama dan bukti sejarah, pendidikan seharusnya tidak membatasi berdasarkan gender, baik itu untuk laki-laki maupun perempuan. Meskipun sulit bagi perempuan untuk mendapatkan pendidikan tinggi, terutama mengingat peran mereka sebagai ibu, namun penting bagi mereka untuk terus memperluas pengetahuan dan mencapai tingkat pendidikan yang lebih baik (Jannah, 2019: 697).

Ketika perempuan mendapat kesempatan untuk belajar, mereka memiliki kemampuan untuk mencapai banyak hal. Mereka dapat bekerja sendiri, ikut serta dalam pengambilan keputusan, dan turut berperan dalam membangun masyarakat serta ekonomi.

Selain itu, dengan pendidikan, perempuan cenderung lebih sehat dan memiliki keluarga dengan jumlah anak yang lebih sedikit. Anak-anak dari perempuan yang berpendidikan juga cenderung lebih pintar. Jadi, perempuan yang mendapatkan pendidikan bukan hanya membantu diri mereka sendiri, tetapi juga membantu kemajuan masyarakat secara keseluruhan.

Berdasarkan tulisan di atas, kita melihat bagaimana Islam memberikan perhatian khusus terhadap perempuan, mengakui hak-hak mereka, dan memperjuangkan kesetaraan gender. Meskipun masih ada pandangan yang menolak hak pendidikan perempuan, bukti sejarah menunjukkan kontribusi besar perempuan dalam menyebarkan ajaran Islam dan perkembangan ilmu agama. Contohnya adalah peran Aisha, yang mendapat pendidikan langsung dari Nabi Muhammad dan berperan aktif dalam mengajarkan Islam kepada perempuan lain.

Dengan perspektif ulama seperti Syekh Ahmad Umar Hasyim, kita melihat bahwa Islam memberikan perlakuan yang sama terhadap laki-laki dan perempuan dalam hal menuntut ilmu. Ini menunjukkan pentingnya pendidikan bagi perempuan dalam Islam, yang juga didukung oleh ajaran Al-Qur’an yang menekankan kesetaraan gender.

Kita juga mengakui pentingnya peran perempuan dalam mendidik generasi mendatang. Dengan memberikan contoh yang baik dan melalui pendidikan di rumah, perempuan dapat membantu menciptakan anak-anak yang pintar dan berbudi luhur. Selain itu, kesempatan pendidikan yang adil bagi perempuan juga membawa dampak positif secara sosial dan ekonomi, baik bagi keluarga maupun masyarakat secara keseluruhan.

Oleh karena itu, penting bagi kita untuk terus memperjuangkan hak pendidikan bagi perempuan. Dengan memastikan akses yang setara terhadap pendidikan, kita tidak hanya memberikan kesempatan bagi perempuan untuk berkembang, tetapi juga membangun masyarakat yang lebih inklusif dan berkelanjutan.

Daftar Rujukan

Alimni, A., & Hamdani, H. “Peran Perempuan Dalam Dunia Pendidikan Pada Masa Rasulullah SAW”. Jurnal Hawa: Studi Pengarus Utamaan Gender Dan Anak, Vol. 3, No. 2 (2021). (https://ejournal.iainbengkulu.ac.id/index.php/hawa/article/download/5683/3376)

Florentina, S. “Aisyah Perempuan Pengukir Sejarah Pendidikan Pada Masa Rasulullah”. Jurnal Pendidikan Tematik. Vol. 4, No.2 (2023).(https://siducat.org/index.php/jpt/article/view/843)

Jannah, R. “Hakikat Pendidikan dan Karir Perempuan dalam Perspektif Hukum Islam”. An Nisa , Vol. 12, No. 2 (2019).

Moh. Afif. “Peran Perempuan Dalam Pendidikan Perspektif M. Quraish Shihab”. Tadris: Jurnal Penelitian dan Pemikiran Pendidikan Islam, Vol. 13, No. 2 (2020). (https://jurnal.iain-bone.ac.id/index.php/annisa/article/view/668)

Revilliano, M. I. “Pengaruh dan Budaya Patriarki Terhadap Gerakan Perubahan Feminisme Dalam Organisasi”. Jurnal Manajemen Dan Bisnis Ekonomi, Vol. 1 No. 2 (April 2023).(https://jurnal.itbsemarang.ac.id/index.php/JMBE/article/view/173)

Siti Zuadah, A. “Peran Perempuan dalam Meriwayatkan Hadits: Studi Pustaka atas Aisyah binti Abu Bakar”. Multidisciplinary Research. Vol. 24 (2023).(https://conferences.uinsgd.ac.id/index.php/gdcs/article/view/1585/1125)

Martina Mulia Dewi
Martina Mulia Dewi
Lifelong learner, content writer, recipe writer, blogger, dan feminist activist, juga pebisnis di Sabda Literasi Palu.

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru