30.8 C
Jakarta

Serial Pengakuan Eks Napiter (C-LI-XIV): Eks Napiter Suwarto yang Melanjutkan Hidup Usai Menjalani Tahanan

Artikel Trending

KhazanahInspiratifSerial Pengakuan Eks Napiter (C-LI-XIV): Eks Napiter Suwarto yang Melanjutkan Hidup Usai...
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com. Radikalisme bukanlah isu baru terdengar di belahan dunia. Sudah lama bibit paham ini muncul. Mulanya bibit ini tumbuh sejak kepemerintahan Sayyidina Ali Ibn Abi Thalib. Hal ini ditandai dengan penentangan Kelompok Separatis Khawarij yang mengkafirkan Ali dan pengikutnya. Sebab, mereka tidak menggunakan hukum Allah dalam memberikan keputusan.

Tak dinyana, ideologi radikal Khawarij terus bergulir bagai bola salju. Muncullah kelompok Hizbut Tahrir (jika di Indonesia, ditambah dengan identitas kenegaraan, Hizbut Tahrir Indonesia atau HTI), Jamaah Islamiyah (JI), Islamic State of Iraq and Syria (ISIS), dan masih banyak yang lainnya.

Paham radikal ini berhasil mencuci otak siapapun, tak terkecuali di Indonesia. Ada beberapa warga negara Indonesia yang terpapar paham ini. Meski, ada beberapa yang tetap dalam pendiriannya dan ada sebagian yang lainnya sudah hijrah dan bertobat.

Seorang warga Indonesia yang telah hijrah dari radikalisme-terorisme adalah Suwarto. Dia pernah terlibat dalam kelompok Firqoah Abu Hamza (FAH) yang mendukung gerakan ISIS di Suriah. Selama dua tahun mengikuti pemahaman kelompok ISIS, Suwarto sempat membuat pasport untuk berangkat mendukung ISIS di Suriah dan berencana menjual rumah dan tanah untuk biaya keberangkatan tersebut mengajak istri dan keenam anaknya yang masi kecil saat itu.

Akibat dari perbuatannya itu, Suwarto dijatuhi vonis 5 tahun penjara. Sempat menjalani di beberapa rutan dan lapas hingga pada tahun 2021, kemudian dia bebas setelah menjalani proses pembebasan bersyarat dari lapas Sentul bogor. Saat diberi tahu bakal bebas dari penjara pada April 2020 dia senang dapat berkumpul lagi dengan keluarga nya dan di sisi lain ia cemas tidak diterima kehadirannya di masyarakat di mana dia dibesarkan.

BACA JUGA  Serial Pengakuan Eks Napiter (C-LI-XXXVI): Perjuangan Kristianto Setelah Hijrah dari Radikalisme

Suwarto berharap pemerintah daerah berkenan memperhatikan eks napiter. Pembinaan secara ideologi memang penting tetapi jika tidak disertai dengan bantuan seperti pengembangan usaha maka deradikalisasi bisa tak maksimal, menurut nya paham tersebut sangat berbahaya baik dalam kehidupan berkeluarga maupun bermasyarakat dirinya berpesan agar semangat dalam beragama wajib disertai dengan tabayun dan jangan menutup diri dengan banyak belajar sehingga tidak dengan mudahnya membid’ah kan bahkan mengkafirkan sesama muslim.

Kini Suwarto telah kembali ke masyarakat dan sibuk menjalani aktivitas sebagai wirausaha keripik dan jajanan bersama anak dan istrinya, sembari menyebarkan paham Islam Ahlussunah Wal Jamaah melalui yayasan pelita bersatu Indonesia (YPBI) bersama mantan Kombatan lain di YPBI Suwarto berperan sebagai hubungan masyarakat (Humas) untuk berkomunikasi di luar yayasan.

Suwarto ingin mengembalikan pemahaman Napiter tentang Islam sesuai Sunnah Nabi dan Sunnah Khulafaur Rasyidin setelahnya, dia juga mengajak mereka para Kombatan maupun Napiter meninggalkan JAD dan paham radikal teroris lainnya. Memang tak mudah memperbaiki pemahaman seorang narapidana teroris, namun melalui pendekatan kemanusiaan bersama-sama BNPT Kepolisian dan bahkan pemerintah daerah, dia meyakini pelan-pelan para napiter akan berubah melalui program deradikalisasi.[] Shallallahu ala Muhammad.

*Tulisan ini disadur dari cerita eks napiter Suwarto yang dimuat di media online Tribuntipikor.com

Dr. (c) Khalilullah, S.Ag., M.Ag.
Dr. (c) Khalilullah, S.Ag., M.Ag.
Penulis kadang menjadi pengarang buku-buku keislaman, kadang menjadi pembicara di beberapa seminar nasional

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru