34.7 C
Jakarta
Array

Dibalik Hiruk Pikuk Capres, Ada Kelompok Radikal-Teroris

Artikel Trending

Dibalik Hiruk Pikuk Capres, Ada Kelompok Radikal-Teroris
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Sebenarnya lawan kita bukan Prabowo atau Sandi. Mereka hanya batu loncatan dari lawan kita yang sesungguhnya. Jadi siapa lawan kita….?

Mereka adalah barisan pendukung Khilafah, yang saat ini kian kuat. Mereka didukung PKS, semua ormas dan gerakan Islam radikal, HTI, Kaum Wahabi, dan semua yang ingin Indonesia menjadi “Indonistan”.

Kenapa mereka sekarang ada di kubu Prabowo? Sebab Prabowo adalah alat untuk menggulingkan Jokowi  .

Para “curut Khilafah” itu akan sulit menurunkan Jokowi, sebab Jokowi-Ma’ruf didukung NU, ormas Islam besar. Maka para curut Khilafah itu kini mendukung Prabowo mati-matian. Jika Prabowo jadi presiden, maka lebih mudah untuk menurunkannya. Sebab Prabowo tidak paham agama, berasal dari keluarga Kristen. Begitu pula Sandiaga, yang gaya hidupnya sangat sekuler dan kebaratan. Barisan pendukung Khilafat akan dengan mudah memprovokasi massa untuk melengserkan Prabowo. Apa yang terjadi kalau pendukung Khilafah itu berkuasa? Yes, Indonesia dikuasai kaum radikal. Indonesia menjadi Suriah. Ini sangat mengerikan, bukan …?

Lawan kita bukan lawan enteng. Mereka sudah melakukan brainwash sejak lama, sejak era reformasi, di mana semua aliran bebas berkembang di Indonesia. Kini mereka sedang memanennya. Itulah kenapa sekolah-sekolah banyak yang mewajibkan siswanya berbusana muslim .

Materi pelajaran biologi jadi berbau agama. Tayangan di TV disensor blur berlebihan. Karena curut-curut Khilafah sudah mulai banyak yang menduduki posisi penting.

Mereka kian gencar dan terang-terangan mengkampanyekan poligami, nikah muda, mengajak agar perempuan tidak usah bekerja.

Maka jangan heran banyak selebriti yang ”  hijrah  ” .

Mendadak bercelana cingkrang, menumbuhkan jenggot .

Yang perempuan berhijab panjang. Menjadi ustad dadakan. Mereka adalah agen-agen Khilafah yang bertugas merangkul generasi milenial .

Awalnya melalui fashion, ajakan untuk beragama dengan baik, secara syari’..

Mengajak remaja berjiwa labil untuk curhat  , bergabung dengan komunitasnya .

Lama kelamaan ditanamkan ajaran-ajaran yang mengarah ke terbentuknya Khilafah.

Lawan kita ini sangat militan. Sebab bagi mereka, Pilpres 2019 adalah Perang Jihad. Harus dimenangkan dengan segala cara, agar tujuan mereka menguasai Indonesia berhasil. Memfitnah? Menyebar hoax? Menipu? Tidak ragu untuk dilakukan. Jangankan itu, membunuh atau mati pun mereka rela. Ingat kan kasus-kasus bom bunuh diri?

“Jangan bawa-bawa agama, jangan bawa-bawa keluarga,” kata sebagian pendukung Jokowi yang gerah melihat sesamanya di media sosial. Hei, ini memang perang agama. Bukan antara Islam dengan Kristen atau agama lain. Melainkan antara agama yang humanis melawan agama radikal nan sadis.

Jangan bawa-bawa anak atau keluarga? Hei, kalau negara ini hancur, dikuasai para curut Khilafah, anaknya Prabowo yang LGBT itu aman-aman saja di Inggris. Dan keluarga besar Prabowo dan Sandi  mabur ke Eropa, hidup tenteram di sana. Kita? Hidup apes di bawah kangkangan curut Khilafah sejenis Habib Rizieq. Mau? Saya sih ogah. Itulah kenapa saya mulai militan. Dan sebagian teman yang sadar akan kondisi ini, juga militan. Sebab lawan kita sangat militant sejak lama.

Ya, ini bukan sekadar copras-capres lagi. Ini masalah masa depan Indonesia, juga anak dan cucu kita. Masih mau tidak peduli dengan copras-capres….???

Bayu Nugroho

 

Harakatuna
Harakatuna
Harakatuna.com merupakan media dakwah berbasis keislaman dan kebangsaan yang fokus pada penguatan pilar-pilar kebangsaan dan keislaman dengan ciri khas keindonesiaan. Transfer Donasi ke Rekening : BRI 033901002158309 a.n PT Harakatuna Bhakti Ummat

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru