28.4 C
Jakarta

Gerakan Motherschool: Upaya Perempuan Menangkal Radikalisme dalam Keluarga

Artikel Trending

KhazanahTelaahGerakan Motherschool: Upaya Perempuan Menangkal Radikalisme dalam Keluarga
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.comPencegahan terhadap penyebaran radikalisme harus dilakukan oleh semua pihak, baik laki-laki atau pun perempuan. Akan tetapi, dalam konteks keluarga, ibu memiliki peran penting dalam upaya pencegahan radikalisme karena menjadi pionir dari pendidikan utama seorang anak. Istilah “al-ummu madrasatul ula (ibu adalah pendidikan pertama bagi anak)”, bukan sekadar sebuah sebutan yang tidak bermakna. Kedekatan seorang ibu sejak dalam kandungan menempatkan ibu pada posisi sentral dalam sebuah keluarga.

Dalam persoalan radikalisme-terorisme, ada beberapa tokoh perempuan yang terlibat, di antaranya Dian Yulia Novi dan Ike Puspitasari. Tidak hanya itu, beberapa nama lain seperti Putri Munawwaroh, Inggrid Wahyu Cahyaningsih, Munfiatun, Rasidah binti Subari alias Najwa alias Firda, dan Ruqayah binti Husen Luceno menjadi bagian dari daftar panjang keterlibatan perempuan dalam terorisme. Sebagian besar dari mereka karena keterlibatan laki-laki yakni suami.

Seandainya perempuan yang sudah bersuami (terlibat dalam kelompok teroris) memiliki wawasan yang tangguh, mereka tidak akan terpengaruh oleh ajakan sang suami untuk masuk dan bergabung dalam jaringan terorisme. Oleh karena itu, pentingnya untuk menanamkan dan memperkuat ketangguhan perempuan dalam sebuah keluarga menjadi salah satu upaya untuk menangkal radikalisme itu sendiri.

Wawasan perempuan dalam memahami radikalisme akan berdampak terhadap pola asuh yang dipraktikkan dalam keluarga. Artinya, dengan memahami radikalisme, para perempuan yang menjadi ibu akan menjadi pionir pencegahan radikalisme dalam keluarga. Di Kabupaten Jember, khususnya di daerah Sumbersari, ada lembaga binaan KUA yang fokus pada pemberdayaan perempuan, terutama para ibu rumah  tangga, yang disebut Motherschool of Sumbersari (MoSS).

Motherschool adalah sebuah lembaga yang bertujuan untuk mendidik orang tua, terutama kaum ibu, agar lebih meningkatkan kemampuan mereka dalam mendidik anak dan mengenali berbagai tantangan mutakhir terkait masalah remaja. Gerakan ini tidak berjalan tanpa tujuan. Para ibu yang mengikuti Motherschool setidaknya akan memahami upaya menangkal radikalisme dalam keluarga. Artinya, mereka akan melihat banyak sekali fenomena anak muda yang terlibat dalam kelompok radikal, sehingga ketika mengetahui fenomena tersebut, mereka akan lebih aware terhadap keluarganya.

BACA JUGA  Pemuda: Sasaran Indoktrinasi Khilafah oleh Aktivis HTI

Kurikulum MoSS terdiri atas dua jenis, yaitu kurikulum wajib dan kurikulum tambahan atau ekstrakurikuler. Salah satu materi kurikulum wajibnya adalah menangkal radikalisme dari rumah. Melalui beragam kegiatan dalam MoSS diharapkan mampu membekali kaum ibu dengan wawasan keagamaan, pengetahuan, maupun keterampilan. Selain menangkal radikalisme di rumah, tujuan dari kegiatan ini juga untuk meminimalisir bibit radikalisme di lingkungan keluarga.

Pihak MoSS telah bekerja sama dengan semua pihak yang kompeten, seperti penyuluh agama, ustaz, guru mengaji, penegak hukum, aktivis perempuan, dan beberapa civitas akademik, untuk memberikan wawasan terutama radikalisme dikaitkan dengan kegiatan islami, maupun keterampilan penunjang perekonomian keluarga.

Mengapa Sasarannya adalah Perempuan?

Seperti yang sudah disampaikan di atas, perempuan yang menjadi ibu, memiliki peran besar dalam sebuah keluarga, terutama interaksi yang dijalankan dengan anak-anaknya. Meskipun pola pengasuhan harus menjadi tanggung jawab ibu dan bapak, namun kedekatan ibu dengan anak-anaknya adalah sesuatu yang tercipta alamiah dan memiliki kekuatan tersendiri.

Pengetahuan seorang ibu berkenaan dengan fenomena terkini terkait topik radikalisme-terorisme, sebagai upaya preventif mencegah radikalisme dalam keluarga merupakan sesuatu yang penting. Berselancar di media sosial membuat anak-anak berpotensi besar terjerat dalam paham tersebut. Oleh karena itu, melalui Motherschool, para perempuan mampu melihat tren terkait radikalisme di media sosial sehingga bisa diterapkan dalam pola pengasuhan kepada anak. Wallahu a’lam.

Muallifah
Muallifah
Aktivis perempuan. Bisa disapa melalui Instagram @muallifah_ifa

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru