31.5 C
Jakarta

Fenomena Domestifikasi Perempuan oleh Aktivis Khilafah

Artikel Trending

KhazanahTelaahFenomena Domestifikasi Perempuan oleh Aktivis Khilafah
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com – Secara sederhana, domestikasi perempuan sendiri merupakan pengiburumahtanggaan, suatu paham yang menempatkan perempuan sebagai makhluk yang hanya berperan dalam urusan kerumahtanggaan saja. Pengiburumahtanggaan ini sebenarnya agak kompleks, karena di sisi lain, posisi perempuan sebagai ibu yang mengandung, melahirkan dan menyusui (kodrat) dibenturkan oleh konstruksi sosial yang menempatkan mereka sebagai penanggung jawab pekerjaan domestik.

Artinya, tugas-tugas domestik dengan narasi yang sangat misoginis dalam memandang perempuan sebagai makhluk kedua, menjadi bagian dari narasi yang dikampanyekan oleh aktivis khilafah melalui jubah Islam yang ditampilkan.

Atas nama agama, kelompok tersebut selalu memiliki legitimasi untuk mengontrol dan menyerang perempuan. Mereka juga didukung oleh nilai-nilai budaya yang berwatak patriarkis dan bias gender. Tidak mengherankan jika suatu masyarakat atau negara mengalami radikalisasi, domestifikasi perempuan biasanya menjadi program politik pertama.

Perang narasi antara aktivis khilafah dan aktivis perempuan, sering terjadi karena para aktivis khilafah selalu memproduksi narasi peminggiran perempuan dan menegasikan eksistensi perempuan sebagai manusia.

Titik Perjuangan Aktivis Khilafah

Seperti yang kita ketahui bahwa, penerapan sistem negara Islam adalah salah satu tujuan utama perjuangan aktivis khilafah. Dalam praktiknya, penerapan tersebut sangat sulit karena terbentur oleh Pancasila yang sudah menjadi way of life bangsa Indonesia. Perjuangan tersebut sebenarnya sejak jaman baheula sudah diwakili oleh adanya DI/TII yang sudah berusaha memperjuangan menegakkan syariat di negara Indonesia.

Oleh karena itu, kita tidak perlu merasa heran, jika hari ini para aktivis khilafah tetap eksis dengan perjuangan tersebut. Justru, kita perlu belajar militansi yang mereka punya, karena sejauh ini, nilai tersebut yang mereka miliki untuk memperjuangan visi besar mereka.

Pada abad 21 ini, para aktivis khilafah semakin menunjukkan pengaruhnya dengan militansi anggota yang semakin kuat dan sasaran kaderisasinya adalah orang yang masih awam secara ilmu agama. Melalui pemanfaatan media sosial secara masif, propaganda terhadap pemerintah yang terus menerus, serta imej anak-anak muda influencer agama yang sangat besar, menjadikan kelompok aktivis khilafah terus eksis dan memiliki banyak pengikut hingga hari ini.

BACA JUGA  Mengapa Aktivis Khilafah Menolak Dialog Antar Agama?

Biasanya, mereka yang bergabung adalah orang-orang yang tidak bisa membedakan antara budaya Timur Tengah dengan ajaran Islam, sehingga mereka akan menganggap aktivitas yang saat ini diperjuangkan adalah sebuah ajaran Islam. Berdasarkan fenomena tersebut, banyak perempuan yang tertarik bergabung dalam gerakan ini meskipun para praktiknya mendomestifikasi perempuan dan menjadikan perempuan sebagai makhluk kedua.

Perempuan yang tergabung dalam kelompok ini, tidak sadar bahwa kehidupan dan gerakannya dibatasi. Bahkan untuk tampil di ruang publik pun peraturannya sangat ketat, sehingga banyak dari mereka menghabiskan waktunya di rumah atau kajian-kajian tertutup khusus perempuan.

Akibatnya doktrin terhadap mereka semakin kuat, berdampak pada anggapan bahwa tampilnya perempuan di ruang publik adalah suatu kemunduran sebagai bentuk kegagalan mempertahankan budaya ketimuran, dan tergantikan budaya Barat.

Mereka mengatakan para perempuan yang aktif di ruang publik, berkarir atau belum menikah karena masih fokus terhadap pengembangan diri, sebagai demoralisasi perempuan yang secara umum diartikan sebagai kemerosotan spiritualitas tatanan masyarakat. Fenomena domestifikasi perempuan ini adalah persoalan yang tidak akan selesai.

Narasi yang mereka sampaikan selalu menjadikan perempuan sebagai makhluk kedua dan tidak melihat kemanusiaan perempuan, yang seharusnya berdaya sebagai manusia pada umumnya. Baik perempuan atau laki-laki yang menjadi aktivis khilafah, mereka memiliki pemahaman serupa dalam melihat perempuan lainnya di luar aktivis khilafah, yakni mendomestifikasi dan melemahkan peran mereka. Wallahu A’lam.

Muallifah
Muallifah
Aktivis perempuan. Bisa disapa melalui Instagram @muallifah_ifa

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru