35.1 C
Jakarta

Game Daring dan Potensi Perekrutan Teroris

Artikel Trending

KhazanahTelaahGame Daring dan Potensi Perekrutan Teroris
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com- Keberadaan game daring yang menjadi salah satu sarana bermain dan hiburan anak, adalah sebuah jawaban dari kemudahan akses informasi dan teknologi yang semakin cepat. Di satu sisi, game daring menjadi teman bagi anak-anak pada saat ini karena seperti sudah menjadi bagian dari kehidupan anak. Namun di sisi lain, keberadaan game daring nyatanya menciptakan jarak yang cukup jauh antara hubungan anak-anak secara langsung karena sudah asik dengan handphone yang dimiliki.

Tantangan yang begitu besar terhadap arus perkembangan game daring ini adalah strategi perekrutan teroris yang dilakukan melalui game daring. Dilansir dari Antaranews.com, pada (11/10/23) pengamat Intelijen dan Keamanan Nasional Dr. Stepi Anriani mengatakan bahwa perekrutan calon teroris jaringan internasional sudah masuk ke Indonesia melalui game daring. Para orang tua perlu untuk diingatkan untuk terus melakukan pengawasan terhadap terkait game yang dimainkan oleh anak bersama teman-temannya, atau ketika berada di rumah.

Inilah salah satu dampak besar yang diciptakan oleh teknologi pada konteks penyebaran terorisme. Teknologi digital yang melibatkan cyberspace seperti  internet memberikan   keleluasaan   bagi   semua pihak termasuk aktor non-negara seperti individu,    kelompok    atau organisasi terorisme.  Internet seringkali digunakan oleh kelompok atau organisasi terorisme sebagai  alat  (tool)  dalam  melaksanakan aktivitas terornya  (cyberterrorism) untuk menggalang   dukungan, seperti propaganda   dan  indoktrinasi. Ruang cyber  menjadi  suatu    media    yang dimanfaatkan  karena  pelaku  teror  tidak akan  segera  teridentifikasi  saat  itu  juga oleh  ‘si  empunya’  atau  aktor  negara. Kelemahan tersebut yang pada akhirnya dieksploitasi  oleh  ‘si  tidak  punya’  ataun aktor non-negara.

Kelompok teroris yang menggunakan internet sebagai sarana merekrut para teroris adalah Al-Qaeda. Dalam kasus Al-Qaeda yang menyerang Pakistan setelah pihak Angkatan udara Amerika menyerang Damadola Pakistan, kelompok teroris tersebut berusaha menyusup pada website Amerika Serikat dengan propaganda bahwa mereka mengingatkan Amerika melalui teror yang terus menerus dan berkepanjangan. Internet dalam setiap aplikasi yang tersedia, memberikan room chat yang bisa terjalinnya komunikasi dari pengguna ke pengguna lain.

BACA JUGA  Paradoks Toleransi: Kita Tidak Boleh Toleran Terhadap HTI, Perusak NKRI

Maka dari itu, pemanfaatan game daring untuk kepentingan perekrutan teroris, justru menjadi sebuah strategi yang sangat bagus karena hampir semua orang beranggapan bahwa, game daring hanyalah sebuah permainan yang dimanfaatkan untuk hiburan atau hanya mengisi waktu kosong. Melalui game daring ini melalui room chat yang ada di aplikasi game dengan menanyakan nama, atau memperkenal diri, kemudian berlanjut dengan dengan pencucian otak dan berlanjut proses perekrutan yang tidak disadari oleh para pengguna aplikasi game tersebut.

Para teroris membangun jaringan dengan sangat kuat semenjak adanya internet. Selain karena internet memberikan kemudahan yang begitu baik, internet tidak terbatas ruang dan waktu dan sulit dideteksi oleh aparat pemerintah karena dengan waktu yang sangat singkat, pemblokiran segala jenis akun yang disinyalir sebagai akun para teroris, dengan cepat bisa diganti melalui akun media sosial yang lain.

Kesadaran dan Peningkatan Literasi

Berdasarkan informasi ini, kita dapat mengetahui bahwa pergerakan terorisme di internet adalah modus baru yang dimiliki oleh para teroris semenjak berkembangnya internet. Melalui game daring, yang bisa dikatakan penggunanya adalah anak-anak ataupun bisa jadi orang dewasa, perlu memahami tantangan yang sangat jelas bahayanya bagi kehidupan. Bagi anak-anak, sangat perlu pengawasan dari orang tua. Orang tua perlu memantau interaksi anak melalui game daring yang dimainkan.  

Pemantauan terhadap segala jenis aplikasi game daring yang digunakan oleh anak-anak sebagai upaya pencegahan ideologisasi terorisme yang membahayakan masa depannya. Sikap awareness yang dimiliki orang tua harus terus ditingkatkan melalui peningkatan literasi tentang terorisme. Wallahu A’lam.

Muallifah
Muallifah
Aktivis perempuan. Bisa disapa melalui Instagram @muallifah_ifa

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru