Harakatuna.com. Bojonegoro – Guna meningkatkan toleransi dan kerukunan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, Kantor Kementerian Agama (Kankemenag) Bojonegoro, Jawa Timur, menggelar kegiatan dialog lintas agama di Hotel Bonero, Selasa (23/11/2021).
Kegiatan tersebut diikuti oleh 120 peserta dari berbagai kalangan masyarakat dan profesi. Dipandu oleh moderator Muhammad Miftahul Huda dari Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (Fisip) Universitas Bojonegoro, tiga nara sumber yang dihadirkan sebagai panelis mampu membuat dialog menjadi segar dan terasa hidup.
Ketiga nara sumber yang menjadi panelis dialog tersebut adalah Kepala Satuan Intelijen dan Keamanan (Kasat Intelkam) Polres Bojonegoro, AKP Benny Ulang Setiawan, Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Bojonegoro, K.H. Alamul Huda. Dan Kepala Bakesbangpol (Badan Kesatuan Bangsa dan Politik) Kabupaten Bojonegoro, Mahmudi.
Dalam sambutannya, Kepala Kankemenag Bojonegoro, Munir mengatakan, bahwa acara dialog lintas agama dihelat agar terjadi kesamaan visi terkait moderasi. Supaya tercipta masyarakat yang moderat, yang tidak ekstrim kanan maupun kiri. Yang mempunyai komitmen menjaga kebangsaan, hidup bertoleransi, serta mampu mengakui local wisdom atau kearifan lokal.
“Harapannya mampu memahami dan mencintai kehidupan beragama. Dan terjalin kerukunan, ukhuwah islamiyah, ukhuwah wathoniyah, dan ukhuwah insaniyah,” katanya sekaligus membuka acara.
Kepala Bakesbangpol Bojonegoro, Mahmudi, memaparkan materi dialog perihal sinergitas dan toleransi antar umat beragama yang bagus di Bojonegoro.
“Contohnya kampung kristen di Desa Leran, Kecamatan Kalitidu dan di Desa Kolong, Kecamatan Ngasem,” ujarnya.
Sementara, Kasat Intelkam Polres Bojonegoro, Ajun Komisaris Polisi (AKP) Benny Ulang Setiawan menuturkan, bahwa awal radikalisme berawal dari intoleransi. Tidak terkendalinya intoleransi melahirkan tindak pidana terorisme, yang keluar dari radikalisme.
“Tetapi radikalisme ini tidak bisa dikatakan menyangkut satu agama tertentu,” tuturnya.
Sedangkan Ketua FKUB, KH Alamul Huda memaparkan materi tentang wawasan kebangsaan. Dimana wawasan kebangsaan berperan penting dalam membangun toleransi lintas agama.
“Berhubungan lintas agama itu dicari persamaannya, bukan dicari perbedaan antar agama,” tandasnya.(fin)