31.9 C
Jakarta

Momen Menghapus Dosa Radikal di Hari Kesepuluh Bulan Muharram

Artikel Trending

Islam dan Timur TengahIslam dan KebangsaanMomen Menghapus Dosa Radikal di Hari Kesepuluh Bulan Muharram
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com. Sekarang umat Islam memasuki bulan kesepuluh di bulan Muharram. Pada hari ini biasanya umat Islam melaksanakan puasa yang dikenal dengan Puasa Asyura’. Lantas seberapa penting puasa ini?

Nabi Muhammad menyebutkan, bahwa Puasa Asyura dapat menghapus dosa setahun yang lalu. Puasa ini menjadi solusi bagi umat Islam sebagai manusia yang tidak pernah lepas dari dosa dan salah.

Manusia pasti melakukan dosa dan kesalahan. Dosa ini ada yang berkaitan langsung dengan Allah dan ada yang berkaitan dengan manusia. Dosa yang paling sulit diampuni adalah dosa yang berhubungan dengan sesama manusia.

Ada banyak dosa yang berkaitan dengan sesama manusia. Pertama, dosa provokatif. Dosa ini mendorong pelakunya melakukan provokasi yang negatif kepada orang lain. Semisal, mengajak massa untuk menentang ideologi Pancasila di Indonesia.

Biasanya dosa semacam ini dilakukan oleh kelompok Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) dan Khilafatul Muslimin (KM). Kedua kelompok ini bersikeras menegakkan ideologi Khilafah sebagai dasar suatu negara.

Kedua, dosa hate-speech. Dosa ini menggambarkan pelakunya yang gemar merendahkan orang lain. Mereka suka mencaci orang lain, baik karena orang ini berbeda secara pemikiran maupun beda secara keyakinan. Mereka merasa paling benar sehingga dengan mudah melakukan hate-speech.

Hate-speech ini sering dijumpai di mana saja. Perbuatan tercela ini sangat mungkin dilakukan oleh beberapa ustaz yang diakui memiliki pengetahuan yang luas. Nyatanya, perilaku mereka tidak mencerminkan ilmunya yang melarang perbuatan hate-speech.

BACA JUGA  Tafsir Lingkungan di Tengah Kebijakan Penguasa

Ketiga, dosa aksi-aksi terorisme. Bagian ketiga ini adalah puncak dosa yang paling besar. Pelakunya sudah hilang hati nuraninya. Mereka sudah menjadi setan yang memusuhi saudaranya sendiri.

Padahal, Islam melarang tindakan yang merugikan orang lain. Tindakan merugikan ini berlawanan dengan perintah saling tolong-menolong antar sesama dan saling menasehati. Seharusnya orang muslim tidak mudah membunuh saudaranya. Karena, membunuh satu jiwa sama dengan membunuh semua jiwa. Sudah lupakah mereka bahwa terorisme adalah bagian dari pembunuhan?

Pelaku beberapa macam dosa tersebut hendaknya bertobat dan meninggalkan dosa itu. Apalagi, sekarang mereka memasuki hari kesepuluh bulan Muharram. Kesempatan bagi mereka bertobat sehingga dosa mereka dihapus.

Dosa akan mengantarkan pelakunya menjadi orang yang celaka, baik di dunia maupun di akhirat. Bukankah banyak pelaku bom bunuh diri sebagai aksi terorisme yang mati mengenaskan dan nantinya akan dimasukkan ke neraka yang siksanya tidak terbayang pedihnya?

Sebagai penutup, jadikan Muharram sebagai momen untuk menghapus dosa yang telah berlalu dan melangkah menjadi pribadi yang baik, yaitu pribadi yang tidak gemar memprovokasi massa, merendahkan orang lain, dan melakukan aksi-aksi terorisme.[] Shallallah ala Muhammad.

Dr. (c) Khalilullah, S.Ag., M.Ag.
Dr. (c) Khalilullah, S.Ag., M.Ag.
Penulis kadang menjadi pengarang buku-buku keislaman, kadang menjadi pembicara di beberapa seminar nasional

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru