31.9 C
Jakarta

Memunculkan Ide Anti-Mainstream dengan Metode ‘KAAMU’

Artikel Trending

KhazanahLiterasiMemunculkan Ide Anti-Mainstream dengan Metode ‘KAAMU’
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com – Pengembangan ide adalah sesuatu yang harus dilakukan oleh setiap penulis. Ide adalah esensi dari tulisan itu sendiri. Ide yang ‘pasaran’ tidak akan membangkitkan minat pembaca. Sebab umumnya pembaca akan mencari dan menikmati artikel yang baru, segar dan anti-mainstream.

Menurut saya ide yang anti mainstream adalah ide yang dapat membuat orang lain sadar akan satu perspektif baru yang ternyata ada dan atau ternyata dapat digunakan untuk mengulas suatu realitas.

Bisa juga menggunakan perspektif lama namun memunculkan satu hal yang mungkin awalnya dianggap kecil atau tidak disadari orang lain. Pembahasan yang baru seperti ini tentu akan membuat pembaca betah menikmati tulisan kita. Karena tulisan kita akan membawa insight baru bagi mereka.

Lalu bagaimana cara mengembangkan ide anti-mainstream?

Memunculkan ide anti-mainstream itu gampang-gampang susah. Saya menawarkan satu tips yang disebut ‘KAAMU’ atau jika diurai menjadi peKA, Analisa dan raMU. Tips ini dapat membantu memunculkan ide-ide baru untuk bahan menulis artikel yang lebih segar. Selain untuk menulis artikel ringan, tips ini juga  cocok digunakan untuk menulis artikel ilmiah. Berikut adalah pembahasan setiap poinnya:

Pertama, peKA

‘Peka’ tidak hanya digunakan dalam konteks memahami perasaan saja. Peka bisa digunakan dalam banyak hal. Peka disini adalah peka pada situasi atau keadaan suatu objek tertentu. objek yang harus kita perhatikan adalah objek-objek yang tidak sesuai dengan bagaimana keadaan seharusnya.

Jika meminjam istilah dari metodologi penelitian, ini disebut das sein dan das sollen. Das sein artinya realitas yang terjadi dan das sollen artinya keadaan yang seharusnya terjadi. Singkatnya kita harus peka pada realitas yang terjadi (das sein) yang tidak sesuai dengan keadaan seharusnya (das sollen).

Das sollen tentunya membutuhkan standar. Standar ini bisa kita sebut sebagai nilai, teori atau dalil. Ini bisa berupa nilai moral, sosial atau dalil agama. Nilai atau teori ini yang akan menjadi standar dalam memandang suatu realita yang terjadi.

BACA JUGA  Spirit Literasi: Aku Menulis Maka Aku Ada

Kedua, Analisa  

Setelah memiliki informasi tentang ketidaksesuaian antara realita yang terjadi (das sein) dan keadaan seharusnya (das sollen), langkah selanjutnya adalah melakukan analisa. Kita perlu menganalisa dan mencari jawaban tentang ‘mengapa ketidaksesuaian tersebut dapat terjadi?’ atau ‘apa penyebab ketidaksesuaian antara das sein dan das sollen?’

Analisa dapat dilakukan dengan mencari informasi lain di media, bertanya pada pihak yang terkait, atau mungkin kita sendiri sebagai penulis sudah tahu penyebab dari melencengnya realitas dari nilai yang sebenarnya.

Guna memperdalam analisa, kita perlu menggunakan satu pisau analisis. Pisau analisis ini disebut pendekatan (approach) atau bisa juga disebut sebagai expertise. Pendekatan yang dipilih oleh penulis sebaiknya sudut pandang atau bidang yang dikuasai. Sebab hal ini tentu memengaruhi ketajaman dalam analisa.

Ketiga, RaMU

Setelah menganalisa realita yang terjadi (das sein) dan keadaan seharusnya (das sollen) kita akan menemukan banyak sekali faktor-faktor terkait objek yang sedang kita analisa. Faktor-faktor tersebut harus kita ramu menjadi satu kesatuan yang untuh, sehingga dapat menggambarkan penyebab dari sebuah realitas yang terjadi.

Dengan mengetahui; 1) gambaran jelas suatu realita; 2) keadaan seharusnya yang didasarkan suatu nilai; 3) dan mengetahui gambaran penyebabnya, kita akan mendapat banyak insight atau pengetahuan baru. Insight ini akan memunculkan banyak ide-ide untuk menulis, baik ide ide yang cakupnya luas atau ide-ide kecil yang mungkin berlum tersentuh orang lain. Ide-ide ini bisa digunakan untuk menulis artikel, baik artikel ringan atau artikel ilmiah.

Begitulah tiga tips yang saya sebut sebagai ‘KAAMU”. Tips ini adalah salah satu cara untuk memunculkan ide-ide segar anti mainstream, namun perlu diingat bahwa tanpa eksekusi yang tepat ide ide itu tidak akan menghasilkan tulisan yang menarik.

Atau parahnya jika ide-ide itu hanya berhenti sebatas ide tanpa ada eksekusi lebih lanjut. Ide baru itu hanya akan ada di draf tanpa pernah orang lain tahu dan menjadi usang.

Semoga tips ini bermanfaat. Selamat mencoba!

Muna Faiza Amatullah
Muna Faiza Amatullah
Peminat Kajian Keislaman dan Psikologi

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru