28.4 C
Jakarta

Serial Pengakuan Mantan Napiter (C-XXXVIII): Mantan Napi Teroris di Brebes Wartoyo yang Suka Berbagi kepada Sesama

Artikel Trending

KhazanahInspiratifSerial Pengakuan Mantan Napiter (C-XXXVIII): Mantan Napi Teroris di Brebes Wartoyo yang...
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com. Menjadi teroris memang sebuah pilihan. Para teroris memilih untuk masuk dalam lingkaran para pelaku kejahatan yang menjual isu agama untuk kepentingan pribadi dan politik.

Berlindung di balik agama dirasa sangat aman dan strategis bagi para teroris. Aman, karena kejahatan yang mereka lakukan seakan mendapat pembelaan dari agama. Sehingga, kendati mereka harus berakhir di dalam tahanan atau hukuman mati mereka rela dan optimis bakal dapat balasan berupa surga. Bullshit!

Steategis berlindung di balik agama disebabkan banyak orang sangat mudah terdoktrin ketika mengatasnamakan agama. Ini biasanya dijadikan kesempatan bagi para teroris senior untuk melakukan perekrutan. Dengan perekrutan itu mereka memperlihatkan bahwa aksi terorisme mendapat legitimasi agama.

Apapun alasan yang disampaikan, terorisme tetaplah paham yang terlarang. Agama, termasuk Islam, mengecam berat terorisme. Meski begitu, siapapun yang terjebak dalam lingkaran teroris hendaknya dibantu keluar (hijrah) ke jalan yang benar.

Salah seorang mantan napi teroris (napiter) asal Indonesia adalah Wartoyo. Ia pernah sebelumnya tersangkut kasus terorisme hendak meracun kantin kantor polisi di wilayah Jakarta. Saat ini dia aktif memberikan sosialisasi dan edukasi bahaya terorisme di sekitar pantura barat Jawa Tengah.

Wartoyo mendirikan Yayasan Putra Persaudaraan Anak Negeri (Persadani). Yayasan ini beranggotakan para mantan napiter. Sedang, pembinanya adalah Wartoyo sendiri. Lewat yayasan ini mereka memberikan bantuan kepada orang-orang jompo dan anak yatim. Kegiatan berbagi ini dilakukan di komplek Embung Larangan Kabupaten Brebes. Ada 40 jompo dan 20 anak yatim yang diberi bantuan (uang tunai) plus paket bingkisan sembako.

BACA JUGA  Serial Pengakuan Eks Napiter (C-LI-XXXIV): Eks Napiter Atok Kini Blusukan ke Lapas Jadi Juru Dakwah Deradikalisasi

Kegiatan ini merupakan sinergi Yayasan Persadani bersama Paguyuban Odong-Odong Golek Pangan (Pogepa) Brebes dan Paguyuban Podomoro. Sedangkan sumber bantuan yang disalurkan itu berasal dari para anggota yang menyisihkan pendapatannya tiap bulan.

Kegiatan lain para mantan napiter di Brebes yakni merintis pengelolaan Embung di Kecamatan Larangan untuk dijadikan wisata. Embung ini sudah digarap sekira 4 bulan terakhir oleh Paguyuban Podomoro. Mereka kerja bakti mandiri, mulai dari membersihkan embung dan menata akses masuk. Termasuk menghias kawasan termasuk menyediakan aneka wahana air di sana.

Sebagai penutup, mantan napiter tidak selamanya buruk. Mereka masih bisa diharapakan kembali selagi mereka mau. Buktinya, Wartoyo dan teman-temannya. Mereka melakukan kegiatan sosial untuk menebus dosa sosial yang telah mereka lakukan. Niat baik mereka mendapat sambutan positif dari masyarakat.[] Shallallah ala Muhammad.

*Tulisan ini disadur dari cerita mantan napiter Wartoyo yang dimuat di media online Panturapost.com

Dr. (c) Khalilullah, S.Ag., M.Ag.
Dr. (c) Khalilullah, S.Ag., M.Ag.
Penulis kadang menjadi pengarang buku-buku keislaman, kadang menjadi pembicara di beberapa seminar nasional

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru