33.5 C
Jakarta

Menjernihkan Stigmatisasi Islam dari Khilafahisme

Artikel Trending

KhazanahPerspektifMenjernihkan Stigmatisasi Islam dari Khilafahisme
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com – Dikaji dari sejarahnya Islam merupakan sebuah ajaran yang dibawa oleh Nabi Muhammad Saw. dengan berpedoman Al-Qur’an sebagai petunjuk dalam meniti kehidupan yang santun dan mendamaikan. Hal ini sesuai dengan apa yang diajarkan bahwa Islam merupakan rahmat bagi seluruh alam. Ini juga sering dipraktikkan oleh Rasulullah Saw. Salah satunya ialah ketika beliau di Madinah, yang mampu menjadikan masyarakat Madinah bersatu tanpa membedakan perbedaan.

Praktik tanpa membedakan dan mengedepankan konsep kemanusiaan sebenarnya juga terkonsep di negara Indonesia dengan ideologi Pancasila. Islam di Indonesia senantiasa mengajarkan tentang pentingnya toleransi dan menjunjung tinggi kehormatan dan keharmonisan dalam hidup berdampingan tanpa perbedaan.

Sayangnya, Islam yang demikian menyenangkan dan memanusiakan ini kemudian terusik dengan ideologi-ideologi atau organisasi Islam terbaru. Sebut saja khilafah salah satunya. Organisasi ini beberapa tahun terakhir menjadi gerakan yang bertentangan dengan falsafah bangsa Indonesia.

Sedangkan apabila dikaji lebih mendalam, dalam kaca mata antropologi, Indonesia memiliki karakter bangsa yang bisa dipandang sebagai tata nilai budaya dan keyakinan dalam mengejawantah kebudayaan suatu masyarakat dan memancarkan ciri-ciri khas bangsa, yang kemudian dapat ditanggapi oleh bangsa luar sebagai kepribadian masyarakat tersebut.

Karakter bangsa Indonesia terkandung dalam Ideologi Pancasila. Suatu pemahaman yang mengedepankan nilai-nilai kebudayaan, gotong-royong, semangat juang, sampai dengan nasionalisme yang tinggi.

Konsep Inilah yang kemudian menjadi alasan mengapa Ideologi Pancasila hadir di tengah-tengah masyarakat Indonesia, selain sebagai alas untuk hidup berdampingan. Seperti halnya mampu menyatukan manusia dengan beberapa agama dan suku. Mengajarkan bagaimana peran agama menjadi sangat vital dalam menjaga bangsa Indonesia.

Pemahaman ini seharusnya sudah mewakili, bahwa paham lain selain Ideologi Pancasila tidak akan bisa bertahan di tengah-tengah masyarakat Indonesia yang sifatnya plural. Termasuk khilafah yang masing sering mengkoar-koarkan Ideologinya.

Di lain pihak idelogisasi yang ditawarkan khilafah hanya bersifat untuk kepentingan golongannya, tidak secara umum sesuai dengan bangsa Indonesia yang memang terkenal dengan kerukunan melalui banyak perbedaan di dalamnya.

BACA JUGA  Bulan Ramadan Jadi Sarana Penyebaran Paham Radikal, Waspada!

Pun dari segi sejarah, hal utama yang diadopsi dari bangsa ini adalah persatuan, yang mana di dalamnya mengedepankan perbedaan. Sedangkan khilafah lebih mengedepankan ideologi Islam tanpa memahami ajaran Islam yang mendamaikan. Sedangkan dalam konteks keindonesiaan secara tegas bangsa ini membutuhkan pemahaman tentang nilai-nilai yang bisa menciptakan dan menumbuhkan jiwa persatuan dan kesatuan.

Itulah mengapa NKRI juga mencantumkan semboyan Bhineka Tunggal Ika pada lambang negara, yang mana bangsa ini tidak boleh mematikan keanekaragaman dalam kemajemukan, pun kemajemukan juga tidak boleh menjadi faktor pemecah belah, tetapi harus menjadi sumber daya yang kaya untuk memajukan kesatuan dan persatuan itu.

Pun ketika kita bandingkan dengan Ideologi Pancasila, Ideologi khilafah jauh dari kata sempurna. Sebab, Ideologi Pancasila mengandung nilai ketuhanan, humanisme, persatuan, demokrasi sampai dengan sosial.

Bisa dikatakan ini merupakan ideologi yang bisa memayungi kebutuhan masyarakat, dan inilah yang tidak miliki oleh ideologi khilafah. Indonesia negara yang plural, banyak keragaman di dalamnya, itulah salah satu alasan mengapa Pancasila itu penting.

Pancasila tidak hanya sekedar lambang garuda, melainkan sebagai cerminan kokohnya suatu negara yang berdualat dengan berbagai visi dan misinya yang mengandung sifat nasionalis, sikap saling menghormati, dan tidak memetakan perbedaan. Dan  inilah yang akan menjadi bagian penting dalam hidup rukun dan gotong-royong membangun bangsa Indonesia.

Dari sini dapat disimpulkan, penting kiranya memahami Islam mendamaikan yang ada di Indonesia. Selain sebagai salah satu upaya agar masyarakat tidak terdoktrin oleh khilafahisme, karakter kebangsaan juga memberikan sebuah usaha untuk mewujudkan solidaritas kemanusiaan. Masyarakat mesti menyerap arti penting nilai-nilai dalam berbangsa dan bernegara. Hingga pada puncaknya bisa menjadi mediasi untuk hidup sosial masyarakat yang menyenangkan dan mendamaikan.

Suroso, S.Ag
Suroso, S.Ag
Alumni UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru