Dengarkan artikel ini
Harakatuna.com. Banyak orang yang terjebak paham radikal. Mereka tidak sadar dan merasa bahwa yang diyakininya adalah suatu kebenaran. Padahal, radikalisme bertentangan dengan ajaran agama yang mencintai perdamaian.
Orang yang terpapar paham radikal ada yang sebatas pemikiran saja dan ada yang sampai berwujud perbuatan nyata. Yang berwujud perbuatan adalah berbentuk aksi-aksi terorisme. Tidak sedikit warga Indonesia yang terlibat di dalamnya.
Seseorang yang pernah terpapar radikalisme-terorisme dan sekarang sudah bertobat adalah Hadi Masykur. Hadi pernah menjabat sebagai sekretaris Para Wijayanto, Amir Neo JI, yang ditangkap oleh Densus 88 Antiteror di Bekasi, Jawa Barat, pada 29 Juni 2019 setelah buron sejak 2003.
Penangkapan sang imam organisasi membuat Hadi harus meninggalkan rumah beserta keluarganya karena dirinya memegang seluruh data terkait Neo JI. Selama tujuh bulan Hadi meninggalkan kediamannya di Ungaran, Semarang, Jawa Tengah, serta meninggalkan ibunda tercinta, beserta istri dan anak-anaknya.
Dalam pelariannya, Hadi beberapa kali menemui keluarganya. Namun, saat itu sang ibunda jatuh sakit dan harus menjalani perawatan di salah satu klinik.
Namun, setelah hijrah dari radikalisme-terorisme Hadi sukses menjadi pemeran utama film dokumenter berjudul Kembali ke Titik. Film ini menceritakan tentang perjalanan Hadi dalam mencari kebenaran, mulai terpapar terorisme hingga hijrah darinya.
Sebagai penutup, perjalanan hidup memang sulit ditebak. Tapi, sebagai orang yang bijak kita harus selalu belajar dari kesalahan orang lain agar kita tidak terjatuh ke jalan yang sama.[] Shallallahu ala Muhammad.
*Tulisan ini disadur dari eks napiter Hadi Masykur yang dimuat di media online Kompas.com
