Harakatuna.com. Bekasi-Guru Pendidikan Agama Islam dan lembaga pendidikan untuk mewaspadai masuknya paham radikal melalui dunia pendidikan. Menurut Menteri Agama (Menag) Fachrul Razi setidaknya ada tiga pintu masuk paham radikalisme di sekolah.
“Pintu pertama masuknya paham radikal itu melalui kurikulum pendidikan dan soal ujian. Baru-baru ini ditemukan soal ujian yang berisi tentang akhlak Rasulullah yang tidak pantas di contoh. Ini jelas tidak pantas. Dan kami di Kemenag sudah berupaya melakukan seleksi ketat dan hati-hati dalam seleksi ketat,” kata Menag.
Hal itu diungkapkan saat membuka Sarasehan Bulan Bakti Pendidikan Agama Islam sekaligus launching Buku Teks Pendidikan Agama Islam Tahun 2019. Acara ini diselenggarakan di Hotel Santika Primiere, Kota Bekasi, belakangan ini.
Pintu kedua, lanjut Menag menuturkan cara radikalisme di sekolah, adalah melalui kegiatan ekstrakurikuler di sekolah. Untuk mencegah hal ini, Fachrul Razi menyerankan agar pembina ekstrakurikuler harus melalui rekomendasi guru.
Pintu ketiga melalui peran guru. Menag berpesan kepada segenap guru PAI dan pengajar lainnya untuk senantiasa mengusung pelajaran Islam dengan nilai-nilai Islam yang rahmatan Lil alamin..
Sarasehan Bulan Bakti Pendidikan Agama Islam sekaligus launching Buku Teks Pendidikan Agama Islam Tahun 2019 dihadiri ratusan guru PAI dan pengawas dari berbagai daerah di Indonesia. Dalam acara tersebut menag dengan tegas menungkapkan pintu-pintu radikalisme di sekolah.
Turut mendampingi Menag, Dirjen Pendidikan Islam Kamarudin Amin dab Direktur PAI Rohmat Mulyana. Selain itu hadir Menag Facrul Razi juga didampingi oleh Sesmen Khoirul Huda Basyir.