32.5 C
Jakarta

Indonesia di Bawah Bayang-Bayang Narco-Terrorism

Artikel Trending

EditorialIndonesia di Bawah Bayang-Bayang Narco-Terrorism
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com – Baru-baru ini Jenderal Listyo Sigit Prabowo menyinggung soal narco-terrorism saat mengisi kuliah kebangsaan di Universitas Aisyiyah Yogyakarta (Unisa) di Kabupaten Sleman, Jumat (29/9). Dia menjelaskan penyebaran terorisme saat ini begitu mudah dan halus, bisa melalui internet atau pun cara lain.

“Karena memang penyebarannya mudah sekali melalui internet bisa, kemudian caranya juga lebih halus sehingga kemudian yang lebih berbahaya. Sekarang kelompok teroris ini bergabung dengan jaringan narkoba. Dikenal di dunia dengan namanya narco-terrorism jadi ini yang terjadi dan ini yang sedang kita hadapi di Indonesia,” kata Listyo Sigit.

Pesan itu disampaikan utamanya kepada mahasiswa, agar berhati-hati dan waspada terhadap gerakan narco-terrorism yang mencoba melalui dengan cara mendekati mahasiswa lewat narkoba.

Narkoba dan kehidupan penuh sensasi memang terjadi di kalangan mahasiswa dan utamanya para pemuda. Mereka biasanya ingin mencoba-coba, lalu ketagihan dan akhirnya karena tidak memiliki uang untuk menebus obat-obatan tersebut lahirlah malapetaka. Pemuda-pemuda ini akhirnya terjeblos kepada jurang gelap, yang kemudian dimanfaatkan oleh kelompok narco-terrorism.

Narco-terrorism adalah ketika kelompok teroris ini bergabung dengan jaringan narkoba. Hal ini tengah dihadapi di berbagai belahan dunia. Di Indonesia sendiri sudah banyak contoh-contoh yang pernah terjadi.

Kejahatan narco-terrorism ini dibagi menjadi dua. Pertama adalah membiayai aksi teroris dari hasil mengedarkan narkoba. Kedua menyerang suatu bangsa dengan merusak mental generasi penerusnya.

BACA JUGA  Idulfitri: Kembali ke Fitrah Keagamaan dan Kebangsaan

Di Indonesia narco-terrorism pernah dilakukan oleh Fadli Sadama dan kelompoknya. Mereka memakai cara-cara seperti yang telah dilakukan oleh Pablo. Dia dan kelompoknya berbisnis narkotika untuk kegiatan terorisme di Aceh Indonesia. Siapa yang berani menghalangi aksi dan bisnisnya, kematian menjadi jawabannya.

Apa yang dilakukan narco-terrorism tidak lain untuk memberikan ancaman dalam jalannya dunia ini. Oleh karena itu, pemerintah seharusnya mulai memberikan dan mencari strategi untuk menangkal gerakan narco-terrorism tersebut sehingga bisa mengurangi ancaman berjalannya kehidupan masyarakat, utamanya kepada gerenasi muda.

Ingat, pencegahan pada gerakan narco-terrorism melangsungkan pada generasi penerus. Artinya, masa depan generasi muda Indonesia bergantung pada pencegahan ini. Jika tidak bisa dicegah, maka kaum muda, terutama pelajar, akan menjadi kader bangsa di masa depan yang cacat.

Pemuda yang cacat, ia tidak akan bisa lagi meningkatkan pentingnya nasionalisme yang sehat, kesejahteraan umat Indonesia, apalagi tentang keutuhan menjadi sebuah bangsa.

Yang pasti mereka akan menjadi generasi bangsa yang memiliki watak tidak jauh dari Pablo, yaitu watak berlebihan dan mengarah pada agresivisme, chauvinism atau merendahkan martabat bangsa.

Inilah yang perlu dihindari, yaitu mencegah gerakan narco-terrorism, sehingga pengembangan potensi dan kreativitas generasi muda dalam pencegahan terorisme, pemberian edukasi kepada kelompok rentan dan anak-anak dalam pencegahan terorisme bisa berjalan. Dan apabila pencegahan bisa dilakukan sampai ke seluruh lapisan masyarakat, maka Indonesia masih akan menemui masa depannya.

Harakatuna
Harakatuna
Harakatuna.com merupakan media dakwah berbasis keislaman dan kebangsaan yang fokus pada penguatan pilar-pilar kebangsaan dan keislaman dengan ciri khas keindonesiaan. Transfer Donasi ke Rekening : BRI 033901002158309 a.n PT Harakatuna Bhakti Ummat

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru