27.5 C
Jakarta

Hamas Balas Serangan Jenin, Satu Prajurit Israel Tewas

Artikel Trending

AkhbarInternasionalHamas Balas Serangan Jenin, Satu Prajurit Israel Tewas
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com. Yerusalem – Seorang militan Hamas pada Kamis melepaskan tembakan di dekat pemukiman Israel di Tepi Barat yang diduduki, menewaskan seorang tentara Israel. Serangan itu dilakukan sehari setelah pasukan Israel mundur dari operasi militer terbesar di Tepi Barat dalam dua dekade.

Penyerang Palestina itu langsung ditembak dan dibunuh oleh pasukan Israel. Penembakan itu terjadi setelah penarikan Israel dari kamp pengungsi Jenin di dekatnya setelah serangan dua hari yang dimaksudkan untuk menindak militan Palestina. Operasi tersebut dimulai pada Ahad (2/7/2023) malam menghancurkan jalan-jalan sempit dan lorong-lorong kamp, ​​membuat ribuan orang meninggalkan rumah mereka dan membunuh 12 warga Palestina. Seorang tentara Israel juga tewas.

Penembakan pada Kamis di dekat pemukiman Kedumim di Tepi Barat menimbulkan pertanyaan tentang keefektifan serangan Israel, yang terjadi setelah hampir satu setengah tahun pertumpahan darah Israel-Palestina di daerah tersebut. Serangan juga dapat mendorong seruan dari anggota pemerintah sayap kanan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu untuk serangan militer tambahan.

Menteri Keuangan Bezalel Smotrich, pemimpin pemukim yang berapi-api, tinggal di area penembakan. Smotrich juga mengawasi perencanaan permukiman di Tepi Barat.

Kelompok Hamas mengaku bertanggung jawab atas penembakan itu, mengatakan itu adalah “tanggapan alami” terhadap serangan Jenin. Dikatakan penyerang berusia 19 tahun, Ahmed-Yassin Ghaidan, telah menargetkan pemukiman Smotrich.

“Musuh akan tahu bahwa pembantaiannya di Jenin hanya akan meningkatkan desakan rakyat kami pada perlawanan dan kepatuhan pada pendekatannya hingga pembebasan,” kata kelompok itu.

Tentara mengatakan bahwa penembak menembaki pasukan Israel yang menghentikan kendaraannya untuk pemeriksaan. Pria itu pergi dan ditembak mati setelah pengejaran singkat. Kamis malam, tentara mengidentifikasi prajurit itu sebagai Sersan Staf Shilo Yosef Amir.

Tepi Barat telah mengalami lonjakan kekerasan selama lebih dari setahun yang telah menciptakan tantangan bagi pemerintah sayap kanan Netanyahu, yang didominasi oleh ultranasionalis yang menyerukan tindakan lebih keras terhadap militan Palestina hanya untuk melihat pertempuran semakin memburuk.

Lebih dari 140 warga Palestina gugur tahun ini di Tepi Barat, dan serangan Palestina yang menargetkan warga Israel telah menewaskan sedikitnya 25 orang. Israel merebut Tepi Barat, Yerusalem timur, dan Jalur Gaza dalam perang Timur Tengah 1967. Orang-orang Palestina mencari wilayah-wilayah itu untuk negara merdeka yang mereka harapkan.

BACA JUGA  Parlemen Yaman Balas Biden, Masukkan Israel, Inggris dan Amerika dalam Daftar Teroris Teratas

Serangan terhadap kamp pengungsi Jenin di wilayah pendudukan Tepi Barat adalah yang terbesar dalam dua dekade. Tentara Israel untuk pertama kalinya sejak 2006 meluncurkan serangan udara skala besar.

Tentara Israel menggunakan pesawat tak berawak bermuatan rudal untuk menyerang bagian-bagian kamp, sebelum tentara menyerbu dengan berjalan kaki dan tetap di sana selama kurang lebih 48 jam. Sedikitnya 1.000 tentara dan puluhan kendaraan lapis baja berpartisipasi dalam penyerangan tersebut.

Kementerian Kesehatan Palestina menyatakan, bahwa 12 warga Palestina, termasuk tiga anak, meninggal dalam serangan itu. Sementara sedikitnya 120 lainnya terluka, termasuk 20 orang yang masih dalam kondisi kritis. Menurut Bulan Sabit Merah, setidaknya 3.000 orang terpaksa meninggalkan rumah mereka di Jenin karena takut dibunuh.

Salah satu yang terpaksa meninggalkan area itu adalah Tahayneh dan keluarganya. Mereka masih tinggal di lingkungan Hawasheen di kamp pengungsi Jenin pada hari pertama penyerangan.

“Tentara berdiri di pintu masuk lingkungan dan mulai berteriak melalui pengeras suara: ‘Semua orang di lingkungan ini, kalian punya waktu 10 menit untuk meninggalkan rumah kalian. Kami akan menembaki semua rumah,’” ujar Tahayneh mengenang momen tersebut.

Seperti kebanyakan rumah di dalam kamp, rumah Tahayneh tidak hanya rusak. Tempat tinggalnya juga digunakan sebagai pangkalan militer untuk menargetkan pejuang Palestina.

Lubang yang cukup besar dibor ke dinding luar sejumlah besar rumah yang digunakan tentara untuk menempatkan penembak jitu. Sementara lusinan selongsong peluru kosong berserakan di lantai mereka.

Makanan di dalam rumah para warga pun dimakan dan dilempar ke mana-mana, termasuk lantai. Sementara peralatan medis militer tentara Israel seperti kain kasa dan kabel ditemukan tertinggal.

“Ketika kami kembali, kami menemukan bahwa mereka telah meledakkan pintu depan kami dan mereka mengambil alih rumah dan menggunakannya sebagai markas. Ada lubang raksasa di dinding kamar tidur saya yang mereka gunakan untuk penembak jitu mereka,” kata Tahayneh menyatakan, kotak kue kurma yang dibuat istrinya untuk hari raya Idul Adha yang berakhir pekan lalu dibuka dan dimakan habis.

Kamp pengungsi Jenin adalah rumah bagi setidaknya 23.600 warga Palestina yang diusir dari rumah asal pada 1948 selama Nakba. Jenin telah melihat serangan serupa di masa lalu, terutama pada 2002 selama Intifada kedua.

Ahmad Fairozi
Ahmad Fairozihttps://www.penasantri.id/
Mahasiswa UNUSIA Jakarta, Alumni PP. Annuqayah daerah Lubangsa

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru