27.8 C
Jakarta

Menyongsong Ekonomi Indonesia Baru Tanpa Khilafah

Artikel Trending

Milenial IslamMenyongsong Ekonomi Indonesia Baru Tanpa Khilafah
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com – Hari ini rupiah melemah. Nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar AS seiring meningkatnya ketegangan antara Israel dan Iran di Timur Tengah. Kurs rupiah per dolar AS berkisar di atas Rp16.000 pada pekan terakhir.

Bila rupiah terus melemah, dikhawatirkan membuat harga barang-barang impor melonjak, termasuk bahan baku industri. Tidak berhenti di situ, ini bisa memicu inflasi yang akhirnya melemahkan daya beli masyarakat.

Dampak Konflik Israel-Iran

Basis ekonomi Indonesia tidak bertahan lama. Karena semua ekonomi Indonesia bergantung pada negara tetangga. Karena itulah, apabila konflik Iran-Israel berlarut-larut, akan muncul dampak besar yang dapat mengguncang ekonomi Indonesia.

Yang dilihat pakar dari konflik Israel-Iran di Timur Tengah, yang kian memanas ini, adalah tabulasi yang terjadi di dalam basis perekonomian. Minyak global naik tinggi dan beberapa rantai pemasok minyak terbelenggu dan macet. Yang dikhawatirkan harga yang meroket tinggi dan berisiko pada negara Indonesia.

Pada situasi krisis ini, banyak aktivis khilafah bersorak meriah. Menurutnya, Indonesia tidak berdaya membela perekonomian karena menggunakan sistem demokrasi Pancasila. Menurutnya, rupiah yang melemah, Pancasila Indonesia mati di bawah dominasi mata uang dolar AS sebagai mata uang internasional.

Memang benar saat ini dolar AS mendominasi transaksi global. Kekuatan dolar AS memiliki dampak ekonomi. Tapi bukan berarti Indonesia kalah atau berada di ambang kebangkrutan karena mengemban sistem demokrasi Pancasila.

Sungguh aneh pernyataan aktivis khilafah bila mengatakan bahwa Indonesia akan hancur dengan sistem demokrasi Pancasila jika tolok ukurnya hanya rupiah melemah. Aneh pula bila mengatakan bahwa Indonesia satu-satunya yang terdampak perang Iran-Israel.

Ekonomi dan Demokrasi Pancasila

Saya kira, eksistensi ekonomi Indonesia akan terus melaju ke depan tanpa harus mengubah sistem demokrasi Pancasila. Sebab, Pancasila bisa menjamin beberapa hal. Di antaranya:

Pertama, Pancasila sistem yang menjamin pemenuhan kebutuhan dasar dan keadilan.

Pancasila memiliki metode distribusi yang mampu menjamin setiap individu di dalam negara. Pancasila menjamin agar seluruh individu masyarakatnya mampu memenuhi kebutuhan dasar mereka, yaitu pangan, sandang, dan perumahan, serta penyediaan layanan kesehatan, pendidikan, dan keamanan.

BACA JUGA  Menakar Jebakan Isu Pemilu Curang dari Kelompok Ekstrem-Radikal

Sistem Pancasila menjamin kualitas hidup manusia Indonesia. Negara juga akan membantu memenuhi kebutuhan dasar setiap individu yang tidak mampu ditanggung oleh keluarganya.

Kedua, Pancasila dapat melayani dan mengoptimalkan kekuatan rakyat dan negara.

Kita tahu, kekayaan SDA Indonesia melimpah. Indonesia memiliki aset besar. Ini terlihat dari sistem dan tata-kelola yang sudah mulai mapan terjadi di Indonesia. Meski masih ada kekurangan di sana-sini, tetapi dengan sistem ini, negara dan rakyat Indonesia sudah aman dan damai.

Aset lain adalah perihal sumber daya alam. Misalnya seperti sumber air, padang rumput, hutan, tambang mineral, dan energi, akan menjadi sumber daya yang sangat besar untuk mendanai kebutuhan negara.

Ditambah lagi dengan aset-aset infrastruktur seperti jalan, saluran air, fasilitas komunikasi, sekolah, dan rumah sakit, akan memperkuat peran negara dalam menyediakan layanan masyarakat. Sayangnya, ini yang hari ini kemudian dimanfaatkan secara massif sehingga kurang berdampak kepada rakyat Indonesia.

Kekuatan Manusia Indonesia

Pada tatanan bawah seperti ormas dan kelompok keagamaan masyarakat, masih bisa dijadikan sebagai potensi dalam pelayanan masyarakat. Misalnya beragam dana yang dapat dihimpun untuk kebutuhan masyarakat, seperti zakat, kharaj, jizyah, dan pendapatan dari sektor pertambangan, serta penerapan pajak atas surplus kekayaan sebagai langkah darurat (last resort) jika diperlukan.

Model Pancasila seperti ini dapat membantu masyarakat. Model sistem Pancasila seperti ini sudah terbukti di Indonesia. Berbeda dengan aktivis khilafah yang hanya selalu meneriakkan suara ilusi yang sama sekali tidak nyata akan berdampak ke bangsa Indonesia.

Jika model ini terus bisa diterapkan, Indonesia akan mampu mengatasi segala aspek kerentanan permasalahan termasuk imbas perang Iran-Israel. Model di atas, bisa mendukung penyediaan layanan publik dan untuk mendukung kebijakan Indonesia menuju negara kuat, adil, dan makmur.

Agus Wedi
Agus Wedi
Peminat Kajian Sosial dan Keislaman

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru