28.2 C
Jakarta

Habib Ja’far dan Potret Dakwah Milenial yang Ramah

Artikel Trending

KhazanahTelaahHabib Ja’far dan Potret Dakwah Milenial yang Ramah
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com– Beberapa waktu belakangan ini, isi beranda di akun instagram dan tiktok saya berisi video potongan Habib Ja’far. Berbicara Habib Ja’far, saya pernah memiliki kesempatan bertemu secara langsung. Seperti yang terlihat di media sosial, dan beberapa testimoni tentang sosoknya, ia adalah orang yang humble dan mudah berbaur dengan anak muda. Obrolannya santai dan pastinya selalu ditemani para anak muda yang kekinian. Habib Ja’far adalah idola kita semua. Potret yang tampil sebagai sosok habib yang biasanya cenderung kaku, menggunakan baju top, sama sekali tidak ditampilkan olehnya.

Berbicara tentang tiktok. Seperti yang kita ketahui bahwa aplikasi ini cenderung dikenal dengan negatif. Negatif yang dimaksud adalah hanya berisi konten-konten joget, atau yang mengandung kemudharatan. Habib Ja’far melalui akun tiktoknya, tampil dengan gaya dakwah tanpa menggurui dan tidak terkesan memberi tahu. Justru sebaliknya, dalam setiap konten singkat di tiktoknya, selalu tersirat makna yang mendalam dari setiap konten yang diproduksi. Menyukai Habib Ja’far, karena alasan bagaimana cara dia berdakwah, menyampaikan Islam yang sangat ramah terhadap semua kalangan.

Barangkali mungkin kalau pembaca semua mengikuti acara-acara televisi, di mana ada Habib Ja’far, ia justru menggunakan pakaian seperti orang pada umumnya, memakai jaket, celana jeans dan sepatu. Tidak ada bedanya dengan artis atau anak muda pada umumnya. Yang menarik dari metode dakwahnya, ia selalu tampil dengan dialog lintas iman bersama tokoh lintas agama. Dialog lintas agama, barangkali kalau dalam pandangan kita adalah obrolan serius dan sangat kaku. Namun tidak dengan percakapan yang dilakukan oleh Habib Ja’far, ia justru menggunakan jokes, dan humor yang sangat substantif untuk kita pahami.

Bahkan dalam podcast yang dilakukan, ia juga sangat sering bersama tokoh agama Budha, Kristen yang mencerminkan sebuah dialog agama tanpa keresahan, tanpa merasa paling benar dalam menjalankan agama ataupun stigma buruk lainnya. Potret Habib Ja’far adalah potret pendakwah millenial yang bisa masuk di semua kalangan. Pergaulannya begitu luas, mulai dari kalangan biasa, para komedian, artis, hingga obrolannya dengan Deddy Corbuzier.

Salah satu hal yang menjadi sangat menarik dari sosok Habib Ja’far adalah bagaimana sikap kritis yang ditampilkan dalam menjawab keresahan-keresahan anak muda. Berbagai topik yang ditanyakan oleh netizen, mulai dari topik anime, bola, hingga seluruh masalah yang terkadang di luar nalar manusia, dirangkul semua olehnya. Tidak salah ketika ia dijuluki sebagai pendakwah milenial yang menyebarkan Islam rahmah, sebab memang benar, dalam setiap ceramah yang disampaikan, sama sekali tidak pernah menyinggung tentang kekafiran, merasa paling benar ataupun sejenisnya.

BACA JUGA  Militansi Muslimah Eks HTI dalam Penyebaran Ideologi

Tulisan ini tentu adalah pengalaman penulis selama menonton, berjumpa dan membaca karya Habib Ja’far. Namun, yang paling penting dari sosok Habib Ja’far adalah bagaimana cara dia masuk ke dalam semua kelompok. Mulai dari kontennya bersama Tretan Muslim, di mana biasanya melalui konten tersebut, justru bukan seperti dakwah yang biasa dilakukan oleh para pendakwah lainnya, melainkan konten humor yang sangat edukatif. Bahkan banyak sekali pertanyaan yang dilontarkan oleh netizen dalam videonya, yang terkadang tidak akan pernah ditanyakan kepada pendakwah lainnya.

Berbicara tentang kegandrungan kepada Habib Ja’far, ini tidak hanya berbicara tentang model dakwah yang ramah dan merangkul semua kalangan. Akan tetapi juga, dakwah yang benar-benar memanfaatkan media sosial sebagai ruang perjumpaan beragama para netizen. Apalagi Habib Ja’far juga memiliki channel youtube @Jedanulis di mana akun tersebut, benar-benar dimanfaatkan untuk dakwah dengan tidak mengambil adsense.

Potret Habib Ja’far merupakan pendakwah sangat langka yang biasa menghiasi media televisi dengan model dakwahnya yang humor dan santai. Ia bisa masuk dalam acara yang bukan dakwah, namun tetap berdakwah dengan cara berbeda. Potret Islam yang ditampilkan, mampu merubah stigma negatif tentang Islam. Argumen tersebut pernah disampaikan oleh kalangan artis yang sering bersama Habib Ja’far.

Menurut hemat penulis, kita sangat membutuhkan kehadiran sosok Habib Ja’far yang lain, memiliki kedalaman ilmu, selera humor, merangkul semua kalangan dan ceramah yang menyejukkan. Agar Islam yang tampil bukanlah Islam yang marah, sering mengkafirkan dan merasa benar sendiri. Islam akan menjadi representasi sangat baik sesuai dengan siapa yang menyampaikan dan menampilkannya kepada orang lain. Habib Ja’far adalah salah satu potret tersebut. Wallahu a’lam.

Muallifah
Muallifah
Aktivis perempuan. Bisa disapa melalui Instagram @muallifah_ifa

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru