32.7 C
Jakarta

Darurat Virus Khilafah dan Potensi Kiamat NKRI?

Artikel Trending

Milenial IslamDarurat Virus Khilafah dan Potensi Kiamat NKRI?
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Virus khilafah dapat mematikan cara pandang keagamaan yang moderat. Karena itu, penyakit yang mempengaruhi dasar-dasar pemahaman agama, ideologi, dan gerakan. Wabah khilafah sungguh tak mampu ditangani secara medis maupun psikologis. Berbeda dengan virus corona yang bisa diatasi dengan medis.

Belakangan ini, fenomena virus corona mengguncang masyarakat dunia. Hari demi hari, isu tersebut tidak kunjung hilang dari permukaan publik. Bahkan bisa dinilai itu persoalan kecil karena adanya masalah dengan kesehatan kita. Sedangkan virus khilafah mampu merusak nalar kesehatan tubuh kebhinekaan.

Presiden di pelbagai negara di dunia ramai-ramai melakukan jumpa pers tentang bahaya virus corona yang kian mewabah ke lingkungan masyarakat. Tidak kalah penting lagi, yaitu virus khilafah yang semata-mata dinilai persoalan biasa. Padahal, dampaknya terhadap persatuan dan persaudaraan Indonesia.

Kini pemerintah terkesan fokus hanya untuk penanggulangan virus corona mulai dari Presiden, Gubernur, Bupati, dan Wali Kota. Lalu, apakah virus khilafah kehilangan momentum ini? Tentu tidak, justru menjadi kesempatan besar untuk memecahkan konsentrasi penanganan virus khilafah itu sendiri.

Banyak fakta yang kita temukan selama ini bahwa virus corona hanya mengancam kesehatan yang mampu berdampak buruk terhadap masa depan ekonomi Indonesia. Di sisi lain, virus khilafah sungguh menjadi ancaman dan musuh nyata Pancasila, Bhineka Tunggal Ika, NKRI, dan UUD 1945.

Mungkinkah virus corona merupakan tanda-tanda krisis moneter atau mungkinkah virus khilafah merupakan tanda-tanda potensi kiamat NKRI akan terjadi dan dimulai pada tahun ini? Penulis menilai bahwa jihad kelompok masyarakat yang mendorong tegaknya khilafah merupakan sumber virus utama yang bisa timbul perpecahan, dan peperangan persaudaraan yang potensial menciptakan kiamat kecil-kecilan.

Hal ini ditandai munculnya banyak kelompok Islam yang memandang agama secara ekstrem dan radikal, serta menjadikan kekerasan sebagai dalil untuk mencapai jalan kebenaran. Padahal, dalam agama apapun, termasuk Islam tidak pernah menyerukan adanya jihad dengan aksi kekerasan.

Problemnya, sebagian kelompok masyarakat dan oknum muslim memanfaatkan momentum itu dengan menggunakan Islam sebagai agama atau identitas kebenaran. Bahkan bisa dibilang ada yang mempolitisasi dalil khilafah hanya untuk kepentingan politik semata, tetapi bukan untuk membangun Indonesia kedepan.

Virus Khilafah Vs Verus Corona

Siapa yang beruntung di balik kedua isu virus ini? Menurut catatan penulis tidak ada yang beruntung, karena fenomena virus khilafah dan corona sama-sama merugikan kita semua. Apalagi wabah khilafah yang jelas-jelas dimunculkan oleh kelompok tertentu yang bisa terjadi pada saat momentum politik dan moment lain.

Catatan penting, pemerintah seharusnya tidak hanya fokus terhadap penanganan corona yang menyebabkan gangguan terhadap kesehatan masyarakat Indonesia. Namun, di balik isu ini pemerintah harus melihat lebih tajam lagi bahwa kelompok tertentu yang kerap mengkampanyekan khilafah itu perlu menjadi perhatian khusus.

Karena itu, virus khilafah mampu mengganggu ketenangan dan kedamaian masyarakat Indonesia. Jika setiap pemerintah melakukan pencegahan atas virus tersebut jangan sampai dinilai ada kedzaliman, sebab pemerintah dalam hal ini presiden memiliki tanggung jawab kebangsaan untuk segera menuntas persoalan itu.

Dari masalah corona setidaknya mampu ditangani secara medis oleh ahli kesehatan dan kedokteran. Sedangkan khilafah adalah virus ideologis yang sangat tidak mungkin ditangani dengan medis. Sehingga perlu peran ahli agama (ulama, dan tokoh agama lain) maupun psikolog. Agar penyakit yang membuat masyarakat terdoktrin atas kekerasan jihad atas nama agama ini mampu terselesaikan.

BACA JUGA  Politik Dinasti dan Politik Identitas, Bahaya Mana?

Darurat wabah virus corona mudah sekali membuat masyarakat ketakutan. Akan tetapi, ketika virus khilafah masyarakat tidak ketakutan. Tidak terkecuali pemerintah, dan ormas-ormas Islam moderat. Propaganda corona dan khilafah sebenarnya perlu ditangani oleh pemerintah. Jadi jangan sampai pecah konsentrasi.

Pecah konsentrasi ini dalam konteks agar pemerintah tidak lalai dan hanya terfokus pada masalah corona. Sebab hal ini, merupakan masalah penting terselesainya gangguan atas kesehatan biologis dan kesehatan ideologis (pikiran). Sehingga perlu dibentuk pos-pos terpadu di setiap sektor masyarakat.

Tanggung Jawab Negara

Kenyataannya pemerintah memiliki rumah sakit rujukan untuk menangani corona. Pun bagaimana dengan virus khilafah yang jelas-jelas menjadi ancaman terhadap Pancasila sebagai ideologi negara? Apakah pemerintah memiliki lembaga khusus untuk pemulihan pemahaman mantan ekstremis, radikalis, dan teroris?

Persoalan khilafah sebagai virus ideologis tentu wabahnya tampak menampilkan suatu gerakan revolusi ideologi kenegaraan melalui agenda-agenda politik dengan mengorbankan agama sebagai dalil untuk melegitimasi kemaslahatan umat. Dalam maqasidus syariah, kewajiban negara adalah mewujudkan kemaslahatan umat. Entah itu, agama, dan lain sebagainya.

Salah satu catatan penting bagi pemerintah adalah bagaimana fokus penanganan virus khilafah juga tidak ditinggalkan. Sebab gangguan atas kesehatan ideologis ini dapat memicu sebuah ancaman dan bahaya besar terhadap sistem keamanan dan pertahanan negara kesatuan republik Indonesia.

Peran pemerintah dengan fokus pencegahan tersebut dapat nilai sebagai bentuk nasionalisme pemimpin atau spirit kecintaan terhadap bangsa dan negara Indonesia. Sebagaimana semua agama berkewajiban untuk menumpas kekerasa-kekerasan atas nama agama yang disebabkan oleh gangguan kesehatan ideologi tersebut.

Penulis mengistilahkan kiamat NKRI, dimulai dari akar persoalan kecil. Yaitu, munculnya ujaran kebencian, doktrin ekstremisme, dan radikalisme agama yang dewasa ini cukup menjadi kekhawatiran kita, karena dapat memicu perang saudara, perpecahan, dan menimbulkan korban yang jelas merugikan semua agama.

Utamanya, agama Islam sebagai agama yang mendorong masyarakat dan umat Islam untuk hidup toleran yang bisa menyehatkan akal pikiran. Sehingga solusi penyembuhan akal pikiran setidaknya berpikir rasional tentang akan pentingnya kedamaian negara Pancasila yang terhindar dari virus atau penyakit khilafah (ideologis).

Spirit kekitaan hari ini adalah bagaimana kita sebagai masyarakat muslim yang memegang teguh ajaran agama yang rahmatan lil ‘alamin sangat dibutuhkan perannya untuk membangun negeri yang damai ini sesuai dengan fatwa kiai Hasyim Asy’ari “hubbul wathan minail iman” (cinta tanah air adalah sebagian dari iman).

Jika kita semua merasa cinta akan tanah air, maka hentikan penyebaran virus corona dan virus khilafah. Dan meminta perlindungan kepada Tuhan yang Maha Esa, sebab fenomena ini adalah musibah besar yang bisa kapan saja mendatangkan kiamat kecil-kecilan bagi negara Indonesia.

Paling tidak, peran media Harakatuna sebagai media Islam moderat menjawab tantangan zaman yang kerap kali dihadapkan dengan fenomena kebangsaan dan keislaman. Tentu hal ini, dituntut mampu mengeksplor perubahan dan kemajuan untuk persaudaraan dan persatuan bangsa Indonesia. #SalamNKRIHargaMati

Hasin Abdullah
Hasin Abdullahhttp://www.gagasahukum.hasinabdullah.com
Peneliti UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru