32.5 C
Jakarta
Array

Karakter Masyarakat Sesuai Kondisi Masjidnya

Artikel Trending

Karakter Masyarakat Sesuai Kondisi Masjidnya
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com. Jakarta-Kamis (14/3) Forum Silaturahmi Takmir Masjid (FSTM) Kementrian/Lembaga BUMN menyelenggarakan halaqoh kemasjidan di Hotel Molvcco dengan tema “Pengarustamaan Masjid Sebagai Sarana Menyebarkan Kesejukan, Perdamaian, dan Islam rahmatan lilalamin”.

Ketua umum FSTM KLB, KH Ahmad Yani menyatakan bahwa halaqoh ini penting diselenggarakan untuk mengingatkan pada seluruh pengurus masjid untuk bersama-sama menjaga kesuciaannya dari praktik politisasi masjid yang marak akhir-akhir ini teruma pada momentum pemilihan presiden dan pemilihan legislatif 2019 “Mari kita bersama-sama memakmurkan masjid dan menjaga kesuciannya di tengah kerasnya kontestasi politik tahun 2019 ini,” Pintanya.

Hadir pada acara halaqoh kemasjidan ini menghadirkan tiga pembicara, KH Masdar Farid Mas’udi, Waketum Dewan Masjid Indonesia, KH Masduki Baidlowi, Ketua MUI Bidang Infokom, KH Khoirul Huda Basyir, Sekretaris Menteri Agama RI.

KH Masdar Farid Masudi bahwa memakmurkan masjid adalah tanda orang beriman, memakmurkan dalam Alquran ada dua yaitu satu untuk memakmurkan masjid dan dua untuk memakmurkan bumi, oleh karenanya memakmurkan masjid pada hakekatnya harus ditujukan untuk memakmurkan dunia dan akhirat.” Wujud memakmurkan tersebut dalam konteks ini adalah lahirnya Islam Nusantara, karena Islam Nusantara berhasil mengejawantahkan Islam sebagai agama yang mendorong untuk menciptakan kemakmuran dunia akhirat.

Sementara itu, KH Khoirul menyatakan bahwa melihat karakter masyarakat bisa dilihat dari masjidnya, apabila masjidnya bersih dan banyak jamaahnya, maka menunjukkan masyarakatnya makmur dan rajin. Oleh karenanya memakmurkan masjid seperti halnya membangun peradaban.

” Salah satu contoh memakmurkan masjid dengan banyak jamaahnya dapat diwujudkan dengan menerapkan doktrin dan ajaran yang tepat, Seperti contoh orang yang mengikuti mazhab Hambali menyatakan bahwa sholat jamaah adalah Wajib Ain, maka dengan demikian masjidnya kian ramai dengan jamaah dan kajian, sedangkan mazhab Syafii menyatakan bahwa sholat jamaahnya adalah sunah muakkad, makanya tak heran orang-orang nahdhiyah kurang ghirohnya dalam berjamah” Pungkasnya.

 

Harakatuna
Harakatuna
Harakatuna.com merupakan media dakwah berbasis keislaman dan kebangsaan yang fokus pada penguatan pilar-pilar kebangsaan dan keislaman dengan ciri khas keindonesiaan. Transfer Donasi ke Rekening : BRI 033901002158309 a.n PT Harakatuna Bhakti Ummat

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru