33.5 C
Jakarta

Militansi Muslimah Eks HTI dalam Penyebaran Ideologi

Artikel Trending

KhazanahTelaahMilitansi Muslimah Eks HTI dalam Penyebaran Ideologi
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com – Sebelum HTI dibubarkan, kelompok perempuan yang berada di bawah naungan HTI disebut Muslimah HTI. Namun karena HTI sudah dibubarkan maka kita menyebutnya sebagai Muslimah eks-HTI. Jangan kita mengira, bahwa sejak Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) dibubarkan, Muslimah HTI pecah. Militansi Muslimah eks-HTI tetap membara dalam menyebarkan ideologi khilafah.

Pola pergerakan HTI sebenarnya sama dengan HT internasional. Mereka terinspirasi dengan cara Rasulullah Saw. dengan merencanakan dan berupaya secara keras untuk mencapai tujuannya dalam menegakkan Islam. Setidaknya ada tiga bagian dalam perjuangan yang mereka lakukan. Pertama, tahap pembinaan dan kaderisasi (marhalah tasqif).

Tahap ini adalah penguatan kelompok internal sekaligus menguatkan fondasi dengan orang yang sudah memiliki ideologi yang sama, dan kelompok yang mau bekerja sama. Upaya yang dilakukan dalam tahap ini, salah satunya dengan menggelar pengajian di masjid atau pengajian eksklusif di ballroom hotel, di mana peserta yang akan hadir diwajibkan mendaftar terlebih dahulu.

Setelah acara selesai, selayaknya seminar bisnis yang biasa kita ikuti, strategi multilevel marketing (MLM) menjadi salah satu strategi utama yang mereka lakukan. Aktivis inti khilafah (penyelenggara kegiatan) akan melakukan kaderisasi kepada para peserta. Satu orang bisa mengkader 5-10 orang agar mau bergabung dalam gerakan tersebut. Di sinilah proses regenerasi terus berlangsung sampai hari ini. Makanya, sekalipun organisasi HTI sudah dibubarkan, militansi eks HTI dalam menyebarkan ideologi masih terus membara.

Kedua, turun ke masyarakat. Mereka berdakwah kepada masyarakat pada berbagai forum, mulai dari forum pengajian, seminar, talkshow. Hal ini juga dilakukan di berbagai tempat seperti masjid, kampus, dari rumah ke rumah untuk berbicara tentang bagaimana Islam dapat memecahkan masalah. Mereka ingin meyakinkan umat Islam dengan berbagai fenomena sosial yang dialami oleh masyarakat untuk meyakini dengan sepenuh hati, bahwa ajaran yang mereka bawa adalah benar.

Ketiga, setelah masyarakat memahami dan meyakini Islam adalah ajaran yang paling benar dalam membaca fenomena masyarakat masa kini, mereka akan menggiring opini hukum Islam dan ingin menciptakan negara yang menganut ajaran Islam. Tentu, alasan di balik dari penerapan hukum Islam adalah, agar masyarakat memperoleh kemakmuran sesuai yang dicita-citakan Islam.

BACA JUGA  Lebaran Ketupat: Merawat Tradisi dan Ketaatan Pasca Idulfitri

Upaya tersebut tetap dilakukan oleh eks HTI dalam penyebaran ideologi, termasuk melalui media sosial yang menjadi salah satu basis penyebaran ideologi khilafah pada abad 21 ini.

Muslimah eks-HTI: Pilar Gerakan Penyebaran Ideologi Khilafah

Melalui pola gerakan itu, ada sekelompok Muslimah eks-HTI yang memiliki militansi cukup tinggi dalam melaksanakan upaya tersebut. Jika pada tulisan sebelumnya, Fatayat NU Jawa Barat melakukan pengajian dengan ibu-ibu dari rumah ke rumah, RT ke RT, sebagai upaya pencegahan penyebaran ideologi radikal. Maka, Muslimah eks HTI juga melakukan hal serupa untuk merekrut para perempuan.

Mereka juga melakukan pengajian di masjid atau musala, atau bahkan secara tertutup dari rumah ke rumah anggotanya, di mana sang anggota bisa mengajak orang baru untuk mengikuti pengajian tersebut sebagai bagian dari proses regenerasi. Indoktrinasi yang dilakukan oleh Muslimah eks HTI dalam penyebaran ideologisasi khilafah sangat besar.

Meskipun secara jargon tidak menunjukkan logo HTI atau bendera HTI, kajian yang mereka diskusikan seputar kenegaraan dan keislaman yang dicocokkan dengan fenomena kekinian. Tentu, di akhir penjelasan akan dikaitkan dengan penerapan syariat Islam secara kaffah, utamanya dalam konteks kenegaraan.

Pengajian Muslimah juga seputar tentang masalah-masalah perempuan seperti isu childfree, perceraian atau diskursus pernikahan atau isu yang sedang banyak dibicarakan oleh kaum perempuan. Mereka menjadi basis penyebaran khilafah di kalangan perempuan, sehingga bertambah banyak Muslimah khilafah tanpa ikut HTI (karena sudah dibubarkan).

Militansi eks HTI dalam penyebaran ideologi sangat besar. Dengan modal militansi tersebut, mereka akan terus memperjuangkan ideologi yang mereka anggap paling islami, padahal sebenarnya tidak. Wallahu A’lam.

Muallifah
Muallifah
Aktivis perempuan. Bisa disapa melalui Instagram @muallifah_ifa

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru