30.8 C
Jakarta

Kemacetan Perdamaian Palestina-Israel

Artikel Trending

Milenial IslamKemacetan Perdamaian Palestina-Israel
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com – Setelah hari keempat pertempuran antara kelompok Hamas, pejuang kemerdekaan Palestina dan Israel banyak nyawa yang melayang. Lebih dari 1.500 jiwa mati, ribuan lainnya menderita luka-luka.

Balas membalas di antara Hamas dan Israel membuat banyak nyawa sia-sia. Sebab, Israel selain punya dan menggunakan senjata yang membahayakan, ia juga memiliki kekuatan senjata 10 terbesar di dunia.

Pasca Peperangan

Terlihat dalam empat hari ini, Hamas kalah telak dari Israel. Korban-korban yang berjatuhan berbading terbalik daripada Israel. Selama empat hari ini hari, Israel sengaja membombardir permukiman padat penduduk di Jalur Gaza yang mereka klaim sebagai tempat persembunyian pejuang Hamas.

Alasan-alasan Israel berani membombardir pemukiman Gaza, sebab ia adalah korban penyerangan. Katanya pula, Israel menyebut dirinya bukan pihak yang memulai peperangan. Jadi dengan alasan-alasan itu, dia merasa bebas untuk melakukan serangan membabi buta meski terhadap warga masyarakat sipil yang tidak tahu apa-apa. Di sinilah kejamnya Israel.

Secara teori, penyerangan terhadap warga Palestina adalah cara untuk membuat warga Palestina terpaksa keluar dari wilayah tempat tinggal mereka. Upaya itu memang sejak lama dilakukan, namun selalu mengalami kebuntuan karena terjebak dalam hukum-hukum global. Israel hanya bisa menggeser warga Palestina ke Tepi Barat dan Jalur Gaza.

Israel Pemegang Kendali

Namun, Israel memiliki kendali penuh atas warga negara Palestina. Israel yang hanya bisa membuka dan menutup jalur pintu masuk warga negara Palestina. Israel pula yang memiliki kendali atas pasokan makanan, air, listrik, dan bahan bakar warga Palestina.

Apakah ini cukup manusiawi? Tentu saja tidak. Palestina seperti diinjak-injak harkat dan martabat oleh Israel. Dia bukan tidak hanya kehilangan kehidupan dan mata pencaharian. Tetapi dia juga kehilangan harga diri dan harapan.

BACA JUGA  Potret Komunikasi Radikal di Indonesia

Tentu saja untuk menemukan kejayaan dan mengembalikan harga diri tidak boleh dilakukan oleh pendekatan kekerasan seperti perang. Pejuang Palestina yang sejatinya hanyalah gerombolan pencari suaka dan kekayaan tidak boleh lagi memakai alasan-alasan untuk negara Palestina.

Hamas menjadi orang terkaya setelah dia menjadi orang penting di negara Palestina. Di berbagai media, Hamas selalu mengatasnamakan pejuang Palestina. Namun dalam beberapa tindakannya ia tidak pernah berkoalisi dan dekat dengan minimal warga Palestina. Lalu apakah ada yang palsu dalam serangan empat hari yang lalu? Anda bisa mengira-ngira sendiri.

Menunggu Indonesia

Yang tidak palsu dalam serangan Hamas kemarin adalah korban-korban warga sipil yang bergelimpangan. Rumah-rumah sakit di Palestina tidak bisa menampung begitu banyaknya korban. Rumah sakit di sana menjadi rumah kematian. Rumah sakit menjadi rumah tangisan.

Serangan itu hanya memperparah keadaan Palestina. Pertempuran itu hanya mengorbankan begitu banyaknya warga sipil yang tidak berdosa. Atas serangan itu, bisa saja memakai alasan bahwa warga atau pendukung Palestina memiliki pejuang dan taringnya masih ada. Namun di balik itu semua, warga Palestina harus mengukur diri bahwa kedamaian tak akan bisa dimenangkan oleh peperangan. Sudah kalah jauh secara kekuatan, Palestina juga tidak memiliki peralatan dan dukungan yang lengkap dan gigih jika menghadapi pertempuran.

Lalu apa solusinya sekarang? Tidak ada lain selain mendesak kedua belah pihak untuk genjatan senjata. Siapa yang boleh melakukan ini? Tentunya negara-negara yang tidak berkonflik seperti Indonesia. Selain ini juga sudah menjadi garis luhur bagi Indonesia bahwa Indonesia sejak dulu mengakui kedaulatan Palestina. Konstitusi dan Undang-Undang Dasar 1945 mengamanatkan bahwa segala penjajahan di dunia harus dihapuskan. Indonesia harus mengambil tindakan dengan segara. Palestina menunggu Indonesia.

Agus Wedi
Agus Wedi
Peminat Kajian Sosial dan Keislaman

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru