31.2 C
Jakarta

Kebebasan Umat Islam Pasca Berimannya Umar bin Khattab

Artikel Trending

Asas-asas IslamSirah NabawiyahKebebasan Umat Islam Pasca Berimannya Umar bin Khattab
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

“Ya Allah, kuatkanlah Islam ini dengan Abu al-Hakam bin Hisyam (Abu Jahal) atau dengan Umar bin Khattab” – Rasulullah Saw

Harakatuna.com. Dari perkataan di atas terlihat bahwa Rasulullah Saw menginginkan Islam dapat diperkuat oleh orang yang tegas dan berani yang tidak takut dalam menghadapi musuh. Tokoh kaum Qurays yang memiliki karakter ini adalah Umar bin Khattab dan Abu Jahal. Meskipun pada akhirnya, Allah Swt menakdirkan Umar bin Khattab sebagai pemeluk Islam yang taat ketimbang Abu Jahal.

Umar bin Khattab yang karakternya keras, pantang dihina, teguh pendirian dan memiliki fisik yang kuat sudah pasti sangat dibutuhkan oleh umat Islam. Sehingga dengan berimannya Umar bin Khattab menjadi sebuah kemenangan bagi umat Islam, karena kaum Qurays tidak berani lagi melakukan penindasan.

Abdullah bin Mas’ud berkata: “Sesungguhnya masuk Islamnya Umar bin Khattab adalah penaklukan. Hijrahnya adalah kemenangan dan pemerintahannya adalah rahmat.”

Alasan Umar bin Khattab Memeluk Islam

Umar bin Khattab masuk Islam setelah banyaknya para sahabat yang berhijrah ke Habasyah (Ethiopia), sehingga membuat Umar merasa sedih dan bertambah pula rasa bencinya kepada Rasulullah Saw. Ia menganggap Rasulullah Saw sebagai pemecah belah persatuan kaum Qurays dan penghina agama nenek moyang mereka.

Menurut Musnad Imam Ahmad bin Hanbal disebutkan bahwa awal mula percikan keimanan muncul di hati Umar bin Khattab terjadi ketika ia mendengar bacaan Rasulullah Saw saat mendirikan shalat di sekitar Ka’bah. Di dalam shalatnya, Rasulullah Saw membaca Surah al-Haqqah ayat 42-47.

Mendengar bacaan ini, Umar yang notabenenya juga seorang penyair merasa sangat kagum dengan susunan ayat al-Qur’an yang dibacakan tersebut. Dalam hatinya ia berkata bahwa benar Muhammad adalah seorang penyair seperti yang kaum Qurays katakan.

Namun firman Allah Swt dalam Surah al-Haqqah menegaskan, bahwa yang ia dengar tadi merupakan perkataan Rasul yang mulia dan bukanlah perkataan seorang penyair apalagi seorang peramal. Sampai akhir surah yang dibacakan sesungguhnya keimanan telah menyentuh hati Umar bin Khattab, namun ia belum mau menerima Islam karena masih ada rasa kebencian kepada Rasulullah Saw.

Sedangkan menurut Ummu Abdullah binti Abu Hatsmah (seorang perawi hadits dari Madinah) yang termaktub dalam Sirah Nabawiyah karya Ibnu Hisyam ia mengatakan bahwa, keislaman Umar bin Khattab berawal setelah ia membaca lembaran Surah Thaha. Lembaran ini dimiliki oleh adik perempuannya yang bernama Fatimah binti Khattab dan suaminya Sa’id bin Zaid. Umar berada di rumah keduanya ketika ingin mengetahui kebenaran berita tentang keislaman mereka.

Setelah membaca ayat pertama surah itu Umar berkata, bahwa betapa indah dan mulianya kata Thaha. Dalam kitab tafsir Ibnu Katsir, kata Thaha berarti hai laki-laki!. Mendengar perkataan Umar ini, Khabab bin al-Arat yang tadi membacakan Surah Thaha keluar dari persembunyiannya. Khabab berkata kepada Umar bahwa kemarin Rasulullah Saw memohon kepada Allah Swt untuk menjadikan salah satu orang terkuat dan disegani di Mekkah (antara Abu Jahal dan Umar bin Khattab) sebagai pemeluk Islam agar agama ini semakin kuat ke depannya.

BACA JUGA  Memasukkan Hikmah dan Iman, Mengapa Perlu Membelah Dada Nabi?

Mendengar hal tersebut, Umar menanyakan keberadaan Rasulullah Saw dan langsung bergegas menemuinya. Sesampainya di Darul Arqam, Umar berkata kepada Rasulullah “Wahai Rasulullah, aku datang kepadamu untuk beriman kepada Allah, Rasul-Nya dan apa saja yang engkau bawa dari Allah”. Setelah mendengar perkataan Umar, Rasulullah Saw bertakbir dengan keras dan karena takbir itulah para sahabat di tempat tersebut mengetahui bahwa Umar bin Khattab telah memeluk Islam.

Umat Islam Beribadah di Sekitar Ka’bah

Setelah Umar bin Khattab memeluk Islam, ia ingin memberitahu kaum Qurays tentang keislamannya. Maka hal pertama yang dilakukannya adalah menemui Abu Jahal, salah seorang tokoh yang paling keras menentang dakwah Rasulullah Saw. Namun semua itu berakhir dengan usiran dan kata cacian yang dilontarkan oleh Abu Jahal.

Selanjutnya Umar bin Khattab mengumumkan keislamannya kepada penduduk Mekkah yang berada di sekitar Ka’bah. Hal ini juga berakhir dengan dikepung dan dipukulinya Umar oleh penduduk Mekkah. Namun Umar yang berkepribadian keras tidak gentar.

Setelah Umar bin Khattab beriman, ada beberapa hal yang dapat dengan bebas umat Islam lakukan. Salah satunya adalah beribadah di sekitaran Ka’bah. Hal ini diawali oleh Umar bin Khattab. Umar yang sifatnya tidak takut kepada apapun (selain Allah) berani melakukan shalat dan tawaf di sekitar Ka’bah.

Menurut Abdullah bin Mas’ud setelah apa yang dilakukan Umar, umat Islam lain juga berbondong-bondong mendirikan shalat dan tawaf di sekitar Ka’bah, tak seperti sebelumnya yang hanya berani mendirikan shalat di celah-celah bukit di Mekkah.

Berdakwah secara Terang-terangan

Dalam Sirah Nabawiyah karya Ibnu Hisyam, disebutkan pula bahwa Umar bin Khattab pernah bertanya kepada Rasulullah Saw tentang kebenaran agama Islam. Lalu Rasul menjawab, bahwa memang benar hidup dan mati seorang muslim ada dalam kebenaran.

Apabila demikian menurut Umar, mengapa mereka harus sembunyi-sembunyi dalam berdakwah dan melakukan ibadah. Demi Allah yang mengutus umat Islam pada kebenaran kata Umar, maka sudah seharusnya kita menampakkan diri di depan umum.

Tak lama setelah itu, Rasulullah Saw pun keluar dalam dua rombongan. Di rombongan pertama dipimpin oleh Umar dan yang satu lagi dipimpin oleh Hamzah, paman nabi yang telah memeluk Islam. Ketika memasuki kompleks Ka’bah, kaum Qurays hanya bisa melihat mereka dari kejauhan karena tak ada yang berani mendekati rombongan yang di dalamnya terdapat dua tokoh tersebut.

Abdullah bin Mas’ud juga berkata, setelah berimannya Umar, umat Islam merasa memiliki harga diri dan berani tampil ke hadapan khalayak umum. Seperti duduk membentuk lingkaran di sekitar Ka’bah untuk menerima dakwah yang disampaikan oleh Rasulullah Saw.

Hal ini juga bernilai positif bagi penduduk Mekkah yang hatinya sudah cendrung kepada Islam namun masih takut menghadapi gangguan, mereka akhirnya berani memeluk agama Islam. Hal ini berlangsung lama sebelum pada akhirnya umat Islam terikat dengan perjanjian pemboikotan oleh kaum Qurays.

Nita Gustiana, Alumni S1 Sejarah Peradaban Islam UIN SMH Banten

 

 

Harakatuna
Harakatuna
Harakatuna.com merupakan media dakwah berbasis keislaman dan kebangsaan yang fokus pada penguatan pilar-pilar kebangsaan dan keislaman dengan ciri khas keindonesiaan. Transfer Donasi ke Rekening : BRI 033901002158309 a.n PT Harakatuna Bhakti Ummat

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru