27.2 C
Jakarta

Menelaah Kembali Revolusi Akhlak

Artikel Trending

Islam dan Timur TengahIslam dan KebangsaanMenelaah Kembali Revolusi Akhlak
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Kepulangan Habib Rizieq mencuri perhatian publik di Indonesia. Orang-orang FPI sumringah melihat Imam Besarnya kembali ke negara merah putih dengan selamat seraya membawa visi revolusi akhlak. Antusias mereka diekspresikan dengan kehadiran mereka berbondong-bondong ke sebuah bandara sambil menyuarakan takbir sebagai bentuk kemenangan. Entahlah, saya belum paham kemenangan yang mereka maksud. Mungkin, kemenangan Imam Besar, yang bagi mereka, melawan rezim Presiden Jokowi.

Orang yang tidak setuju dengan kepulangan Habib Rizieq ke Indonesia tidak dapat disimpulkan, mereka membenci Nabi Muhammad Saw., karena Habib Rizieq termasuk dzurriyyah atau keturunan Nabi. Mereka tidak senang Habib Rizieq dalam hal dakwahnya saja. Tapi, mereka tetap mengakui Habib Rizieq keturunan Nabi. Mungkin orang tersebut mendambakan kehadiran Nabi yang dakwahnya lemah lembut.

Peperangan terjadi pada masa Nabi tidak dapat dipahami sebagai bentuk kekerasan dakwah Nabi. Nabi sesungguhnya tidak pengin terjadi peperangan, karena peperangan itu bukan bentuk penyelesaian masalah yang efektif. Peperangan yang dilakukan Nabi beserta sahabat-sahabatnya hanyalah membela diri dari serangan musuh. Saking ramah dan santunnya, kehadiran Nabi tidak pernah selalu dirindukan oleh masyarakat Quraisy kala itu. Masyarakat hanya membenci agama yang dibawa Nabi, bukan kepribadian Nabi. Sehingga, beriring waktu kebencian itu menjadi cinta karena berkat cinta kasih Nabi yang dicurahkan dalam dakwahnya.

Pribadi yang ramah dan santun mengantarkan Nabi Muhammad Saw. menjadi sosok yang patut diteladani. Disebutkan dalam surah al-Ahzab ayat 21: Sungguh telah ada pada diri Rasulullah suri teladan yang baik bagi kalian. Ayat ini secara tidak langsung memberikan pesan sederhana: Kalau kamu pengin menjadi pribadi yang baik, contohlah Nabi Muhammad. Kalau kamu pengin menjadi sosok yang dicintai, lihatlah Nabi Muhammad. Bahkan, jika kamu pengin menjadi pendakwah yang penyantun, ikuti langkah-langkah yang dilakukan Nabi Muhammad. Intinya, Nabi Muhammad Saw. itu menjadi barometer segala sesuatu.

Pribadi yang ramah dan santun merupakan bentuk akhlak yang mulia. Tak heran, bila Nabi Muhammad Saw. disebutkan dalam hadis: Sesungguhnya aku diutus hanya untuk menyempurnakan kemuliaan akhlak. (HR. al-Baihaqi). Pertanyaannya, kenapa harus kemuliaan akhlak yang menjadi poin utama dalam dakwah Nabi? Quraish Shihab menyebut—yang redaksinya kurang lebih—bahwa akhlak itu adalah inti dari agama. Sehingga, dalam kesempatan yang lain Quraish Shihab berpesan: Cukuplah kamu dikenal dengan karya dan akhlak. Siapapun, Habib sekalipun, yang berdakwah jika tidak menggunakan kemuliaan akhlak maka tidak dapat dibenarkan.

BACA JUGA  Membangun Jakarta ala Anies Baswedan

Memperbaiki akhlak menjadi sesuatu yang menarik dalam sebuah dakwah, sehingga mampu diterima publik. Habib Rizieq sepertinya menghadirkan kembali apa yang dilakukan Nabi Muhammad Saw. Lahirlah kemudian spirit “Revolusi Akhlak” yang digagas oleh Habib Rizieq sendiri. Spirit ini sudah lama disampaikan, kalau tidak keliru, sebelum Habib Rizieq menginjakkan kaki di tanah Indonesia. Digagasnya Revolusi Akhlak tentu menghadirkan kontroversi. Ada yang mengomentari, Revolusi Akhlak ini bentuk tandingan terhadap Revolusi Mental yang digagas oleh Presiden Jokowi.

Saya, bisa jadi juga kamu yang membaca tulisan ini, berpikiran yang sama. Revolusi Akhlak adalah sesuatu yang positif. Namun, sebelum spirit ini diterapkan kepada orang lain, terlebih dahulu perlu dipraktekkan oleh Habib Rizieq sendiri beserta pengikut-pengikutnya. Revolusi Akhlak akan mengajak untuk memperbaiki diri sendiri dan orang lain.

Revolusi Akhlak sekarang masih dalam kontroversi, bisa jadi belum diterima diterapkan di Indonesia. Mungkin nanti Revolusi Akhlak akan menjadi sesuatu yang diharapkan ketika Habib Rizieq beserta pengikut-pengikutnya menghadirkan dakwah yang ramah dan santun, sehingga pesan-pesan yang disampaikan dalam dakwahnya mampu menggugah hati banyak orang. Revolusi Akhlak ini sungguh sangat menarik jika menjadi “titik balik” Habib Rizieq beserta pengikut-pengikutnya menghadirkan dakwah yang moderat. Titik balik ini persis sama dengan Gus Ulil Abshar Abdalla yang melalui titik balik dari pemikiran liberal menuju pemikiran moderat.[] Shallallah ala Muhammad.

Dr. (c) Khalilullah, S.Ag., M.Ag.
Dr. (c) Khalilullah, S.Ag., M.Ag.
Penulis kadang menjadi pengarang buku-buku keislaman, kadang menjadi pembicara di beberapa seminar nasional

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru