31.2 C
Jakarta

Lawan Hoax dan Radikalisme, Buatlah Internet dengan Konten Positif

Artikel Trending

AkhbarDaerahLawan Hoax dan Radikalisme, Buatlah Internet dengan Konten Positif
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com. Majalengka – Menurut survei Microsoft, perilaku digital ethnic Indonesia di Asia Tenggara disebut menempati literasi digital paling rendah, hal tersebut utamanya disebabkan isu terkait hoaks dan penipuan. Data dari Kementerian Komunikasi dan Informatika juga menyebut pemegang gadget di Indonesia hanya 10 persen yang membuat konten positif, fakta tersebut tentu sangatlah merisaukan.

“Ini kondisi yang menurut saya membuat sedih, Indonesia disebut netizen yang brutal dan paling kasar sampai ada aplikasi yang menolak kalau ketahuan servernya dari Indonesia,” ujar Eva K Sundari, Tim Independen Reformasi Birokrasi Nasional KemenpanRB, saat webinar Literasi Digital wilayah Kabupaten Majalengka, Jawa Barat I, melalui siaran pers yang diterima Industry.co.id.

Menurut Eva, hal tersebut cukup menyedihkan, beberapa hal yang menempatkan Indonesia pada posisi literasi digital yang rendah karena hoaks, radikalisme, penipuan, pornografi, perundungan, prostitusi, judi, SARA, ujaran kebencian dan lainnya. Sementara selama ini Indonesia dikenal sebagai masyarakt yang religius, paling ramai saat di masjid dan tempat ibadah yang selalu penuh saat salat Jumat. Namun mengapa perilaku tidak mencerminkan apa yang masyarakat percayai tersebut? Bahkan korupsi di Indonesia juga terkenal buruk.

“Situasi ini yang seharusnya membuat kita refleksi, lalu apa yang bisa membuat literasi digital kita naik atau bisa dikategorikan baik? Ternyata kebalikan dari ini (hoaks, radikalisme, penipuan), bagaimana kita bisa membuat konten-konten positif,” jelasnya.

BACA JUGA  Puluhan Pendeta Poso Akan Dilibatkan untuk Deteksi Radikalisme

Bahwa dengan berdigital UMKM bisa memimpin, bisa mengembangkan perekonomian, ekonomi kreatif seperti Korea Selatan, membuat persatuan semakin terjaga. Hal tersebut hanya bisa dilakukan jika literasi digital membaik dengan membanjiri internet konten-konten yang positif.

“Di mana ruang digital dimanfaatkan untuk sesuatu yang kreatif, sebagai solutif untuk menyelesaikan masalah dan produktif. Jangan lupa akan ekspresi politik bahwa orang yang rendah budinya suka membicarakan orang dan mereka yang positif akan memunculkan gagasan-gagasan agar memperbaiki hidup,” tukasnya.

Webinar Literasi Digital di Kabupaten Majalengka, Jawa Barat I, merupakan bagian dari sosialisasi Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika. Hadir pula narasumber seperti Rahayu Saraswati, seorang Politikus Aktivis Perempuan & Anak, Triantono, Dosen Universitas Tidar Magelang, Ninik Rahayu, Tenaga Profesional Lemhamnas RI 2021, dan Randi Rinaldi, seorang Enterpreneur.

Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.

Harakatuna
Harakatuna
Harakatuna.com merupakan media dakwah berbasis keislaman dan kebangsaan yang fokus pada penguatan pilar-pilar kebangsaan dan keislaman dengan ciri khas keindonesiaan. Transfer Donasi ke Rekening : BRI 033901002158309 a.n PT Harakatuna Bhakti Ummat

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru