27.3 C
Jakarta

Kolaborasi Teroris Lokal-Internasional: Bukti Ancaman Untuk Indonesia

Artikel Trending

Milenial IslamKolaborasi Teroris Lokal-Internasional: Bukti Ancaman Untuk Indonesia
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com – Sejak proses demokratisasi di Kawasan Timur Tengah dan Afrika (MENA), atau yang dikenal sebagai Arab Spring, menyebabkan instabilitas dan kekacauan di kawasan asia hingga sekarang. Ditambah lagi berdirinya negara Islam atau the Islamic State OF Iraq and Syria (ISIS), kemudian Al-Qaeda pasca revolusi telah menjadi ancaman keamanan negara-negara MENA, termasuk di Indonesia.

Apa yang dibuat akan terus hidup. ISIS dan Al-Qaeda meski berbeda dalam ideologi, tetapi ia memiliki kesamaan dalam visi-misi hingga melahirkan ancaman yang nyata. Terbukti meski kebanyakan dari mereka telah ditangkap, mereka tetap melakukan gerilya dan teror di beberapa tempat di Indonesia. Terakhir, WNA Uzbekistan, BA alias JF (32), OMM alias IM (28), BKA (40), dan MR (26) ditangkap karena mencoba melakukan perekrutan-teror di Indonesia.

Binaan ISIS Katiban Kazastan

Ditengarai, empat WNA Uzbekistan itu adalah binaan ISIS Katiban Kazastan. Mereka mencoba masuk ke Indonesia karena sistem keamanan di Indonesia masih terbilang lemah jika dibandingkan dengan negara tentangga, misalnya Malaysia. Oleh karena itu, sangat nyata sekali bahwa ancaman terhadap keamanan berupa aksi-aksi terorisme, dan aksi-aksi lainnya yang melanggar hak asasi manusia terbukti nyata adanya.

Harus diingat, bila anggota ISIS internasional bisa masuk ke Indonesia, bukan tidak mungkin mereka masuk tanpa bantuan teroris-teroris yang lain. Kita tahu, ISIS memiliki simpatisan atau pentolan, seperti JAD (Jamaah Ansharu Daulah), JAK (Jamaah Ansharu Khilafah), Jamaah Ansharu Tauhid (JAT), Majelis Mujahidin Indonesia Timur (MIT).

Saya yakin WNA atau teroris internasional itu sudah berkolaborasi dengan teroris lokal di Indonesia. Ini yang harus dicurigai oleh negara. Ancaman ini tambah meluas, bukan hanya negara harus mendeteksi keberadaan teroris internasional, tetapi juga memastikan keberadaan teroris lokal agar tidak bertambah buas. Kini yang dituju mereka tidak hanya kekuatan militer, tetapi juga kepada kehidupan ekonomi, lingkungan, sosial-budaya, kesejahteraan individu dan masyarakat Indonesia.

BACA JUGA  Cara Berislam dengan Damai

Menghidupkan Teror Kembali

Sekarang, yang dilakukan para tentara-tentara kekhalifahan ISIS-Al-Qaeda tentu untuk mengidupkan kembali semangat juang para teroris lokal yang sedang pasif atau tidur. Salah satu jalan yang ditempuh adalah dengan mengumpulkan kekuatan melalui aksi rekrutmen dengan cara-cara konvensional (menikahi warga setempat, pendekatan sosial keagamaan), maupun media sosial, seperti Youtube, twitter dan facebook.

Menurut data Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) mengungkapkan, potensi radikalisasi di dunia maya meningkat seiring masifnya penggunaan internet. BNPT menemukan lebih dari 600 situs dan akun di berbagai platform media sosial yang bermuatan unsur radikal. Situs-situs tersebut menyebarkan lebih dari 900 konten propaganda terorisme.

Sementara, konten-konten propaganda melalui media sosial menekankan (diisi) oleh tindakan-tindakan kekerasan, berbagai bentuk penyiksaan, pemakaian tentara anak-anak, dan pengkafiran terhadap non-anggota ISIS. Maka atas alasan itulah yang mendasari, bahwa pemerintah Indonesia harus lebih ekstra giat lagi dalam memetakan gerakan teroris dan perlu mengawasi penyebarannya.

Kolaborasi Teroris Lokal-Internasional

Setelah kedatangan WNA teroris, pasti membangunkan teroris lokal di Indonesia. Karena itulah, adanya kemungkinan bertambahnya jumlah teroris sebab sudah terjadi adanya perekrutan, jumlah konten yang tersebar, dan keberadaan residivis kasus terorisme yang hingga saat ini masih liar dan karena itu menjadi ancaman.

Sekali lagi, keterpautan teroris internasional dengan teroris lokal perlu diantisipasi sedini mungkin. Mitigasi kepada keduanya perlu dilayani segara sebelum terlambat. Dengan menemukan-memetakan seberapa jauh mereka sudah berkolaborasi (teroris internasional dan lokal), maka demikian itulah kita bisa memerangi menyelesaikan mereka karena telah berangkat dari akar masalah (core of problems).

Ingat, salah satu akar terpenting terorisme adalah kolaborasi antarteroris yang merasa terhina, dikhianati, tidak menemukan keadilan, dan termasuk kepincangan dalam tata hubungan internasional.

Agus Wedi
Agus Wedi
Peminat Kajian Sosial dan Keislaman

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru